"Bisa dipindah kekanan gak mas?"
"Bisa kak, ini aja yang dipindah ya?"
Aku ngangguk.
Well, aku dan Om Taeyong lagi ada di tempat pernikahan kami. Lagi check and recheck aja sih. Ini juga ada beberapa barang yang kurang pas.
"Om, aku capek." kataku ke Om Taeyong.
Iyalah capek, aku udah hampir 6 jam disini. Malah blum makan siang lagi, huh!
Om Taeyong memeluk aku, "Ya udah, habis ini kita pergi makan siang terus saya antar kamu pulang."
Aku ngangguk, "Kapan jalannya?"
"Sekarang. Saya ke toilet dulu." aku mengangguk lagi.
Ah, aku lupa ngejelasin.
Jadi, waktu itu Om Taeyong di telpon sama temennya itu lho, yang Om Doyoung.
Nah, emang dari kemarin-kemarin itu, Om Taeyong mau lamar aku, dia nanya caranya ke Om Doyoung.
Om Doyoung ngusulin buat lamar aku waktu wisuda itu. Pertama, Om Taeyong gak mau. Malu katanya.
Terus yang waktu direstoran itu, Om Doyoung telpon Om Taeyong mau tanya jadi gak pake cara dari Om Doyoung.
Om Taeyong masih gak mau. Terus Om Doyoung tanya kalau Om Taeyong itu sayang atau enggak sama aku. Om Taeyong jawab sayang.
Nah makanya waktu itu ada kayak, "Iya, sayang. Tapi gak gitu juga kali." nah.
Gitu lho, hanya kesalah pahaman sajaaahhh.
Sama satu lagi, Yena, Papa, sama Haechan tau aku bakal dilamar Om Taeyong.
Makanya waktu aku pengen nyusul Papa ke mobil, Yena tahan aku. Karena, Papa bukan ke mobil, tapi ke Om Taeyong, bantu Om Taeyong siap-siap.
"Ayo."
"Om, aku takut." kataku waktu udah di mobil.
Om Taeyong menoleh sedikit, "Takut kenapa?"
"Takut nanti Kak Jisoo dateng lagi di keluarga kita." kata ku.
Emang, Kak Jisoo 2 bulan lalu bilang dia udah mau tinggalin Om Taeyong.
Tapi aku takut dia bakal balik lagi. Takut dia bakal ngambil Om Taeyong.
Om Taeyong ngeraih tanganku, diusap pelan, "Kamu percaya kalau saya akan tetap sama kamu?"
Aku mengangguk pelan, "Kalo kamu percaya sama saya, kamu gak usah takut. Jae, kamu mungkin lihat saya itu sebagai orang yang gak takut sama apapun. Itu salah, Jae. Saya, Lee Taeyong, paling takut kalau orang-orang yang saya sayangi pergi. Saya paling takut saya nanti sendiri. Percaya Jae, saya dan kamu, kita bisa lewatin ini bersama. Dalam pernikahan, gak mungkin gak ada momen-momen yang kita harus menguatkan satu sama lain. Pasti ada. Yakin sama saya. Kita, kamu dan saya, bisa. Ngerti?"
Aku mengangguk.
"Jadi.. Kita jalan sekarang ya? Udah laper kan?" ya ampun. Daritadi kita belum berangkat sama sekali.
"Ayolah. Aku laper."
Om Taeyong senyum.
##
"Om, dulu waktu aku masih kecil. Aku mau nikah umur 18 tahun tau." ujar ku.
Om Taeyong mengernyit, "Kamu mau nikah umur 18, mau nikah sama siapa? Masih sendiri kan waktu itu?"
Aku terkekeh, "Ya, bisa aja sama Kak Mingyu."
"Jae.."
Aku tertawa, "Bercanda kali, Om. Baperan banget."
"Gak lucu bercandaan kamu itu." lahhhhh wahahahaha.
"Hahahahaha, lucu tau, Om. Om harus menghayati candaan ku. Yakin Om ketawa lebih kenceng dari aku." beneran lho. Coba aja kalau gak percaya.
"Gak jelas kamu."
"Yang penting Om sayang."
Om Taeyong menggeleng, "Siapa bilang? Saya sayang sama Jisoo." dih, balas dendam?!
"Jadi balas dendam?!"
"Enggak, biasa aja."
Aku mendengus, "Ya udah, batalin aja!"
Om Taeyong menatap ku sinis, "Gak faedah banget ya omongannya. Yakin mau batalin?"
Aku geleng sambil nyengir, "Enggak lah! Sudah crazy ya Om?"
"Lagian sih kamu."
Aku hanya tertawa.
"Jae, kamu cantik banget sih?!" modusnya basi.
"Misi makanannya." yeh si mbaknya ganggu aja.
"Makasih ya."
Cepet-cepet kek jalannya.
"Aku emang cantik. Om kemana aja?"
"Kan dihati kamu. Kok gak nyadar sih?"
"Iyain."
"Saya pengen punya anak 21." eh buset.
Aku melotot, "Cari istri baru sono! Enak aja! Lo kira gue kucing?!"
"Ih, Jung, dengerin, kalau kita punya anak 21, kita bisa bikin kayak NCT tau." tau darimana Om NCT?
"Om tau NCT darimana?"
"Ya dari kamu. Wallpaper kamu aja foto mereka. Siapa itu namanya? Kulkas?"
"Lucas, Om. Lucas.."
"Oh, kirain kulkas. Badannya gede banget, kayak gorila." eh buset.
Aku mengernyit, "Bagusan dia badannya ada otot, Om kan tulang semua." ejek ku.
Beneran, Om Taeyong badannya kurus, tapi... Kuat banget.
Jadi waktu itu, Om Taeyong beli meja belajar buat di kamar Nara, dia ngangkut mejanya sendiri. Gila aja dia.
"Yang ganteng belum tentu setia, Jung. Lihat si Mingyu. Dia tampan, walau sedikit dekil. Tapi, gak setia kan? Saya dong, sudah tampan, setia lagi."
"Iya-iya. Om Taeyong kesayang Jaerim."
"Ini keburu dingin makanannya lho."
"Eh? Oh iya."
Ya sudah lah.. Lusa ku menikah teman-teman. Katakan selamat tinggal pada kejombloan hihi.
###
Ini udah mau end
Pertama kalinya aku bikin cerita cuman 15+ chapter wakaka, vomentnya dong
see u next time ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
om taeyong ft. taeyong
Fanfiction| 𝖋𝖎𝖓 bahasa - 태용 ヅ kamu, yang bekerja keras untuk menyadarkanku kalau masih ada malaikat tak bersayap di dunia yang kejam ini. © markscigarettes, 2O19