Jum'at, "Assalamualaikum" salam yang terucap dari seorang guru laki-laki yang memecahkan keheningan di kelas IX yang beberapa menit yang lalu sedang asyik mengerjakan soal IPS, tentu saja itu adalah suara pak Tono waka kesiswaan di sekolah laras.
"Wa'alaikumussalam" jawab Siswa/i di dalam kelas. "Baik anak-anak sebelumnya bapak meminta maaf apabila sudah mengganggu aktivitas belajarnya, bapak ingin menyampaikan pesan dari kepala sekolah karena 1 minggu lagi kalian akan melaksanakan UN dan untuk membantu melatih kesiapan kalian, sekolah akan mewajibkan siswa/i kelas IX untuk mengikuti bimbel setiap hari selama 1 minggu ini, dan akan dimulai hari ini setelah bel pulang sekolah... "ucap pak tono.
***
Tet.. tett.. tett... Bel pulang sekolah berbunyi, memaksa seluruh siswa/i kembali ke rumah masing-masing kecuali kelas IX karena mulai hari ini siswa/i harus mengikuti bimbel untuk persiapan UN nanti.Laras, rara, nuri, ina segera bergegas ke musola karena setiap jum'at adalah jadwal Rohis untuk berkumpul dan duduk melingkar untuk mengkaji Islam ditemani dengan Kak tia mentor Rohis disekolah laras.
"Ras, ra, kita ngumpulin tugas IPS dulu ya, kalian duluan aja" ucap nuri. "jangan lama" ucap laras. "Siapp" ucap nuri.
Laras dan rara lebih dulu pergi ke musola sedangkan nuri dan ina mengumpulkan tugas IPS ke ruang pak Adit, setelah selesai mereka pun bergegas ke musola duduk melingkar dengan anggota Rohis yang lainnya.
"Nu tunggu dulu" ucapan ina menghentikan langkah nuri. "ada apa na?"tanya nuri.
"Itu kan bundanya laras" ucap ina sembari menunjuk ke arah seorang ibu yang sedang bersandar di mobil pribadi yang sedang parkir seperti sedang menunggu seseorang, ternyata itu adalah bunda nya laras. Ina hafal dengang wajah bunda nya laras walaupun baru satu kali bertemu.
"Iya bener na, tapi bunda laras ada perlu apa kesekolah, nggak seperti biasanya" ucap nuri penasaran.
"Kita samperin aja yuk" ajak ina. Nuri dan ina menghampiri bunda yang sedang berdiri di samping mobil.
"Assalamualaikum" salam nuri dan ina. "Wa'alaikumussalam" jawab bunda. nuri dan ina mencium tangan bunda.
"Kalian temannya laras kan?" tanya bunda. ternyata bunda masih ingat dengan wajah nuri dan ina. "Iya bun" jawab ina sembari senyum.
"Laras mana?" tanya bunda. "laras di musola bun" jawab nuri.
"Lho kok dimusola? ini kan sudah waktunya pulang" tanya bunda. "Iya bun, kita mau Rohis dulu" jawab ina."Tolong panggilkan laras" ucap bunda dengan wajah sedikit marah.
Nuri dan ina saling bertatap muka heran dengan sikap bunda, mereka pun segera bergegas ke musola.
"Larassssss" ucap ina sedikit teriak dari kejauhan sembari lari tergesa-gesa. "Kalian kenapa kok lari-larian?" tanya laras penasaran.
"Itu lho di parkiran ada bunda kamu" ucap nuri dengan sedikit tergesa-gesa.
"Bunda? kalian salah lihat kali" ucap laras. "serius ras, bunda mu sendiri yang nyuruh kita buat panggilin kamu, tapi bundamu seperti sedang marah" ucap ina.
"serius?"tanya laras terkejut. "iyaa ras" jawab ina. "kak tia, laras izin ketemu bunda dulu ya" ucap laras. "iya dek" ucap kak tia. Kebetulan kajian Rohis belum dimulai. laras yang sedang asyik ngobrol dengan kak tia dan juga rara bergegas pergi ke tempat parkir untuk menemui bunda.
"Assalamualaikum bun" salam laras sembari mencium tangan bunda. "Wa'alaikumussalam" jawab bunda.
"Bunda kok ada disini?" tanya laras. "ini kan sudah waktunya pulang kamu kenapa ga langsung pulang kerumah?" tanya bunda dengan raut muka jutek.
"Hari ini laras ada kumpul Rohis bun, setelah itu laras juga mau bimbel di kelas buat persiapan UN" ucap laras mencoba menjelaskan kepada bunda.
"Bunda mau menjemput kamu pulang, tapi karena hari ini kamu bimbel bunda pulang duluan, tapi bunda ga mau kalau kamu masih bergabung dengan
Rohis" ucap bunda.Laras terkejut dengan kalimat terakhir yang keluar dari mulut bunda. "Tapi kenapa bun?" tanya laras.
"Bunda ga mau kamu melakukan hal-hal yang aneh lagi, sudah cukup seragam sekolah kamu sambung" ucap bunda.
"Tapi bun.." ucap laras terpotong oleh bunda "Sudah bunda mau pulang" bunda memotong perkataan laras dan masuk kedalam mobil meninggalkan laras sendiri.
Air mata yang berjatuhan membasahi pipi laras, rasanya lemas ketika bunda tak mengijinkannya untuk berkumpul dengan Rohis. laras kembali ke musola.
"Lho ras kamu kenapa dek?" tanya kak tia penasaran melihat laras menangis.
Laras duduk disamping kak tia dan menutup muka dengan kedua tangannya. Air mata yang terus membasahi pipi laras.
"Kamu kenapa ras?" tanya rara. Tangisan laras yang terus tak henti. kebetulan hanya ada laras, kak tia, nuri, ina, rara di musola, perhatian mereka tertuju pada laras.
Kak tia memeluk laras yang duduk disampingnya mencoba menenangkan. " Yasudah keluarin dulu air mata kamu, tenangin dulu hati kamu, baru cerita sama kita ya" ucap kak tia.
Seketika keheningan terjadi hanya isak tangisan laras yang terdengar.
Laras menurunkan kedua tangan nya yang menutupi mukanya dan sedikit sudah tenang.
"boleh cerita sebenarnya ada apa?" tanya kak tia. "Bunda melarang aku buat ikut Rohis" jawab laras sembari tersendak-sendak.
"Lho kenapa de?" tanya kak tia. "Tadi pagi ketika sarapan bunda, ayah, kak ica, kak, fadia, dan dek fatih tau kalau seragam sekolah aku sambung, bunda dan ayah marah dan menyalahkan Rohis, tadipun bunda melarang aku buat gabung rohis lagi" ucap laras kembali menangis. Semua terkejut.
"Kamu udah coba menjelaskan kepada bunda?" tanya kak tia. "Udah ka, tapi tetap saja mereka melarang aku gabung sama Rohis" ucap laras.
***
"Assalamualaikum" salam laras sembari membuka pintu rumah, tepat pukul 17.00 dengan wajah yang lelah. Namun tak terdengar suara yang menjawab salam laras dari dalam rumah."Lho kok sepi banget ya" ucap laras kebingungan karena tidak ada seorang pun di dalam rumah nya.
"MasyaAllah hari ini begitu luar biasa" ucap laras sembari membuka pintu kulkas untuk mengambil air putih.
"Assalamualaikum" terdengar suara salam dari luar rumah. "Wa'alaikumussalam" jawab laras sembari bergegas membuka pintu. Ternyata itu adalah bunda, kak fadia, kak ica, fan dek fatih. Laras mencium tangan bunda, kak fadia, kak ica.
"Bunda habis dari mana?" tanya laras. "Tadi paman telpon katanya nenek dibawa kerumah sakit" jawab bunda sembari masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa.
"Astagfirullah, nenek kenapa bun?" tanya laras penasaran.
"Penyakit gula nya meninggi" jawab bunda."Tadi bagaimana bimbel nya?" tanya bunda mengalihkan pembicaraan. "Lancar bun, tapi sedikit pusing karena pelajaran yang dibahas mulai dari pelajaran kelas VII" jawab laras.
-------------------------------------------------
Terus kepoin ya dear, karena akan ada bagian cerita yang lebih menarik lagi😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf Aku Meninggalkan Mu
Roman pour Adolescents... Luka itu akan segera hilang, meski untuk mengobatinya butuh effort yang besar. Tidak perlu khawatir dengan segala titik-titik masalah yang terus berdatangan seperti debu yang datang tanpa harus menunggu lampu hijau. Karena ku yakin tidak ada keb...