🌹 Setulus Cinta Arsy 🌹
~ Aku mengira dia tau yang kurasa, namun ternyata dia hanya mengira aku hanya sekedar suka ~
🌸 Tsabat Syauqi 🌸
بسم الله الرحمن الرحيم
**
Hari ini aku menuntut janji dari Kak Idan, yang katanya mau membelikanku coklat dan es krim. Tentunya bersama Tiya juga. Eh, waktu dia tau kalau Kak Idan ngajak kita buat beli es krim dia malah ngomel ngomel gak jelas.
" Ah, kenapa harus sama beruang kutub itu sih Syif... Sebel deh" gerutunya karena tau bahwa yang mengajak kita adalah Kak Idan.
" Lah emang kenapa kalau sama kak Idan, mumpung gratisan kan... " bujukku yang senang karena mendapat traktiran dari kak idan, supaya Tiya juga mau ikut bersama kita.
" Ah ngeselin, masa harus ketemu sama beruang kutub itu lagi sih... Huh" dia melipatkan lengannya di depan dada, pertanda bahwa dia sedang kesal.
" Kalian nih cocok banget ya, kamu manggil Kak idan beruang kutub, Kak idan manggil kamu nenek lampir.. Wkwkwkwk " ejekku yang melihat kesamaan antara Tiya dan Kak Idan. Wah, jangan jangan mereka jodoh nih, pikirku.
" Apa?? Dia manggil aku nenek lampir, wah keterlaluan, cantik cantik gini di bilang nenek lampir.. Awas aja ya... " katanya dengan sorot mata seperti sedang merencanakan sesuatu.
" Aku bilangin ke Kak idan loh.. " ancamku.
" Silahkan, dimana dia, pingin ku jadikan pepes " katanya sambil meninju ninju telapak tangannya.
" Sadis amat, emang kak idan ikan apa dijadikan pepes.. " aku nergidik ngeri ketika Tiya mengatakan itu.
Hih, pantas saja Kak Idan sebut Tiya nenek lampir, galak banget sumpah.*pepes itu nama makanan ya..
Begitulah Tiya. Entah mengapa setiap Tiya mendengar nama Kak Idan, dia selalu naik darah. Ngomel ngomel gak jelas. Marah marah seenaknya.
Bahkan nih ya, aku yang jadi korban. Hiks.. Hiks.. Hiks.. Awas aja kalau mereka sampai jodoh, aku ejekin habis habisan.. Huh..**
Setelah berusaha membujuk Tiya, akhirnya dia pun setuju untuk menemaniku pergi bersama Kak Idan.
Dan disinilah aku sekarang. Dia natar 2 orang yang sudah seperti musuh bebuyutan. Aku yang ada di tengah tengah sampai bingung harus gimana. Tiya yang berada di sebelah kiriku melipat lengannya di dada sambil menoleh ke kiri. Dan Kak Idan yang ada di sebelah kananku pun melakukan hal yang sama.
Aku seperti berada di tengah tengah perang dunia. Sepanjang perjalanan hanya berada dalam kesunyian. Mereka tidak berbicara sepatah katapun. Ah, sungguh membuatku bosan.
" Aduh.. Kalian ini kenapa sih pada diem terus..." kesalku karena mereka tak kunjung membuka suara.
" Tuh kan diam lagi, ah kesel lama lama. Kalau gitu aku pergi sendiri aja, daripada sama kalian ngebosenin.. " ancamku dan hendak melangkah berpisah dari mereka.
Belum selangkah aku melangkahkan kaki, mereka begitu kompaknya mencegahku pergi." Jangan.... " kata mereka bersamaan.
Mereka menatap satu sama lain, lalu membuang muka ke arah lain.
Tuh kan, ngeselin....
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsabat Syauqi
SpiritualTakdir yang membuat hidupnya berwarna. Rindu yang ia pendam pada seseorang yang jauh disana. Ternyata tak mampu membuat dia berhenti. ~Arsyfa Malika Jannah~ "Haruskah aku berhenti menunggumu, dan memendam rindu seorang diri?" ~Arkan Abidzar Fatih...