Part 4

7.3K 498 209
                                    


***

"Eh! Bentar! Bentar!" Charisa mencegah Anneth dan Joa saat ketiganya melangkah di koridor.

"Apalagi Ucha? Gue udah laper!" Ujar Joa kesal.

"Hm, duit gue ketinggalan di kelas. Kalian duluan aja, gue nanti nyusul." Ucap Charisa.

"Pakai duit gue dulu. Udah, ayo!" Joa menarik tangan Charisa namun Charisa dengan cepat melepasnya.

"Gue takut hilang. Bye! Nanti gue nyusul." Ucap Charisa kemudian berlari menjauh dari Joa dan Anneth. Joa baru ingin mengejar namun dihalangi oleh Anneth.

"Biarin aja." Ucap Anneth walaupun ia masih heran dengan sikap Charisa hari ini. Joa dan Anneth pun kembali melangkah namun baru beberapa jarak mereka dihadang oleh empat lelaki yang membuat Joa berdecih melihatnya.

"Hai, Anneth!" Sapa salah satunya dengan mencolek dagu Anneth. Anneth langsung menepis tangan itu, menatap tak suka orang di hadapannya.

"Galak banget sih! Tapi tetap aja masih kelihatan cantik." Lelaki itu ingin mengambil tangan Anneth namun sayang respon Joa lebih cepat. Joa menangkap tangan itu lalu memelintirnya hingga tubuh lelaki itu berputar ke belakang.

"Aduhh, Jo! Sakit!" Ringis lelaki itu.

"Berani-beraninya lo gangguin kembaran gue. Lo mau tangan lo, gue buat patah!" Ancam Joa.

"Arrghhh! Jo, lepas! Heh, lo bertiga kenapa diam? Bantuin gue!" Ucapnya pada ketiga temannya.

Joa melototkan matanya, "Kalian bantuin dia, habis kalian di tangan gue."

Ketiganya langsung menciut, mereka tau Joa seperti apa. Track record-nya yang pernah menghajar orang sampai masuk rumah sakit membuat semua anak laki-laki di sini takut padanya. Bukan itu saja, yang dihajar oleh Joa dulu adalah ketua geng troublemaker sekolah.

"Sorry, Drew! Bukannya nggak setia kawan tapi gue masih pengen hidup."

"Clinton, Genta, Gaza...." Teriaknya memanggil tiga temannya yang kabur meninggalkan dia.

"Jo, sakit! Lepasin!" Ia memberontak namun pelintiran Joa semakin kuat saja.

"Gue laporin lo ke kepala sekolah kalau lo nggak lepasin gue!" Ancamnya.

"Lo pikir gue takut! Lo mau ngadu sama presiden sekalipun gue nggak takut." Balas Joa sinis.

"Lo lupa gue siapa? Gue bisa buat lo ditendang dari sekolah ini."

"Oh ya? Lo Andrew Atmadja anaknya kepala sekolah yang taunya cuma pamerin kekuasaan." Jawab Joa.

"Sialan lo!"

BUG!!!

Joa langsung mendorong tubuh Andrew membuat pemuda itu tersungkur. Joa menepuk-nepuk tangannya seolah-olah membersihkan kuman-kuman yang menempel di sana.

"Sekali lagi lo berani gangguin Anneth, awas lo! Bukan cuma tangan lo yang gue patahin tapi juga kepala!" Tekan Joa lalu menarik tangan Anneth meninggalkan Andrew yang meringis kesakitan di sana.

"BUBAR LO SEMUA!" Bentaknya pada siswa-siswi yang menontonnya. Para siswa membubarkan diri sambil menyoraki Andrew.

"Sialan! Awas aja lo Jo!" Ujar Andrew penuh dendam.

Sementara Joa yang menarik Anneth misuh-misuh sepanjang jalan menuju kantin. Joa mudah sekali terpancing emosinya dan susah untuk meredakan. Jalan satu-satunya untuk membuat Joa tenang adalah makan dengan banyak.

BRAKKK!!!

"Bakso gue loncat!" Latah Gogo saat mejanya digebrak oleh Joa. Ia harus merelakan bakso yang berada di sendoknya tadi menggelinding jatuh ke lantai. Gogo menatap baksonya dengan wajah nelangsa.

FEBYAN'S FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang