**
Sabtu 2016. Hembusan angin malam semakin terasa mengelitik badan. jam dinding menunjukkan pukul 03.00 WIB bergegas aku melangkahkan kaki untuk mengambil wudhu, dan aku pun melanjutkan untuk sholat tahajjud.Tak terasa derai air mata membasahi pipiku ketika aku sedang berdoa di keheningan sepertiga malam setelah aku melaksanakan sholat tahajjud.
Seperti mimpi, aku tersadar dengan tingkahku selama ini, betapa dosanya nya aku selama ini yang lalai bahkan lupa kepada Allah.
Aku hanya mementingkan kesenangan dunia saja sampai melupakan penciptanya. Astagfirullah Sungguh dosa sekali diri ini, rasanya ku tak pantas untuk berada di surga-Nya, tapi ku teringat ucapan kak tia bahwa Allah maha pengampun, Dia mengampuni hamba-hambaNya yang senantiasa menyesal dan bersungguh-sungguh meminta ampunannya. Aku yakin Allah mengampuni dosa-dosa ku selama ini, MasyaAllah bersyukur sekali diri ini dipertemukan dengan Rohis.
Setelah melaksanakan sholat malam Aku melanjutkan bertadarus, selama ini jarang sekali aku bertadarus, jangan kan bertadarus membukanya saja jarang aku lakukan.
Ketika aku melantunkan ayat suci Al-Qur'an terdengar suara yang sangatttt merdu, merduuuu sekali sampai ku terdiam dan memilih untuk mendengarnya. Ya! tentu saja itu adalah suara adzan panggilan untuk melaksanakan sholat Subuh, setelah adzan selesai bergegas ku berdiri untuk melaksanakan sholat subuh.
**
Pukul 09.00 WIB "Ras udah selesai?" tanya bunda kepada laras yang dari tadi sedang memberi makan ikan-ikan yang ada dikolam dibelakang rumahnya."Udah bun" jawab laras dengan senyuman yang manis. Bunda ikut berjongkok disamping kiri laras.
"Bun liat deh ikan nya udah pada gede" ucap laras sembari menunjuk ke arah ikan yang ada dikolam. Bunda hanya tersenyum.
"Seperti kamu ras, kamu sudah tumbuh menjadi seorang remaja tidak lagi anak kecil yang manja" guman bunda didalam hatinya sembari tersenyum ke arah laras.
"Ras bunda boleh tanya?" tanya bunda kepada laras. "Hm boleh bun" jawab laras. Sebenarnya laras takut jika bunda bertanya-tanya tentang kegiatannya di Rohis karena sampai hari inipun bunda masih tidak suka dengan Rohis."Cita-cita kamu jadi apa?" tanya bunda. laras terkejut kenapa bunda menanyakan hal ini, padahal sejak laras kecil bunda sudah tahu kalau laras ingin menjadi seorang dokter.
"Memang kenapa bun?" laras berbalik bertanya. "Bunda hanya ingin tahu ras" ucap bunda.
"Hmm aku belum memikirkan itu bun, yang aku fokuskan hanya memperbaiki diri menjadi lebih baik menurut Allah dan berusaha untuk melaksanakan kewajibanku bun" ucap laras.
"Dulu bukankah kamu ingin menjadi seorang dokter?" ucap bunda. "I...Iya bun, itu dulu" ucap laras. "sekarang?" tanya bunda.
"Bun aku harus liat cita-cita aku tuh sesuai ga dengan syariat Islam, jadi ga asal pilih, untuk sekarang aku hanya ingin memperbaiki diri dulu, InsyaaAllah kalau aku terus berusaha dan berdo'a sama Allah aku bisa menggapai cita-cita ku bun" ucap laras sembari memeluk bunda. Bunda hanya terdiam mendengar ucapan laras.
"Iii kakak itu bunda aku" terdengar suara dari belakang laras dan bunda. Ya! suara itu adalah suara dek fatih yang baru saja pulang sekolah. Fatih memang sangat cemburu jika melihat kakak-kakaknya memeluk bunda atau ayah.
"Eh jagoan bunda udah pulang sekolah"ucap bunda. Fatih segera duduk dipangkuan bunda.
"dede ganggu moment romantis kaka sama bunda aja nih" ledek laras. "Kakak ga bole peluk bunda" ucap dek fatih. "Lho memang kenapa?" ledek laras. "Ini bunda aku"ucap fatih sembari memeluk bunda.
Semua hanya tertawa melihat dek fatih yang cemburu. "Bun dede kesel tau" ucap dek fatih. "kesal kenapa?" tanya bunda.
"dede kesel sama temen dede" ucap dek fatih. "Iya kenapa de?"tanya laras. "Tadi dede sama temen-temen di suruh bikin gerakan senam sama bu guru, terus temen dede nilainya bagus dari pada dede, padahal yang ngajarin dia senam kan dede tapi malah ga bilang makasih, dia malah bilang 'gerakan kamu jelek tih' gitu bun" ucap dek fatih sembari menunjukkan wajah kesal.
"Oo macemTu.. berarti kalau gitu dede ga ikhlas dong ngajarinnya" ucap laras. Dek fatih tak berucap hanya menunjukkan wajah kesalnya. "Kalau dede ikhlas, dede dapet pahala"ucap laras.
"Bener kata kak laras" ucap bunda membela laras. "Yaudah deh dede mau ikhlas aja" ucap dek fatih. Semuanya hanya tertawa melihat dek fatih.
-----------------------------------------------
Terus kepoin ya dear, karena akan ada bagian cerita yang lebih menarik lagi😀

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf Aku Meninggalkan Mu
Ficção Adolescente... Luka itu akan segera hilang, meski untuk mengobatinya butuh effort yang besar. Tidak perlu khawatir dengan segala titik-titik masalah yang terus berdatangan seperti debu yang datang tanpa harus menunggu lampu hijau. Karena ku yakin tidak ada keb...