Hari berganti hari, setelah menjalani semua suka duka selama SMP dan menerima SKL yang menandakan bahwa Laras sudah menjadi alumni. dan kini tibalah saat nya laras harus memulai catatan baru di bangku SMK.
Ya! Laras, rara, nuri, dan ina memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMK Bhakti Sejahtera. Dengan jurusan Administrasi Perkantoran.
Mereka memutuskan untuk mengambil jurusan Administrasi Perkantoran karena di sekolah nya hanya ada empat jurusan, Perkantoran, Pemasaran, Akuntansi, Busana Butik.
Awalnya mereka akan mengambil jurusan pemasaran, tapi Rara pikir kalau jurusan pemasaran ketika PKL harus pakai celana dan make up.
Ina berpikir jika jurusan Busana Butik ketika Ujian harus pashion show didepan umum.
Laras berpikir jika Jurusan Akuntansi yang dipilih khawatir tidak kuat karena harus bergelut dengan angka, dan rasanya mereka kurang minat.
Akhirnya satu-satunya jurusan yang memungkinkan mereka pilih adalah Administrasi Perkantoran.
**
Senin, 27 Juli 2017.
"Duh rara, ina, nuri lama bangett datangnya" ucap Laras yang lama berdiri di depan kantor Tata Usaha sekolah barunya, dengan mengenakan seragam putih abu yang sudah di sambung, kerudung yang panjang dan lebar dengan pin di pundak kirinya. memang hari ini adalah hari pertama masuk sekolah dan hari dimana pembagian kelas."Assalamualaikum" salam dari rara, nuri, dan ina. "Wa'alaikumussalam" jawab Laras. "Dari tadi ras?" tanya rara. "banget" jawab laras singkat sembari menunjukan raut muka kesal.
"Duh ada yang kesal sepertinya" ledek ina kepada Laras.
"Maaf ya ras tadi angkotnya lama banget datang nya" ucap rara. "Hmm iyaiya gapapa kok" jawab Laras dengan senyuman yang kembali terpancar di bibirnya.
"Ohiya tadi ada pengumuman katanya untuk pembagian kelas ada di mading itu" ucap laras sembari menunjuk ke arah mading yang ada di sebrang nya.
"Yaudah yuk kita lihat" ucap nuri mengajak Laras, rara, dan ina.Manding itu tampak ramai digerumuti oleh para siswa/i baru yang sedang mengantri panjang, tentu saja untuk pembagian kelas. Laras, rara, ina, dan nuri pun ikut mengantri panjang.
Dan saat nya Laras melihat mading itu, "Yeaayyyy ALhamdulillah" teriak laras gembira mengejutkan orang-orang yang ada disekitarnya, ketika melihat kertas yang tertempel di mading.
"Ras kamu knapa?" tanya rara kaget yang dari tadi mengantri berada di belakang Laras, dan ina dibelakang rara, kemudian nuri dibelakang ina. "Iya kamu kenapa sih?" tanya ina.
"Ini.. kalian lihat deh, kita satu kelas" ucap Laras dengan gembira.
"serius?" ucap rara, nuri, dan ina berbarengan. karena penasaran mereka memeriksa nama di kertas yang ada dimading. dannn hasilnya betul mereka satu kelas, di kelas X AP 1. Reflex mereka berpelukan.
"Woy malah pelukan, cepetan ngantri panjang nih" celetus seorang laki-laki yang sedang mengantri juga. Laras, rara, ina, nuri merasa malu. "Ohiya maaf" ucap laras.
**
"Assalamualaikum" salam laras, nuri, rara, dan ina. mereka memasuki kelas yang bertulis X AP 1 di jendela.Mereka duduk persis ketika kelas IX yang lalu. Rara dan Laras duduk di bangku pertama baris kedua, sedangkan ina dan nuri dibelakang rara dan Laras.
"Assalamualaikum" salam dari seorang guru laki-laki berbadan tinggi dan besar, memasuki kelas. "Wa'alaikumussalam" jawab seluruh siswa/i dikelas itu.
"Baiklah, perkenalkan nama bapak rahman, bapak diberi amanah oleh sekolah untuk menjadi wali kelas kalian ..... "
perkenalan dari pak rahman. ternyata pak rahman adalah wali kelas X AP 1 sekaligus guru b. Indonesia."Untuk hari ini, kita perkenalan dulu saja, karena pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, kalau udah sayang ya jangan di tinggalin" lelucon pak rahman membuat seluruh siswa/i tertawa geli.
Satu persatu siswa/i memperkenalkan diri masing-masing, dengan menyebutkan nama, asal sekolah, dan alamat rumah. Termasuk Laras, rara, nuri, dan ina.
**
Tett.. tett.. tettt... bel berbunyi meminta seluruh siswa/i kelas X untuk berkumpul dilapangan karena akan ada pentas ekstrakulikuler, dan seluruh Siswa/i harus mengikuti salah satu ekstrakulikuler tersebut.Satu persatu ekstrakulikuler tampil, dan kini terakhir adalah giliran ekskul Rohis yang tampil. Laras, rara, nuri, dan ina sudah penasaran dengan ekskul ini, memang mereka sudah berencana untuk bergabung dengan Rohis lagi.
**
Tettt.. tett... tettt... bel pulang berbunyi memaksa seluruh siswa/i kembali ke rumah masing-masing."Kita ke musola dulu yuk" ajak rara. "emng ada apa?" tanya laras. "kita daftar ekskul Rohis" ucap rara. "ohiyaa" ucap laras, nuri, ina.
Mereka melangkahkan kakinya menuju musola, kebetulan anggota Rohis sedang berkumpul di musola.
"Assalamualaikum" salam dari Laras, rara,ina dan nuri. "Wa'alaikumussalam" jawab anggota Rohis.
"Kakak anggota Rohis bukan?" tanya Laras ke salah satu perempuan berkerudung panjang dan lebar serta pin terletak di pundak kirinya yang sedang duduk diteras musola.
"Iya betul de" jawab kakak Rohis tersebut sembari senyum manis.
"Ka, kita mau daftar buat gabung di Rohis" ucap Laras. "wah ALhamdulillah" ucap salah satu teman dari kakak Rohis yang duduk di samping kanannya.
"Boleh bangett de, nanti hari jum'at setelah pulang sekolah kita kumpul ya di musola" ucap kakak Rohis tersebut. "siap kak" serentak laras, rara, nuri, dan ina.
"Ohiya silahkan kalian tulis nama, kelas, sama nomor hp ya di daftar anggota baru" ucap kakak Rohis sembari meletakkan kertar pendaftaran dan pulpen tepat di depan Laras.
"Oia nama kakak siapa?" Tanya rara. "nama kakak okta, kebetulan kakak penanggungjawab akhwat di Rohis" ucap kak okta.
"Aku laras" celutus laras. " Aku ina" ucap ina. "kalau aku nuri" ucap nuri. "Aku rara kak" ucap rara.
"Wah kalian kompak banget hihi" ucap kak okta. "iya dong ka harus heheh" ucap Laras.
"ohiya kenalin ini teman kakak namanya via" ucap kak okta memperkenalkan seorang perempuan disampingnya yang sedang asyik dengan laptopnya.
"Hay dek" ucap kak via. "Hay juga ka" ucap ka Laras, rara, nuri, dan ina.
-------------------------------------------------
Terus kepoin ya dear, karena akan ada bagian cerita yang lebih menarik lagi😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf Aku Meninggalkan Mu
Teen Fiction... Luka itu akan segera hilang, meski untuk mengobatinya butuh effort yang besar. Tidak perlu khawatir dengan segala titik-titik masalah yang terus berdatangan seperti debu yang datang tanpa harus menunggu lampu hijau. Karena ku yakin tidak ada keb...