Part 18

6.7K 492 242
                                    


***

Brakkk!!!"

Papa mengelus dada saat pintu mobil dibanting oleh istrinya, ia pun segera keluar dari mobil menyusul istrinya. Papa menarik tangan Mama dan ia bisa melihat wajah istrinya yang tampak kesal.

"Ma, jangan manyun gitu. Nanti anak-anak lihat, malu!" Ucap Papa.

"Papa tuh nggak ngertiin perasaan Mama banget ya. Mama itu kesal sama anak-anak, ini hari ulang tahun Mama tapi nggak ada yang ikut merayakan. Nethi juga katanya mau nyusul, tapi apa? Dia bilang nggak jadi karena macet. Mama sedih, Pa!!!" Mama menghapus airmatanya yang mengalir.

Papa langsung menarik Mama dalam pelukannya, "Udah ya Ma! Seharusnya mama ngerti dan mama juga udah tahu alasannya kenapa mereka nggak bisa ikut."

"Tahu, ah!" Mama melepas pelukan Papa kemudian membuka pintu rumah.

"SURPRISEEEE!!!"

Mulut Mama terbuka menyaksikan anak-anaknya sedang berkumpul di depannya dan di tengah-tengah ada Iky yang membawa cake dengan lilin berbentuk angka empat puluh tujuh, dan kemerihan berlanjut karena Joa meledakkan confetti ke arah Mama disertai tiupan terompet dari Charisa. Bahkan orang-orang yang ada di sana memakai topi ulang tahun berbentuk kerucut. Mereka menyanyikan lagu ulang tahun diiringi permainan piano dari Deven.

Mama yang tadi memang habis menangis kini kembali mengeluarkan airmatanya, merasa terharu karena anak-anak menyiapkan surprise untuknya.

"Happy birthday, Mama. Semoga Mama panjang umur, biar terus nemenin kita di sini." Ucap Iky saat Mama sudah meniup lilinnya.

"Tetap jadi mama yang super keren untuk kita." Sambung Anneth.

"Jangan sering marah-marah ke Joa, nanti wajah mama punya kerutan." Timpal Joa yang langsung mendapat cubitan di lengan dari Mamanya.

"Tuh, kan! Baru aja dibilang!" Ucap Joa.

"Lagian kamu, semua doanya bagus-bagus, kamu malah begitu." Omel Mama, Joa langsung cengengesan.

"Jangan dulu berantem, Ucha belum kasih harapan untuk Mama." Lerai Charisa.

"Udah, kamu jangan ucapin Mama juga udah tahu." Sela Mama.

"Apa memangnya?" Tanya Charisa.

Mama berdehem lalu menirukan bagaimana Charisa berbicara, "Semoga Mama makin cantik kayak Ucha, tapi jangan makin nyebelin ya Ma."

"Kok Mama tau?" Tanya Charisa.

"Udah hapal Mama. Setiap mama ulang tahun, harapan kamu begitu aja, nggak berubah-ubah." Sindir Mama. Charisa menggaruk pelipisnya.

Mama tersenyum, "Makasih ya anak-anak, Mama. Mama tadi udah kesal karena kalian nggak ikut. Ternyata kalian siapin surprise untuk Mama. Mama bahagia banget!"

"Sama-sama Mama."

"Selamat ulang tahun ya, Mama" Nashwa memeluk Mama lalu mengucapkan doa-doa terbaik untuk Mama. Disusul dengan Deven, Devano dan...

"Loh, ada Friden?" Tanya Mama yang baru sadar, mungkin tadi masih dalam euforia makanya ia tidak menyadari kehadiran pemuda itu.

"Iya, tante. Selamat ulang tahun ya, tan."

"Makasih ya semua." Ucap Mama bahagia, "Ini sih ulang tahun terbaik karena calon mantu kumpul semua." Lanjut Mama yang langsung mendapat protesan dari Joa.

"Si Friden nggak termasuk. Apaan calon mantu-calon mantu."

"Belum kena aja kamu." Ucap Mama kalem.

FEBYAN'S FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang