Part 25

7.6K 530 370
                                    


***

"Gimana?" Tanya Joa dengan cemas.

Charisa tersenyum tipis, "Udah selesai."

"Cerita?" Tagih Joa.

Charis mengangguk lalu menceritakan pertemuannya tadi bersama Devano. Anneth dan Joa mendengarkan dengan diliputi rasa geram, mungkin hal itu terjadi pada Joa saja nyatanya Anneth merasakan rasa bersalah karena dia yang dulu mengijinkan Devano untuk mendekati Charisa.

"Sini!" Anneth menarik Charisa ke dalam pelukannya saat kembarannya itu selesai bercerita, Joa juga ikut memeluk keduanya.

"Apa perlu gue hajar dia?" Tanya Joa saat pelukan mereka sudah terlepas.

Charisa menggeleng, "Nggak perlu, Jo. Antara gue dan Kak Devano udah selesai jadi nggak perlu dipermasalahkan lagi."

"Tapi tumben lo nggak nangis?" Tanya Joa heran.

"Karena gue tahu kalian nggak akan suka lihat gue tangisi dia."

"Kalau mau nangis, nangis aja Cha!" Pinta Anneth.

Charisa menggeleng, "Nggak."

Joa bertepuk tangan heboh lalu mendorong Charisa hingga gadis itu terlentang di kasur dan dalam sekejap ia menimpa badan Charisa.

"Ucha gue kuat!!!" Seru Joa.

"Jo...aaaaaaa!!!!" Teriak Charisa kesal sambil berusaha mengenyahkan badan Joa dari atasnya. Anneth tertawa lalu juga ikut-ikutan menimpa badan Charisa.

"Annethhhh!!!!" Teriak Joa gantian, kalau Anneth menimpa Charisa sih nggak apa-apa, masalahnya Anneth malah berada di atas tubuhnya.

"Be...rat!" Ucap Charisa seperti kehabisan nafas karena ditimpa oleh dua orang.

Anneth pun kembali duduk di tempatnya diikuti Joa lalu Charisa yang menatap sebal ke arah keduanya.

"Kalian pikir badan lo berdua nggak berat apa? Patah semua nih tulang-tulang gue." Gerutu Charisa.

"Lo kan kuat! Disakiti Devano aja nggak nangis. Ahhhh, gue bangga sama lo." Ucap Joa senang lalu mencubit kedua pipi Charisa.

Charisa menepis tangan Joa, "Nggak pakai cubitan berapa sih, Jo? Ntar lama-lama pipi gue melar."

"Habisnya gue gemas banget."

Charisa mencibir lalu pandangannya beralih pada Anneth yang tersenyum menatap mereka sejak tadi. Charisa harus bersyukur saat ini, dibalik rasa sakit hatinya akhirnya ia bisa melihat Anneth tertawa dan tersenyum selepas ini.

"Tahu nggak kenapa gue nggak mau sedih?" Tanya Charisa tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Anneth menyahut.

"Karena lihat kalian sebahagia ini gue harus bahagia. Kita kan kembar jadi harus merasakan bahagia bareng-bareng."

"Tapi kalau lo sedih, kita juga harus rasain sedih sama-sama dong Cha." Ucap Joa.

"Makanya itu gue nggak mau sedih, karena gue mau bahagia terus sama kalian."

"Uchaaaa, so sweet banget sih! Peluk lagi dong." Ucap Joa merasa terharu. Mereka bertiga kembali berpelukan.

"Eh, by the way, gue baru ingat Jo! Lo tadi ngerubah penampilan karena apa?" Tanya Charisa.

Joa langsung terdiam lalu menatap Charisa dengan ragu, diliriknya Anneth sebentar yang mengangguk padanya mengisyaratkan Joa agar berbicara jujur pada Charisa.

Dengan rasa yakin, Joa pun menceritakan tentang ia dan Friden. Sementara Charisa nampak menyimak penjelasan Joa.

Setelah selesai, Charisa langsung memasang senyum menggodanya membuat Joa langsung melemparkan boneka yang berada di dekatnya pada wajah Charisa. Namun, bukannya membuat Charisa kesal justru mimik wajah adiknya itu malah terlihat murung.

FEBYAN'S FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang