Bab Sembilan

4.2K 450 9
                                    

Kejadian malam tadi berhasil mereka abaikan begitu saja. Meski belum tahu benar, siapa dalang di balik kejadian semalam. Atau bahkan memang benar jika yang melakukan semalam adalah hantu wanita seperti yang telah Andre dan Lutfi pikir.

Namun Abu, Red dan Tito memutuskan untuk mengabaikan kejadian semalam. Bersikap seolah tak pernah terjadi apa-apa juga berusaha melupakan semuanya.

Walau sebenarnya tidak. Terutama bagi Abu. Orang yang melihat sendiri bagaimana gelas dan pisau itu jatuh padahal posisinya jauh dari pinggiran meja. Tak mungkin ada orang yang bisa menggerakkan kedua benda itu dari jauh. Tak mungkin juga ada orang yang iseng mengerjai mereka, apalagi semalam mereka hanya berlima di rumah Abu.

Namun Abu tetaplah Abu. Ia tak akan pernah mengutarakan isi pikirannya jika belum menemukan bukti yang akurat. Walau sebenarnya ia setuju dengan pendapat Andre bahwa yang melakukan hal itu semalam adalah arwah wanita yang sempat menghantui Andre dan Lutfi.

Abu tak bisa melupakan bagaimana binar mata Andre maupun Lutfi ketika menceritakan kejadian itu pada mereka. Binar mata itu seolah tak berbohong. Seolah apa yang mereka katakan adalah hal yang benar-benar terjadi. Sayang sekali Tito dan Red tak mempunyai pikiran yang sama seperti Abu.

Saat ini, mereka berlima tengah berada di dalam kelas. Padahal jam istirahat telah berlalu sejak jam menunjukkan pukul 10. Dan mereka tak berniat pergi ke kantin. Kejadian malam tadi memang tengah berusaha mereka lupakan. Namun tetap saja pertanyaan tentang itu, belum bisa mereka pastikan jawabannya.

"Nginep di rumah lagi nggak?" tanya Abu memecah keheningan.

"Boleh." Dan sautan dari Red mendapat persetujuan dari tiga orang lainnya.

"Gue masih penasaran sama sms itu. Apa nanti malem masih ada?" Lutfi bersuara.

Tito yang memang sejak awal menentang bahkan tidak mempercayai hal ini, mendengkus kesal. Lagi-lagi semua temannya membicarakan hal ini. Tito tak akan pernah bisa percaya jika ia belum melihat dengan mata kepalanya sendiri tentang keberadaan hantu wanita itu.

Dan Tito pikir, sms semalam hanyalah ulah iseng orang yang ingin menakut-nakuti mereka.

"Gue masih nggak percaya tentang hal itu." Tito menyahut.

"Gini aja. Nanti malem kita buktikan, kalau emang tu sms nyata, kita bakal ngalamin hal yang lebih wah dari semalem, ketemu sama tu setan yang Andre ma Lutfi lihat. Gimana?" Pernyataan Red tadi membuat keempatnya menganggukkan kepala, setuju. Meski Tito masih terlihat sebal.

.

Malam berganti begitu cepat. Kali ini mereka kembali ingin membuktikan kebenaran pesan itu. Meski sambil mengantuk, mereka tetap setia menanti sembari menonton TV. Namun kali ini, mereka memutuskan untuk mematikan lampu.

Ruang keluarga yang mereka tempati kini hanya diterangi oleh lampu belajar milik Abu. Meski sedikit penerangan, mereka masih bisa melihat sekitar.

Pukul 11.25 malam masih sekitar tiga menit lagi. Dan mereka berusaha untuk tetap terjaga meski kantuk berkali-kali menyerang. Dan tiba saatnya.

Ponsel mereka berbunyi. Namun kali ini ada yang berbeda. Ponsel mereka berbunyi bersamaan. Tak seperti semalam yang berbunyi bergantian. Mendapat hal itu, sontak membuat mereka langsung membaca pesan itu.

Masih pesan yang sama. Tak ada bedanya. Atau mungkin mereka yang belum bisa membedakan pesan itu.

Hingga tiba-tiba, suara gebrakan berasal dari arah ruang tamu. Seperti suara pintu yang dipaksa terbuka atau pintu yang dibuka dengan keras. Mendapat hal itu, sontak membuat mereka terdiam. Sebelum akhirnya, Tito, memberanikan diri menghampiri siapa yang ada di ruang tamu.

Gelap. Tito tak bisa merasakan hal apa pun saat tiba di sana. Tak juga merasa ada seseorang datang. Namun memang benar, pintu utama terbuka lebar. Itu artinya ada seseorang yang baru saja masuk. Kemungkinan besar orang itu adalah orang yang menyebabkan bunyi gebrakan tadi.

Hingga tiba-tiba lampu menyala. Abu yang menyalakannya. Mereka berempat mendekati Tito, dan menampilkan raut terkejut begitu melihat sosok teronggok di lantai dengan posisi sedikit tidak mengenakkan.

Dan sosok itu adalah ... Kakak Abu, Andrian.

Bersambung...

301218

Midnight MessageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang