Part 24

6.5K 490 331
                                    


***

"Joa mana?" Tanya Iky saat Anneth dan Charisa baru bergabung di meja makan.

"Di atas, tadi dalam kamar mandi." Jawab Charisa.

"Joa itu selalu deh, lain kali mama letak alarm dekat kepalanya biar bisa bangun awal." Omel Mama.

"Joa suka telat bangun juga turunan dari mama dulu. Mama dulu kalau dibangunin juga susah." Sahut Papa.

"Ihhh, Papa! Kenapa malah buka aib mama sih?"

"Tanpa dibuka juga kita semua udah tahu, Ma." Ucap Iky.

"Udah, udah, makan!" Perintah Mama dengan kesal.

"Nggak nungguin Joa dulu?" Tanya Papa.

"Keburu laper. Udah, makan! Joa belakangan aja." Mama mengambil nasi goreng lalu meletakkannya ke dalam piring.

"Loh, Papa nggak mama ambilin nih?" Papa menyodorkan piringnya ke hadapan Mama.

"Ambil sendiri!" Jawab Mama jutek.

"Udah tua aja masih suka ngambek." Keluh Papa dengan suara pelan.

"Ngomong apa Papa?" Tanya Mama galak.

"Eh, nggak Ma. Papa bilang makin tua makin cantik."

Mama mendengus, "Dikirain Mama nggak denger apa ya."

Mama melanjutkan kegiatan makannya dan membiarkan Papa mengambil makanannya sendiri. Ketiga anaknya yang sudah terbiasa melihat tingkah aneh orangtua mereka hanya acuh.

"Pagi semuaaaa!" Sapaan ceria itu membuat perhatian kelimanya teralih.

"Uhukkk!!! Uhukkk!!!" Mama terbatuk-batuk menyebabkan nasi dalam kunyahannya langsung menyembur keluar. Papa mengambil segelas air putih lalu memberikannya pada Mama.

"Joa? Kamu Joa?" Tanya Iky tak percaya, ia menghampiri Joa lalu memutar badan adiknya itu, mengecek semua penampilan Joa.

"Kak Iky, pusing!" Gerutu Joa.

Meledaklah tawa Iky diikuti oleh tawa semuanya di sana kecuali Anneth yang hanya geleng-geleng kepala.

"Ya ampun Jo, lo ngapain dandan begini?" Charisa juga menghampiri Joa, lalu memegang sesuatu di atas rambut gadis itu, "Ini jepitan gue kan, Jo?"

"Ishhh, apa sih!" Joa menepis tangan Charisa. "Lagian salah ya kalau gue tampil begini?" Tanya Joa kesal.

"Sumpah, lihat kamu begini malah kayak banci di lampu merah. Lebih baik kamu kayak preman pasar, Jo." Ledek Iky.

Joa menghentakkan kakinya, ia berjalan keluar meninggalkan ruang makan.

"Jo, nggak makan dulu?" Tanya Mama berteriak.

Joa berhenti lalu berbalik, "Joa berangkat sendiri. Dan nggak mau sarapan."

"Ya elah, gitu doang udah marah-marah." Ucap Iky.

"Lagian Joa kesambet apaan sih, dandan kayak perempuan. Iky sampai sakit perut lihat dia begitu, nggak bisa nahan tawa." Lanjut Iky.

"Hushhh, Ky! Adik sendiri diledekin." Tegur Mama.

"Tapi, lucu juga sih Joa begitu, Mama aja sampai kaget." Lanjut Mama.

"Tuh kan, mama juga sama aja."

Mereka semua kecuali Anneth terus saja membicarakan Joa tanpa tahu kalau Anneth sedang memikirkan sesuatu.

Apa yang lo pikirkan, Jo? Kenapa harus pakai cara ini untuk memperjuangkan cinta lo. Batin Anneth.

FEBYAN'S FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang