Pupus

18 6 0
                                    

Ia merasakan sesuatu yang aneh, kecewa? Mungkin iya.

《《《♡》》》

Author's POV

"Na, makin hari suara lo makin bagus aja" puji Reza teman seband Adriana setelah latihan.

"Wkwk, makasi. Gue duluan ya" balas Adriana lalu pamit pulang.

"Hm, Adriana beda agak berbeda, ya ga gais?" kata Vino si gitaris.

Reza hanya menaikkan sebelah alisnya yang menandakan ia setuju.

Mereka semua pun pulang karena lelah berlatih.

Adriana mengendarai mobilnya cepat. Sekarang ia harus belajar sains di rumah gurunya untuk persiapan olimpiade mendatang.

"Sore bu" sapa Adriana saat bertemu gurunya di rumahnya.

"Sore, Na. Ayo masuk"

Adriana mengikuti Bu Risa ke ruang tamu, tempat mereka belajar mengajar.

"Siapin minum dan makanan kecil yah bi" perintah Bu Risa pada pembantunya yang sedang merapikan ruang tamu.

"Baik bu" balasnya lalu ke dapur.

Adriana mengeluarkan buku-bukunya dan memulai pembelajarannya.

30 menit kemudian...

"Hm Adriana, saya baru saja dapat pemberitahuan dari Kepala Sekolah tentang olimpiade Sains ini. Kamu belum pasti mewakili sekolah katanya" ucap Bu Risa sambil melihat ke layar hp nya.

"Kenapa yah bu?" tanya Adriana,  bingung.

"Begini, kepala sekolah mengusulkan Andy yang mewakili olimpiade sains ini" jelas Bu Risa.

"Hah Andy? Bu, bukannya saya udah pasti bisa? Saya sudah berusaha sekeras mungkin belajar. Lagian saya sudah membuktikan hasil-hasil yang pernah saya peroleh. Andy? Dia kan siswa baru bu" protes Adriana dengan mimik wajah taj trima.

"Saya sebenarnya setuju dengan pendapatmu. Tapi ini sudah perintah dari kepala sekolah. Maafkan saya karena tidak bisa membantu"

Adriana menunduk.

Ia merasakan sesuatu yang aneh, kecewa? Mungkin iya.

"Saya pamit pulang bu" kata Adriana setelah merapikan semua buku-bukunya.

"Hati-hati nak" balas Bu Risa lalu mengantar Adriana sampai depan rumah.

Adriana pulang dengan rasa kecewa yang amat sangat tidak bisa dijelaskan.

Ia mempercepat kendaraannya dengan kecepatan yang tak pernah digunakannya.

"Andy lagi Andy lagi, huh" batin Adriana sambil memukul setir. 

Adriana merasa sudah tidak mampu mengontrol emosinya. 

Sampai.

Ia membanting pintu mobil lalu berlari ke kamarnya.

Time Never Go BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang