Bel istirahat berbunyi. Memaksa para guru yang sedang mengajar di kelas untuk berhenti, dan disambut riang oleh warga sekolah. Suasana kelas VIII-6 pun mulai gaduh para siswa dan siswi berhamburan ke luar kelas, termasuk laras, oliv, fitri, dan arnia. Ya!.. mereka adalah satu kelas dan satu geng,terkenal selalu berempat kemanapun mereka melangkah di sekolah.
Bel istirahat sudah berbunyi lima detik yang lalu, seperti biasa setiap istirahat laras, oliv, fitri,dan arnia selalu menghabiskan waktu istirahatnya di kantin sekolah yang terletak di sebrang kelas mereka. Dan memesan makanan favoritnya. Bakso. begitu orang Indonesia menyebutnya.
"Nnti siang setelah pulang sekolah kita jadi kerja kelompok di rumah aku?" ucap oliv membuka pembicaraan sembari mengunyah bakso yang ada dimulutnya yang baru saja dipesan. "tentunya jadi dong liv"balas fitri sembari mengunyah bakso.
"Oke deh, tenang aja ga usah terlalu mikirin tugasnya, kan ada laras,iya ga ras?" ucap arnia dengan mengangkat kedua alisnya sembari tersenyum menggoda laras. "Ah, apaan sih kalian selalu ngandelin aku, ini kan tugas kelompok sudah seharusnya kita kerjakan bareng-bareng". balas laras membantah perkataan oliv.
"Kamu kan termasuk siswi yang berprestasi ras" ucap oliv. Laras memang terkenal sebagai siswi yang berprestasi di kelasnya, karena itu ia selalu diandalkan oleh teman satu geng nya itu ketika ada tugas kelompok
Belum sempat membalas perkataan oliv, bel masuk kelas pun berbunyi, laras hanya bisa menahan emosi sambil mengembungkan pipinya. Mereka berempatpun kembali ke kelasnya.
**
"Ughh kesal sama mereka, bisa-bisanya mereka hanya mengandalkan ku kalau ada tugas" Gumam laras menggurutu di tengah jalan yang tak jauh dari rumahnya sambil mengayun-ayunkan kakinya,berjalan dengan sedikit malas dan kesal menuju pulang ke rumah.Laras tiba di depan pintu masuk rumahnya dengan raut muka kesal, mengucap salam "Assalamualaikum". "Wa'alaikumussalam" jawab seorang wanita berusia 40 tahun, tentu saja itu adalah bunda.
Terdengar ada suara yang menjawab salamnya, laras membuka pintu, terlihat bunda yang sedang asyik membaca koran di sofa, laras menghampiri bunda kemudian mencium tangan kanan bunda.
"kamu sudah pulang, bagaimana kerja kelompoknya?" ucap bunda. "ya begitulah bun, teman ku hanya mengandalkan ku saja, tak pernah mau berfikir" jawab laras dengan nada kesal sembari duduk di samping bunda. mendengar kalimat yang keluar dari mulut laras membuat bunda menutup koran yang dibacanya, "geng mu itu?" tanya bunda, bunda memang kenal dengan oliv, fitri, dan arnia karena teman laras siapa lagi kalo bukan mereka. "hmm" anggukan laras pertanda benar. "lho kenapa ga kamu bilang saja ke wali kelas kamu biar mereka di tegur supaya ga mengandalkan kamu lagi?" saran bunda pada laras. "bunda seperti tidak tahu mereka saja" jawab laras sambil berjalan meninggal kan bunda menuju kamarnya, memang jika laras mengadukan pada wali kelas nya,oliv, fitri dan arnia pasti marah besar dan tidak mau berteman lgi dengan laras.**
Hari semakin sore, langit mulai gelap, mataharipun terbenam digantikan dengan bulan dan bintang-bintang, mengharuskan penduduk bumi kembali kerumah untuk beristirahat setelah melakukan aktivitasnya. Begitu juga dengan keluarga yang tinggal jln. ceria No. 27 Ya..! itu adalah keluarga laras, setelah melakukan aktivitas di pagi sampai sore hari ayah, bunda, ka ica, kak fadia, dek fatih dan aku kembali kerumah untuk beristirahat menyiapkan energi untuk melakukan aktivitas kembali di esok hari.Setelah selesai makan malam bersama, laras dan kak fadia kembali ke kamar laras, malam itu kak fadia tidur dikamar laras karena kamar kak fadia baru selesai di renov karena beberapa hari belakangan ini atap kamar kak fadia bocor.
"Kamu kenapa dek?kok mukanya cemberut trus sih" tanya kak fadia memulai pembicaraan.
"Aku kesal kak, masa teman2 ku selalu mengandalkan aku kalo ada tugas" jawab laras sembari duduk dikursi belajar yang terletak didepan ranjang nya sambil melipat kedua tangan nya diatas perut dan mengembungkan kedua pipinya.
"Yaelah malah curhat" ledek kak fadia sembari mendorong kecil pundak laras.
"Ah kakak tadikan nanya, dijawab malah balik ngeledek" culetus laras.
"Biasa aja dong dek, udah lah jangan marah kayak gtu, nanti tambah tua lho"ledek kak fadia yang duduk di ranjang laras tepatnya dibelakang laras sembari tertawa kecil. "Biarin" jawab laras kesal.
"Lagian dek harusnya kamu bersyukur bisa bermanfaat buat orang lain" kata kak fadia.
"yaelah kakak,itu sih bukan bermanfaat tapi dimanfaatin, kalo kayak gtu enak di mereka rugi di aku dong, mereka enak jadi punya nilai yang bagus padahl aku yang ngerjain"celetus laras membantah perkataan kak fadia.
"Udah lah dek jangan dipikirin" kata kak fadia sembari merebahkan tubuhnya di kasur laras.
"Lagian nih ya kak, mereka tuh kayak yang ga punya malu gtu ya, setiap ada tugas pasti aku yang ngerjain sedangkan mereka malah asyik ngobrol,maen hp, ga pernah tuh mikirin tugas, padahal nih ya kalo mereka terus2an males kasihan orang tua yang udah banting tulang nyari uang, kerja siang malem kepanasan kehujanan cuma buat nyari uang supaya anaknya bisa sukses, iya ga ka?" mendadak suasana jadi hening "kak?" Laras berbalik badan tepat ke arah kak fadia,ternyata selama laras bicara panjang lebar kak fadia sudah tidur
"Ka fadiaaaaaaa, ternyata dari tadi aku ngomong sendiri". teriak laras dengan nada kesal.
------------------------------------------
Terus kepoin ya dear, karena akan ada bagian cerita yang lebih menarik lagi😀

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf Aku Meninggalkan Mu
Teen Fiction... Luka itu akan segera hilang, meski untuk mengobatinya butuh effort yang besar. Tidak perlu khawatir dengan segala titik-titik masalah yang terus berdatangan seperti debu yang datang tanpa harus menunggu lampu hijau. Karena ku yakin tidak ada keb...