10. Ada apa dengan Hoseok?

338 45 1
                                    

Senyum merekah di bibir Jiwoo mengingat hal itu, entah mengapa pikirannya tak mau berhenti untuk terus mengulang kejadian tersebut.

Hoseok yang menyadari bahwa adiknya tengah bahagia kemudian ikut tersenyum tipis, “Kau senang?” Tanya Hoseok tanpa berpaling dari jalan. Sadar akan perkataan kakaknya segera Jiwoo memalingkan wajahnya untuk menjawab “ Ahh...heheheh iya Oppa.” Jawabnya agak sedikit bingung. “Oh ya, mulai besok kau akan sering bertemu dengannya.” Lanjut Hoseok. “Mwo (apa)?” Maja Jiwoo berhasil membulat sempurna mendengar itu. “Se...setiap hari bertemu dengan Minhyun, kenapa bisa seperti itu. Ada urusan apa memangnya.” Tanya Jiwoo dalam hati.  “Wae (kenapa)? Ku kira kau akan senang akan bertemu dengan Sinb terus.” Kata Hoseok dengan sedikit melirik ke arah Jiwoo. “Sinb?” ucap Jiwoo mengulang perkataan Hoseok. “Ahhh...maksud oppa Eunbi, sekarang kau panggil dia Sinb saja.” Jelas Hoseok. Seketika terbesit rasa malu. “Aigoo (ya ampun) apa yang aku pikirkan kenapa aku bisa berpikir bahwa itu Minhyun. Aishh... bersihkan dia dari pikiranmu Jiwoo, Pabbo (bodoh).” Gerutu Jiwoo dalam hati menahan malu. “Jiwoo-ya, kau kenapa? Apa kau keberatan jika Sinb menjadi penjagamu sekarang?” Tanya Hoseok memastikan. “Ahhh Ani, aniyo (Tidak, tidak) Oppa. Aku sangat senang, dengan begitu aku bisa terus curhat kepada Eonni Sinb hehhehe.” Jawab Jiwoo. Hoseok hanya mengangguk paham.

***

Di depan kediaman Hoseok terlihat seorag Yeoja (perempuan) yang agak ragu-ragu untuk menekan bel. “Aish... tenanglah Hwang Sinb.” Ucap Sinb meyakinkan dirinya.

Tinggg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinggg...Tonggg  Suara bel sukses terdengar setelah Sinb menekan tombol, tak lama datang seorang laki-laki paruh baya berpakaian satpam. “Annyeoung Ahjussi halo pak). Saya Hwang Eunbi.” Sapa Eunbi sopan. “Ahh nona Hwang silahkan masuk.” Jawab satpam tersebut. Sejujurnya Eunbi cukup bingung kenapa sepertinya dengan mudah satpam mempersilahkan dirinya masuk, dan dari bicara pak satpam tersebut seperti memang telah diberi tahu bahwa Eunbi akan datang. Namun segera Eunbi menepis pikiran tersebut dan masuk ke dalam halaman rumah keluarga Jung yang sangat luas dengan taman yang asri nan indah.

Sampai di depan pintu, Eunbi kemudian mengetok pintu. Tak lama datang seorang wanita baruh baya yang juga segera mempersilahkan dirinya masuk. Namun Eunbi tahu, kali ini dia datang bukan sebagai tamu melainkan seorang pekerja. Eunbi lantas meminta izin untuk ikut turut menyiapkan sarapan pagi itu. Awalnya memang keinginan Eunbi di tolak namun Eunbi tetap kukuh “Ahjumma (bibi) biarkan saya membantu untuk menyiampkan sarapan.” Ucap Eunbi. “Ahh, Aniyo (tidak) perlu nona Eunbi, Tuan Hoseok tak memerintahkan anda untuk melakukan pekerjaan rumah, tugas Anda hanya menjaga dan mengawasi nona Jiwoo.” Tutur Bibi Choi (Asisten Rumah tangga). “Ajumma (bik) mana mungkin saya diam saja di sini. Saya pasti akan bosan. Jebalyo (saya mohon) perbolehkan saya membantu Ahjumma (bibik).” Pinta Eunbi dengan sedikit memohon. Ahirnya Bibik Choi pun memperbolehkan Eunbi untuk membantu memasak.

Di dapur suasana cukup hening yang tersengar hanya suara goreng minya panas yang beradu dengan bumbu-bumbu masakan serta suara pisau yang bersentuhan dengan talenan, “Nona, saya izin permisi sebentar untuk membangunkan nona Jiwoo.” Kata bibik Choi tetap ramah. “ahh, saya saja Ahjumma, boleh kan?” Tanya Eunbi, karena ia pikir ini merupakan salah satu tugasnya. Setelah mendapat angukan dari bibik Choi Eubi pun bergegas menuju ke lantai 2 kamar Jiwoo.

Setelah berhasil membangunkan Jiwoo dengan susah payah, Eunbi pun kemudian keluar hendak turun ke lantai bawah untuk kembali membantu bibik Choi. Tanpa sengaja baru saja Eunbi menutup pintu kamar Jiwoo, terlihat pintu sebelah ruangan terbuka dan menampilkan seorang namja (laki-laki) dengan rambut agak acak-acakan, kaus oblong putihnya dan celana trining yang ia kenakan serta jangan lupa muka khas bangun tidurnya  namun tak mengurai ketampanannya sedikitpun. Ya, namja (laki-laki) itu adalah Hoseok. Eunbi dengan cepat membungkuk sopan “Ahh, Annyeoung Jhope-ah.” Ucap Eunbii sedikit gugup karena masih terkejut. Hoseok sempat tersentak kaget ketika melihat Eunbi namun segera ia sadar “Ahh, Annyeoung Sinb-ya. Kau sudah datang pagi sekali.” Jawab Hoseok. Eunbi hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pelan. “Ahh, apa Jiwoo sudah mau bangun?” Tanya Hoseok. “Ne (iya), baru saja.” Jawab Eunbi. “Ehmm... Kajja (Ayo) ke bawah kalau begitu.” Ajak Hoseok yang diikuti Eunbi dari belakang.

Sampai di bawah Hoseok kemudian duduk di meja makan dan meneguk segelas air, sedangkan Eunbi kembali kedapur yang ternyata semua makanan telah siap dan hanya tinggal di hidangkan. Eunbi membantu Bibik Choi menghidangkan tak berapa lama turunlah Jiwoo yang sudah rapi dengan seragamnya. “Lho Oppa (kakak) kenapa kau belum bersiap untuk ke kantor. Apa kau akan libur hari ini?” Tanya Jiwoo sambil berjalan untuk duduk di samping Hoseok. “Ahh, Ani (tidak) aku akan berangkat nanti karena ada perubahan jadwal bertemu clien.” Jawan Hoseok. “Hmmm.... benarkah?” Tanya kembali Jiwoo benuh selidik dengan menaikkan salah satu alisnya. “ Ne Jiwoo-ya.” Jawab Hoseok singkat tanpa memandang Jiwoo. Jiwoo pun akhirnya pasrah menerima jawaban dari Hoseok dan melanjutkan untuk makan. Melihat kedatanga Eunbi dengan segelas susu hangat milik Jiwoo kemudian Jiwoo berkata, “Ahh, Eonni mari ikut sarapan bersama.” Ajak Jiwoo. Eunbi menggeleng “Ani (tidak) terima kasih, tapi sebelum ke sini aku sudah sarapan.” Jawaban Eunbi membuat Jiwoo mempoutkan bibirnya. “Yaahhhh, Eonni (kakak).” Rengek Jiwoo. Eunbi tersenyum melihat tingkat Jiwoo.

***

Because Of You [SinHope]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang