Bab Tiga Puluh

2.6K 284 1
                                    

Malam Minggu yang terasa membosankan. Terutama bagi mereka berlima. Apa yang mereka bahas kemarin tidak membuahkan hasil. Apalagi begitu mereka ingin menyelidiki diam-diam Pak Efendi, semuanya gagal begitu melihat sebelum pulang sekolah, Pak Efendi terlihat buru-buru dan pergi meninggalkan sekolah.

Terpaksa, mereka menggagalkan aksi diam-diam menguntit Pak Efendi. Oleh sebab itu, malam ini mereka berkumpul di rumah Tito yang memang jaraknya tidak begitu jauh dari sekolah. Setidaknya lebih dekat dari sekolah dibanding rumah lainnya. Membahas rencana lain untuk dapat diam-diam mendapatkan informasi.

Kini mereka tengah merenung, sendiri-sendiri. Memikirkan banyak hal masing-masing sampai-sampai mereka tak menyadari ada sebuah pesan masuk di ponsel mereka.

Semuanya masih terdiam sebelum Red, berseru. "Tu pesan emang cukup sampai di sini aja apa gimana dah?"

Yang lain serempak menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Red. Dan ya, memang benar. Mereka tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Hingga akhirnya salah seorang dari mereka menyadari masuknya pesan itu.

"Lihat deh. Pesan itu masuk lagi, oi! Cepet buka hape lo pada."

Dan serempak, semuanya merogoh ponsel masing-masing. Melihat ada satu pesan sms masuk. Otomatis membuat jari mereka menyentuh opsi untuk membuka ruang perpesanan.

Datang ke sekolah malam ini. Dan kau akan tahu jawabannya.

Mereka lantas mendongakkan kepala dari ponsel. Menatap satu sama lain sampai akhirnya, Lutfi memberanikan diri mencoba menelepon nomor yang baru saja mengirimi mereka pesan.

Nomor yang anda putar, salah.

Hasilnya hanya satu. Panggilan tersebut menyatakan jika nomor yang baru saja mengirimkan mereka pesan, tiba-tiba berbunyi seperti itu. Sontak membuat akal pikiran mereka berjalan. Si pelaku pasti menggunakan banyak nomor dalam melakukan aksinya ini. Mengingat nomor yang masuk berbeda setiap ponselnya.

Satu pertanyaan yang muncul di benak mereka. Apa mereka akan datang, atau tidak.

Hal itu yang mencetuskan Lutfi untuk bertanya. "Apa kita harus dateng?"

Mereka semua terdiam. Bingung sebenarnya. Apa mereka akan menuruti pesan itu demi terpuaskannya rasa penasaran mereka, atau malah memilih untuk berdiam diri di tempat ini sembari menikmati rasa penasaran akan apa yang sebenarnya terjadi.

Dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk pergi. Dalam hati mereka berkata, tidak bermaksud untuk memenuhi isi pesan sms itu. Tapi untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka tentang semua yang telah terjadi akhir-akhir ini.

Semuanya bangkit, setelah Abu bangkit. Menyambar jaket, ponsel serta dompet masing-masing sebelum akhirnya pergi menggunakan mobil orang tua Tito.

Tak sampai hitungan setengah jam bahkan hanya beberapa menit. Mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah. Mengingat gerbang itu pasti tertutup, Tito memarkirkan mobilnya beberapa meter dari gerbang sekolah. Kemudian mereka berlima masuk dengan mengendap-endap, dan tentu saja dengan memanjat.

Untung tembok pagar sekolah mereka belum dipasangkan berbagai macam belahan botol kaca yang dapat melukai kapan saja.

Setelah memastikan semuanya aman, mereka masuk ke dalam sekolah dengan perasaan campur aduk. Antara takut, sedih, antusias, namun sedikit mencekam. Ditambah suasana sekolah yang sepi dan gelap, sukses membuat bulu kuduk mereka merinding.

Apalagi ketika menyorot lampu dari ponsel ke beberapa kelas. Mereka merasa seolah ada yang mengawasi. Ada yang mengintai setiap gerak-gerik mereka. Sungguh membuat mereka ingin lari saja jika memang tak ada rasa keingintahuan yang besar.

Dengan merapalkan beberapa doa, hingga mata terpejam. Akhirnya mereka memberanikan diri lanjut masuk ke dalam. Mereka harus secepatnya tiba di ruang kepala sekolah dan mencari apa yang sebenarnya yang tengah sembunyikan.

Secara perlahan namun pasti, kasus ini akan terkuak. Dan mereka adalah orang pertama yang pasti akan senang mendengar kabar seperti itu.

Bersambung...

A/N
Maaf kalau rada nggak nyambung. Ngetiknya sambil ngantuk ini.

240119

Midnight MessageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang