Part 17

231 22 7
                                    

🌹 Sebuah Permohonan 🌹

~ Aku berterimakasih pada luka, karena ia mengajarkanku untuk menerima~

🌸 Tsabat Syauqi 🌸

بسم الله الرحمن الرحيم....

**

Dia mengacaukan hariku dengan kedatangannya. Dia kembali mengingatkanku pada luka yang belum sempat kering.

" Arsy......... "

Aku mendongak untuk melihat siapa yang memanggilku.

Deg....

Untuk apa dia kemari, kenapa aku harus bertemu dengannya lagi... Batinku.

Ketika tahu siapa yang memanggilku, aku memutuskan untuk abngkit dan pergi dari sini.

" Arsy.. Tunggu sebentar, aku ingin bicara sebentar saja... " katanya yang membuatku harus tetap berada di sana.

Dia Fatih. Laki laki yang membawa sejuta pesona, namun akhirnya ia memberikanku luka.

Dia berdiri sekitar 1 meter dari ku. Aku masih tetap terduduk di kursi taman itu.

" Arsy..... " panggilnya lagi padaku.

" Boleh aku minta sesuatu... " aku membuka mulutku untuk meminta satu hal dari dia.

" Apa... " tanyanya.

" Tolong.. Jangan pernah lagi memanggilku arsy.. Jangan lagi... "
Suaraku mulai serak. Aku takut jika harus menangis di hadapannya lagi. Sudah cukup aku tidak ingin menangis. Aku ingin pergi sekarang. Aku ingin menjauh darinya.

Ku mohon..seseorang bawa aku pergi...

" Saya tidak bisa"jawabnya.

Dia begitu dingin sekarang. Bahkan dia memakai sebutan saya. Inikah kamu Fatih, lelaki yang kukenal dulu. Ah aku lupa, kamu bukan Fatih, kamu Arkan, calon suami Fisah.

" Kalau begitu maaf, saya harus pergi.. " akupun juga menggunakan bahasa yang formal.
Belum sempat aku berdiri, dia justru menahanku pergi.

" Saya minta waktu anda sebentar, hanya 5 menit, saya mohon.. "
Bahasanya sungguh formal, aku seperti orang asing dihadapannya.
Cukup, aku tidak kuat lagi menahan air mata ini.

" Hufh.. Baiklah silahkan.. " putusku akhirnya.

" Saya senang melihatmu bercadar, semoga dengan begitu kamu bisa menemukan lelaki yang terbaik untukmu.. "

" Cukup, jika anda hanya ingin mengatakan itu, maaf saya tidak punya waktu"

" Baiklah maaf, saya datang kesini ingin menjelaskan semuanya, mungkin kamu sudah tau, kalau 2 minggu lagi saya akan mengkhitbah seseorang. Saya mohon maaf jika selama ini telah menyakitimu. Saya mohon lupakan saya, saya tidak pantas bersamamu, saya terlalu sering membuatmu terluka. Jadi saya mohon, lupakan saja kenangan kita. Lupakan apa yang pernah aku katakan. Saya tidak ingin kamu semakin terluka dengan semuanya"
Dia menjelaskannya dengan nada dingin. Bahkan dia tidak pernah berbicara sedingin ini padaku. Bahkan dia sama sekali tidak melihat ke arahku. Dia justru melihat ke arah lain.

Tsabat SyauqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang