Part 14

6.3K 469 231
                                    


***

"Eh, Neth! Nggak usah ke kantin ya!" Ujar Joa yang langsung memegang lengan Anneth saat gadis itu ingin beranjak keluar kelas.

"Gue laper, Jo!"

"Biar gue beli makanannya. Lo tunggu di sini!" Perintah Joa. Bagaimana pun caranya Joa harus berhasil membuat Anneth tidak keluar kelas dan bertemu dengan orang yang dilihatnya tadi pagi. Joa tahu tidak mungkin selamanya akan seperti ini, tapi setidaknya jangan sekarang.

"Nggak! Gue mau ke kantin." Tolak Anneth. Ia melepaskan tangan Joa kemudian beranjak meninggalkan kelasnya.

"Kenapa sih Jo? Ngebet banget nyuruh Nethi nggak ke kantin." Tanya Charisa.

"Lagi gawat, Cha. Lo nggak tahu siapa yang gue lihat tadi pagi."

"Siapa?"

"Dia, Cha. Dia kembali." Lirih Joa. Charisa membelalakkan matanya.

"Jo, susul Nethi! Ayo!" Charisa langsung menarik tangan Joa untuk menyusul Anneth. Mereka berlari menuju kantin. Jantung Charisa dan Joa terus berdegup dengan kencang. Dan mereka bisa menghembuskan nafas lega saat mendapati Anneth sedang mengantri membeli makanan.

"Neth." Charisa langsung menarik tangan Anneth untuk keluar dari antrian. Ia juga mengajak Anneth untuk keluar dari kantin.

"Apa-apaan sih lo berdua?" Tanya Anneth heran.

"Neth, biar Joa yang beli makanan. Kita di kelas aja."

Anneth menghentakkan tangan Charisa, ia berhenti berjalan dan menatap Charisa dengan pandangan menyelidik.

"Sebenarnya ada apa sih? Lo berdua hari ini aneh banget." Tanya Anneth.

Charisa meremas tangannya dengan gugup, sudah dibilang kalau Charisa itu tidak pintar mencari alasan. Mana si Joa belum keluar lagi dari kantin, beli makanan lama banget!

"Cha." Panggil Anneth.

"Eh, itu Neth. Gue sama Joa malas makan di kantin." Ujar Charisa memberi alasan.

"Bohong!"

"Neth, pokoknya jangan ke kantin dulu atau kemana-mana. Kita di kelas aja! Lo harus nurut karena ini demi kebaikan lo." Charisa kembali menarik tangan Anneth namun gadis itu menepisnya.

"Bilang dulu ada apa, Cha?"

"Gue bakalan cerita tapi kita ke kelas ya!" Pinta Charisa dengan wajah memelas. Anneth mengangguk, daripada penasaran lebih baik ia menurut pada Charisa.

Untuk sejenak Charisa bisa bernafas lega, urusan menjelaskan nanti serahkan saja pada Joa. Charisa menggandeng lengan Anneth mengajaknya menuju kelas. Namun baru beberapa langkah mereka berhenti. Jantung Charisa serasa mau lepas apalagi ia merasakan tubuh Anneth yang kini menegang kaku.

"Anneth!" Sapaan riang di depan mereka membuat Charisa rasanya ingin melempar wajah itu dengan pot bunga. Namun sayang, Charisa tidak setega Joa.

"Wil...liam." Dan Anneth merasa dunia jatuh menimpanya.

***

"Oh, jadi lo dulu pernah SMA di Indonesia juga?" Tanya Deven pada teman baru di sebelahnya, namanya William.

William mengangguk, "Iya, tapi cuma beberapa bulan setelah itu pindah ke Paris."

"Kenapa lo nggak masuk lagi ke sekolah lama lo?"

"Karena ada yang gue cari di sini."

"Wahhh! Gue ngerti kalau urusan begini. Cewek?" Terka Deven. Selama sesi perkenalannya tadi bersama William, Deven merasa nyambung saja ngobrol dengan pemuda di sebelahnya. Apalagi William menjadi teman sebangkunya.

FEBYAN'S FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang