Part 1

16.1K 769 243
                                    


***

Kegaduhan terjadi di dalam sebuah kamar, suara teriakan-teriakan yang terdengar membuat gendang telinga Iky rasanya mau pecah. Besok-besok ia harus membeli telinga cadangan, itupun kalau ada yang jual.

"Kembar udah siap belom?" Tanya Iky dari luar kamar, mengetuk pintu kamar ketiga adik kembarnya itu.

Ceklek!!!

Pintu kamar terbuka, menampilkan wajah si bungsu yang tampak panik.

"Kak Iky, buku matematika Ucha hilang. Ucha ada tugas hari ini."

"Tadi malam letak dimana? Memangnya tadi malam kamu nggak belajar?" Tanya Iky berusaha sabar.

"Nggak." Charisa menggelengkan kepalanya. "Cariin dong kak Iky!" Rengeknya menarik-narik tangan Iky.

"Makanya malam itu disiapin semua. Jadinya pagi-pagi gini nggak sibuk." Gerutu Iky lalu masuk ke dalam kamar mereka.

Langkahnya terhenti mendapati Joa yang berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Jo, kenapa belum mandi?" Tanya Iky geram. "Kamu nggak lihat ini jam berapa?" Lanjutnya.

"Ini, si Nethi di dalam lama banget. Aku nungguin dia." Jawab Joa sambil menunjuk pintu kamar mandi.

"Mandi di kamar mandi lain dong, Jo. Di rumah ini banyak kamar mandi."

"Nggak mau, kak Iky. Peralatan mandi aku itu di dalam." Tolak Joa.

Iky memijat dahinya, terserahlah apa yang mau diperbuat oleh adik keduanya itu.

"Nethiiiii, buruan!!! Ngapain sih lo di dalam? Bertelor?" Teriak Joa sambil nenggedor-gedor pintu kamar mandi.

Dan Iky berusaha menulikan pendengarannya, ia pun membantu Charisa mencari buku adiknya itu. Meja belajar Charisa sudah berantakan, buku berserak dimana-mana. Bukan meja belajar saja, tapi kamar ini pun sudah seperti kapal pecah. Kadang Iky kasian melihat Bibi harus membersihkan kamar si kembar. Lagian yang buat Iky heran, di rumah ini banyak kamar tapi ketiganya nggak mau pisah kamar. Mereka mau barengan terus.

"Nggak ada, kak Iky. Gimana dong?" Tanya Charisa yang sudah putus asa, matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Sebelum suara tangisan itu keluar dan akan membuat kepala Iky semakin pusing ia pun menenangkan Charisa.

"Kita cari lagi, ok! Ucha ingat nggak dimana terakhir simpan bukunya?" Tanya Iky lembut.

Charisa menggeleng, "Nggak ingat! Kalau Ucha ingat, Ucha udah tau dimana bukunya."

Bener juga! Kenapa gue malah bego gini. Batin Iky.

"Ya udah kita cari lagi, ya!" Ucap Iky.

"Capek! Kak Iky aja yang nyari."

Iky melongo melihat si bungsu yang malah duduk di tepi kasur sambil memainkan handphone. Buku punya siapa, yang nyari siapa? Tapi, daripada buku tidak ditemukan dan Iky harus mendengarkan tangisan di pagi hari, lebih baik ia mencari.

"Cari apa kak?" Iky hampir terlonjak mendengar suara dari belakangnya. Iky menoleh sebentar kemudian kembali sibuk mengacak buku-buku di meja belajar Charisa.

"Buku matematikanya Ucha."

"Ada di meja Anneth tuh."

"Loh kok dimeja kamu?" Tanya Iky.

"Ucha tadi malam malas ngerjain tugas, jadi Anneth yang ngerjain. Daripada dia nanti dihukum." Jawab Anneth kemudian sibuk memakai kaus kakinya.

"Ucha, kebiasaan!" Dengus Iky kesal lalu beranjak menuju meja belajar Anneth, jika meja belajar Charisa berantakan maka meja belajar Anneth sangat rapi. Jangan tanya meja belajar Joa, dimejanya malah tertempel poster-poster nggak jelas. Mata Iky saja sampai sakit melihatnya.

FEBYAN'S FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang