"Jung Jaerim, dipanggil dosen kesayangan mu tuh!"
Aku mengernyit bingung, "Aku gak punya dosen kesayangan, Yen. Disini dosen killer semua." ujar ku ke Yena, sahabat ku.
"Hahaha! Iya iya, sana gih ke ruang Pak Moon. Hati hati, dia lagi badmood." kata Yena lalu mengecilkan suara di kalimat akhir.
"Doain aku biar ntar bisa balik lagi ke kelas ya?"
Sekarang Yena yang bingung, "Lho? Kenapa?"
"Takutnya aku dimakan Pak Moon ntar!" kata ku bercanda. Yena pun tertawa ngakak.
Receh sekali hidup mu, Jaerim..
##
Sekarang aku berada di ruangan Pak Moon dengan jantung deg-degan.
Sumpah! Pak Moon gak ngomong apa apa dari tadi.
Cuman minum kopi, terus liat ke luar jendela.
Jadi, aku harus ngapain?
"Pak? Kenapa saya di suruh ke sini ya pak?" tanya ku takut takut.
Aku tentu ingat dengan perkataan Yena yang bilang Pak Moon lagi badmood. Jadi, aku harus berhati hati.
Pak Moon menoleh dan menatap ku, "Pulang kuliah kamu ada urusan lagi atau langsung pulang?" tanyanya.
Aku terkejut. Ngapain dia tanya gitu ke aku? Ada maksud nganter pulang? Eh! Jangan sampe deh.
"Kalau saya tanya di jawab, jangan ngelamun." ujarnya galak.
"Saya langsung pulang pak. Kenapa ya?"
Pak Moon duduk di sofa depan ku, "Kamu bisa tolong jemput keponakan saya di sekolah nya? Saya kasih tau alamat nya."
Hah? Bentar. Jadi.. Pak Moon minta tolong aku buat jemput keponakannya? Gak salah?!
"Eh? Gimana ya, pak? Kalau dikira saya penculik gimana?"
Pak Moon mendecak, "Gak akan mungkin, Jaerim. Saya sudah kasih tau keponakan saya kalau kamu akan jemput dia. Dia masih kelas 1 SD, Jaerim."
Aku berfikir dua kali, lalu mengangguk.
"Ini alamat sekolah nya, dan ini, alamat rumahnya. Nama keponakan saya Lee Nara. Rambutnya panjang."
"Saya naik apa kesananya pak?" tanya ku. Kan aku gak bawa motor.
"Ya pesan ojek online. Kamu bawa hp kan?" aku mengangguk.
"Ya udah, sana kamu balik ke kelas! Jangan disini terus. Mau buat alasan biar telat kelas?" ih! Pak Moon fitnah melulu.
"Gak boleh memfitnah pak. Dosa." ujarku sambil senyum.
Pak Moon melotot, "Kamu mau ajarin saya? Iya? Kamu lebih pintar ya?"
Aku menggeleng cepat, "Bukan begitu pak. Nanti kalo bapak fitnah saya melulu, nanti gak di sayang Tuhan pak."
Pak Moon semakin melotot, "Sana! Kamu keluar dari ruangan saya!" oops! Aku salah ngomong. Mati aku!
"Iya iya pak!" lalu aku segera keluar dari ruangan Pak Moon.
KAMU SEDANG MEMBACA
om taeyong ft. taeyong
Fanfiction| 𝖋𝖎𝖓 bahasa - 태용 ヅ kamu, yang bekerja keras untuk menyadarkanku kalau masih ada malaikat tak bersayap di dunia yang kejam ini. © markscigarettes, 2O19