Part 19

278 21 2
                                    

🌹 Keputusan Terakhir 🌹

~ Kepergianku membuka jalan untukmu, bahagiamu membuka luka bagiku, namun apalah daya, melepaskanmu keputusan terakhirku~

🌸 Tsabat Syauqi 🌸


بسم الله الرحمن الحيم.....

**

Sudah 1 minggu aku berada di Jakarta. Dan pagi ini aku dan Tiya memutuskan untuk kembali ke Surabaya, karena minggu depan adalah acara lamarannya Fisah. Iya, aku memutuskan untuk hadir,agar Fisah tidak kecewa. Meskipun aku harus melihat Fatih melamar orang lain.

" Syif, barang barangmu sudah semua, gak ada yang ketinggalan kan " tanya Tiya padaku sambil mempersiapjan barang bawaannya.

" Hem.. " jawabku malas.

" Syif.... " panggil Tiya padaku.

" Hem.. " jawabku lagi.

" Syifa.. Ih... " geram Tiya karena aku malas menanggapinya.

" Hemm.... " kataku lagi.

" Ah lama lama kamu aku makan juga ih Syif, dari tadi ham hem ham hem" gerutu Tiya.

" Apaan sih Ti"

" Kamu yakin mau dateng ke acaranya Fisah, kamu sudah siap"

Aku yang mendengar Tiya menanyakan hal itu, seketika membuatku termenung.
Benar, apa aku siap?,  apa aku bisa?
Entahlah, saat ini yang ada di pikiranku aku hanya tidak ingin membuat sahabatku kecewa.

" Iya insya allah... " jawabku sambil meneruskan aktivitasku menyiapkan barang bawaan.

" Jangan nangis lo ya nanti di sana, Kak Aidan juga udah ke Mesir "

Bicara tentang Kak Idan, dia sudah berangkat 2 hari yang lalu. Huh, sedih sih sebenarnya,Kak Idan sudah jauh.
Bahkan, saat mengantar Kak Idan ke Bandara,aku sempat menangis. Bukannya di hibur oleh Kak Idan, tapi justru malah Kak Idan menertawakan ku sama seperti Tiya.
Huh, mereka itu benar benar kompak.

" Udah yok, berangkat entar di tinggal lagi sama pesawatnya... "

Aku dan Tiya pamit ke abi dan umi. 
Setelah pamit, aku menyempatkan diri untuk berpamitan ke rumah Nazwa.

" Kita balik ke Surabaya ya... "

" Syif,  apa kamu yakin bisa ngelihat dia.... " kata Nazwa padaku yang terlihat khawatir padaku.

" Gapapa Wa.. Santai aja ah, aku gak selemah itu kok... " kataku dengan tersenyum ke arah Nazwa, berharap dia tidak lagi mencemaskanku.

Mengapa semua khawatir denganku.
Aku bisa melewati semua ini. Termasuk harus merelakan dia.

" Ya sudah.. Kita duluan Wa.. Assalamualaikum... " kata ku dan Tiya bersamaan.

" Waalaikumsalam.... "

**

Setelah dari rumah Nazwa, aku dan Tiya langsung menuju bandara. Saat mau memasuki pesawat ada notifikasi dari handphone ku.

Kak Idan is calling.....

" Halo assalamualaikum kak.... "

" Waalaikumsalam.. Udah berangkat dek.. "

Tsabat SyauqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang