Antar jemput

1.3K 146 16
                                    

Udah 2 mingguan aku putus sama Kak Mingyu. Artinya juga udah 2 mingguan aku 'pacaran' sama Om Taeyong.

Om Taeyong bahkan mau antar jemput aku. Katanya biar totalitas.

Itu mah bukan totalitas, itu mah kayak ngerepotin dianya.

Kayak sekarang aja, aku lagi nunggu Om Taeyong buat antar aku kuliah.

"Blom datang Taeyongnya?" tanya Papa yang sedang duduk di sofa depan ku.

Aku menggeleng, "Blom. Katanya macet."

Papa ngangguk ngangguk, "Ya sudah, tunggu dulu. Papa mau ke kamar. Mau mandi terus ke cafe. Udah 3 hari Papa libur. Pusing pala Papa."

"Papa kalo pusing dirumah dulu aja ih!" suruh ku.

"Papa udah sembuh."

Tin! Tin!

"Tuh Om Taeyong udah dateng, Jaerim berangkat ya Pa?" pamit ku.

"Hm, hati hati."

Aku pun melambaikan tangan sebelum menutup pintu rumah.

Mobil Om Taeyong ganti-ganti mulu.

"Siang Om." sapa ku setelah menutup pintu.

"Hm, siang." jawab nya dengan wajah yang sangat datar.

Setelah kami berdiam  sekitar 5 menit, Om Taeyong bicara, "Mulai kuliah jam berapa?"

Aku menoleh lalu menatap Om Taeyong, "Ntar sih, jam 13.30 an. Kenapa?"

"Mau makan siang dulu tidak? Saya blom makan habis dari kantor, saya langsung jemput kamu." ha?! Beneran? Om Taeyong ajak aku makan siang?

Wah gila sih!

Aku melirik jam tangan ku, "Um, boleh deh, Om. Masih jam 12 juga."

Om Taeyong langsung melajukan mobilnya lebih cepat.

##

"Aku yang ini aja, Om." ujar ku seraya menunjukkan foto pasta di menu makanan.

"Hm. Mbak!" panggil Om Taeyong.

Tak lama, pelayan itu langsung datang menghampiri kami, "Siang, Kak. Mau pesan apa?"

"Pasta beef satu, rib eye steak satu, jus melon satu dan air putih satu." ujar ku.

Tau dong air putih nya buat siapa? Ya buat Om Taeyong. Dia gak biasa minum manis setelah makan katanya.

"Om, besok dan seterusnya gak usah antar jemput aku ya? Kecuali, kalau aku mau main ke rumah Om." kata ku memulai pembicaraan.

Om Taeyong menaikan satu alisnya, "Kenapa?"

Aku menggaruk tengkuk ku yang tak gatal, "Gak enak aja, Om. Berasa ngerepotin."

"Biasa saja."

"Ya Om mah biasa saja, aku yang gak enak! Rasanya aneh aja ,Om." kata ku kesal.

"Ya sudah."

"Om, waktu kecil pernah diajarin senyum gak?"

Om Taeyong mendelik, "Memang kenapa?"

"Om selalu kaku. Gak pernah aku ngeliat Om senyum." protes ku.

om taeyong ft. taeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang