Jilbab

0 0 0
                                    

Senin, 19 Juli 2016. "Selamat pagi semuanya" sapa laras ketika seluruh anggota keluarga sedang menyantap sarapan pagi, laras yang baru saja datang menghampiri meja makan dan duduk bergabung dengan keluarga untuk menyantap sarapan pagi. "Pagi bidadari ayah" balas Ayah.

"Ras tunggu, coba kamu berdiri dulu" ucap bunda mengagetkan semuanya. Laras yang baru saja duduk di kursi kaget.

"Ada apa bun?" tanya laras pura-pura tak tahu. "Berdiri dulu" tegas bunda. Karena permintaan bunda laras bangkit dari duduknya dan berdiri.

"Ini seragam sekolah mu kenapa?" tanya bunda menghampiri laras dan memegang seragam laras. ayah, kak ica, kak fadia, dan dek fatih pun fokus terhadap laras sampai lupa dengan sarapan paginya.

"A..a..aku sambung bun" jawab laras terbata-bata. Ayah melihat seragam laras segera berdiri menghadap laras.

"Kenapa kamu sambung ras?" tanya ayah. "Pasti ini karena Rohis kan?" ucap bunda. "Bukan bun tapi..."ucap laras. laras belum selesai berbicara namun ayah memotong kalimat yang hendak keluar dari mulut laras.

"Ayah ga suka ya kamu kayak gini, ayah belikan kamu seragam untuk sekolah bukan untuk dijadikan yang aneh-aneh" ucap ayah.

kak ica, kak fadia, dan dek fatih hanya terdiam menyimak pembicaraan yang sedang terjadi, mereka tak mau ikut campur karena jika ayah sudah berbicara tinggi tandanya ayah marah.

"Aku ga aneh-aneh yah, aku hanya ingin melaksanakan kewajiban ku" ucap laras.

"Kamu ga usah fanatik ras. Pokoknya ayah ga mau lihat seragam kamu disambung kayak gini" ucap ayah.

Ayah melangkahkan kakinya meninggalkan meja makan bergegas berangkat ke kantor. "Bun..." ucap laras ingin sekali untuk membujuk bunda. Bunda pun tak menghiraukan laras dan meninggalkan meja makan bergegas pergi ke pasar.

Kak ica dan kak fadia pun meninggalkan meja makan dan bergegas untuk melaksanakan aktivitasnya.

Kini yang tersisa hanya laras, dek fatih, dan makanan untuk sarapan pagi yang masih tersisa.

Derai air mata membasahi pipi laras, merasa tak ada yang mendukungnya. laras melihat ke arah dek fatih yang dari tadi hanya duduk tak mengerti apa yang sedang terjadi.

Laras menghapus air mata yang melintas di pipinya. "Dek, kita berangkat sekolah yuk" ajak laras. "Iya ka" jawab dek fatih.

**
"Ras kamu kenapa?matamu kok sembab" tanya rara yang sedang menyapu kelas, karena hari ini adalah jadwal rara untuk membersihkan kelas. Laras yang baru saja tiba di kelas segera memeluk rara, dan tak mampu menahan air mata.

"Lho kamu kenapa ras?" tanya rara penasaran. "Ayahku ra" ucap laras tersentak-sentak. "Ayah mu kenapa ras?" tanya rara.

"Bundaa" ucap laras singkat. "Iya Kenapa ras?" tanya rara. laras terus menangis, seperti tak berdaya untuk berbicara.

"yaudah kamu keluarin dulu air mata kamu, kalau udah tenang kamu cerita ke aku ya" ucap rara mencoba menenangkan laras.

**
Tett.. Tett.. Tett... bel istirahat berbunyi, laras yang dari tadi diam tak berbicara sedikitpun seperti sedang ada masalah, dari bel masuk sampai sekarang laras tak mengeluarkan suara tak biasanya laras begitu. seperti intirahat biasanya nuri dan ina membawa kursi mereka dan memindahkannya di depan meja rara dan laras.

Ya! setiap bel istirahat mereka berempat berkumpul. "Ras pulang sekolah mau ikut ke rumah ina ga?"tanya nuri. Laras hanya menggeleng kepala menandakan menolak ajakan nuri.

"Ras kamu kenapa?" tanya ina. Lagi-lagi laras hanya mengelengkan kepalanya. rara, nuri, dan ina hanya saling menatap satu sama lain, bingung dengan sikap laras hari ini.

"Ras kamu lagi ada masalah ya? cerita dong ke kita" ucap rara sembari merangkul laras. "Iya ras cerita aja, siapa tau kita bisa bantu kamu" ucap ina.

Laras menghela napas, "Tadi waktu sarapan pagi bunda dan ayah tahu kalau seragam sekolah aku sambung, mereka marah dan nyuruh aku buat buka jahitan nya, tapi mana mungkin aku buka jahitannya sementara ini kewajiban aku. bukan cuma bunda dan ayah yang marah tapi kak ica dan kak fadia juga mendiamkan aku" ucap laras dengan derai air mata yang melintas dipipi nya. Rara segera memeluk laras mencoba untuk menenangkan.

"Jadi hanya karena itu dari tadi kamu diam?" ucap nuri. Laras mengangguk menjawab pertanyaan dari nuri.

"Ras kita juga pernah mengalami apa yang sekarang kamu alami" ucap nuri. "Betul banget" ucap ina.

"Te.. terus apa yang kalian lakukan sampai masih bertahan pakai jilbab?" tanya laras tersendak-sendak.

"yang harus kita lakukan adalah berpegang sama prinsip dan pemahama kita, kalau kita itu hidup di dunia hanya untuk beribadah kepada Allah, arti beribadah itu bukan hanya sekedar sholat, puasa, zakat, baca Al-Qur'an, tetapi ketika kita meninggalkan apa yang Allah larang dan menjalankan perintah-Nya itu adalah ibadah termasuk berhijab syar'i.

Karena nanti kita akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan apapun yang kita perbuat selama di dunia, ia yang tak mau melaksanakan perintah Allah dan melakukan apa yg dilarang-Nya maka akan mendapat balasan berupa siksaan neraka, dan ia yang trs berusaha taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya dimanapun dan bagaimana pun kondisinya akan mendapat reward dari Allah ya berupa Jannah-Nya" ucap rara.

"Bener banget,, Allah itu sedang menguji kamu, dan tandanya Allah itu sayang sama kamu makanya kamu di uji sama Allah karena Allah pengen tau seberapa besar kah iman kamu kepada-Nya, seharusnya kamu bersyukur karena Allah peduli sama kamu" ucap nuri.

Sedangkan aku? hanya terus mengeluh ketika Allah sedang menguji ku padahal Allah sedang menunjukkan kasih sayang nya kepadaku, Allah peduli sama aku. arrrrghhh kenapa aku mengeluh. hati laras berbicara ketika sahabat-sahbatnya mencoba menenagkan laras.

"Kalian benar, ya Allah maafkan akuu" ucap laras menyesal.

"udah ya kamu jangan nangis lagi, kamu kan wanita strong" ledek ina.

Semua tertawa bahagia. Ya Allah terima kasih banyak engkau telah mempertemukan aku dengan sahabat-sahabat taat seperti mereka, yang selalu menguatkan ku untuk terus taat kepadaMu. gumam laras di dalam hati.

-------------------------------------------------

Terus kepoin ya dear, karena akan ada bagian cerita yang lebih menarik lagi😀

Maaf Aku Meninggalkan MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang