Part 7

6.4K 468 208
                                    

Warning!!! Part ini mengandung kata-kata kasar. Jadi mohon maklum jika tidak di sensor.

***

"Andrew! Sini lo brengsek!" Joa meninggikan suaranya, menarik kerah seragam Andrew membawanya keluar kelas menuju lapangan. Di sana, ia membanting badan Andrew. Wajah Joa sudah merah padam menahan amarah.

BUG!!!

Tanpa ampun, Joa melayangkan banyak pukulan di wajah Andrew hingga membuat bibir dan hidungnya mengeluarkan darah.

Kerumunan semakin ramai tetapi tak ada satupun orang yang berani melerai. Mereka terlalu takut untuk berurusan dengan Joa.

"Sialan! Berani-beraninya lo nyekap Ucha di gudang. Mati lo!" Joa kalap tak memperdulikan nafas Andrew yang sudah tersengal-sengal dan berucap minta ampun pada Joa.

"JO!!!" Joa ingin melayangkan lagi pukulannya namun tubuhnya langsung terdorong.

PLAK!!!

Satu tamparan melayang di pipi Joa, di depannya Anneth menatap penuh dengan rasa kecewa.

"Sadar! Anak orang bisa mati!" Anneth mengguncang bahu Joa.

"Dia pantas dapetin itu, Neth."

"Nggak dengan kekerasan, Jo!" Bentak Anneth.

"Terus dengan apa? Ngomong baik-baik?" Tanya Joa diakhiri senyum miring. Ia berjalan mendekat lagi pada Andrew yang tergelatak di lapangan. Anneth menahan Joa, namun gadis itu menepis tangan Anneth.

"Cuiihhh!" Joa meludahi wajah Andrew. "Percuma ngomong baik-baik sama dia." Tunjuk Joa dengan emosi.

Anneth menarik tangan Joa, menjauhkannya dari Andrew.

"Siapapun saya minta tolong untuk bawa Andrew ke UKS!" Pinta Anneth pada para siswa yang menonton mereka. Dan terakhir yang berani maju adalah teman-teman Andrew.

"Jo, kontrol emosi lo! Lo nggak mikir apa lo bakalan dapat masalah? Bisa-bisa lo dikeluarin dari sekolah." Ucap Anneth pelan.

"Gue nggak peduli, Neth. Kalau itu yang bisa buat si bangsat satu itu jera, gue nggak takut."

"Iya. Lo memang nggak peduli. Tapi gue, Ucha, kak Iky yang peduli." Ucap Anneth emosi.

"Mikir, Jo! Mikir!" Anneth mengetuk kening Joa dengan jarinya, "Lo bakal mengecewakan kak Iky. Lo pikir kak Iky nggak ada kerjaan lain selain ngurusin lo yang selalu buat masalah."

"Oh, jadi lo anggap gue pembuat masalah! Iya, Neth?" Tanya Joa miris.

"Gue tahu, Neth. Lo yang perfect, nggak pernah buat Mama-Papa, kak Iky, dan Ucha kecewa. Sementara gue, kalau ada apa-apa gue yang disalahin."

"Kalau lo udah tahu seperti itu kenapa lo tetap buat masalah? Seharusnya lo sadar!" Balas Anneth dengan sinis.

"Anneth! Joa! Stop!" Charisa yang sejak tadi menonton dari pinggir lapangan kini berdiri di tengah kedua-duanya.

"Lo berdua jadi tontonan orang!" Tekan Charisa.

Joa mendengus lalu pergi dari hadapan Anneth dan Charisa. Ia butuh ruang untuk menenangkan diri. Joa tahu apa yang dilakukannya ini salah, tapi membiarkan Andrew terus-menerus berbuat yang buruk pada saudara-saudaranya tanpa pembalasan adalah juga hal yang salah. Ia tahu Andrew seperti apa, pria pecundang itu akan mengerjai saudara-saudaranya untuk membuatnya puas atas balas dendam ini. Andrew tak berani menyentuh Joa secara langsung.

Joa menghempaskan pantatnya di bangku taman.

"Astaga!" Pekikan kaget seseorang di sampingnya membuat Joa menoleh.

FEBYAN'S FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang