Sudah pukul 3 sore, waktu untuk pulang sekolah. Jiwoo menelepon tuan Han (sopir pribadinya) Jiwoo mengatakan untuk tidak menjempunya sekarang dengan alasan ada tugas kelompok. Setelah menelepon tuan Han Jiwoo kemudian menghubungi Eunbi.
"Yeoboseo (halo)." Jawab Eunbi dari sebrang sana.
"Ahh, Eonni (kakak) tadi aku sudah bilang ke tuan Han untuk tidak menjemputku sekarang, aku ada tugas kelompok." Jelas Jiwoo.
"Ohh, lalu kau mau dijemput jam berapa Jiwoo-ya?" Tanya Eunbi.
"Aku belum tau, nanti ku hubungi lagi Eonni." Balas Jiwoo.
"Hmmm... baiklah kau mau makan apa? Biar Eonni masakan." Tanya Eunbi.
"Terserah Eonni saja, tolong jelaskan ini ke Oppa ne, kalo aku yang bilang pasti Oppa tak akan percaya." Mohon Jiwoo.
"Ne, ne (iya, iya)." Jawab Eunbi.
"Ahhh, gomawoyo (maksih banyak) Eonni. Sudah dulu ya, Annyeong (dah)."
"Euhmmm." (Tut...Tut...Tut).
Jiwoo berbohong, sebenarnya tidak ada tugas kelompok, ia kini sedang mengikuti Minhyun dan mencari waktu dan tempat yang tepat untuk minta maaf serta berterimakasih padanya.
***
Jiwoo sedang bersembunyi di balik pohon, ia sedang mengawasi Minhyun yang masuk ke mini market. Jiwoo kira mungkin Minhyun lapar makanya ia ke mini market untuk yah sekedar beli camilan, tapi aneh sudah hampir 15 menit ia menunggu tapi Minhyun tak juga menunjukkan batang hidunya.
Karena sudah lelah dan bosan menunggu Jiwoo putuskan untuk masuk ke mini market juga. "Selamat datang." Ucap pegawai mini market ramah ketika Jiwoo memasuki mini market dan alangkah terkejutnya Jiwoo. "Min...Minhyun." Ucap Jiwoo terbata-bata.
Minhyun sebenarnya juga cukup terkejut, tapi Minhyun tetaplah Minhyun yang bisa menyembunyikan ekspresinya dengan sikap dinginnya. Minhyun masih memasang muka datar seolah tak mengenal Jiwoo kemudian tetap terus melanjutkan pekerjaanya. Jiwoo cukup cengo di sana, ia tak menyangka bahwa Minhyun bekerja part time di mini market. "Pantas saja ia tidak segera keluar." Dengus Jiwoo dalam hati. "Maaf, nona kau mau beli apa? Kau menghalangi jalan." Ucap Minhyun kemudian, menyadarkan Jiwoo dari lamunannya yang masih berdiri tengah-tengah pintu mini market dan tanpa sadar sudah ada orang di belakangnya. "Hah... Ohhh... Mianhae (maaf)." Ucap Jiwoo kepada orang yang dibelakangnya. Orang itu hanya mengangguk. Jiwoo kemudian masuk seutuhnya ke mini market.Jiwoo kini mendekati meja kasir sambil membawa 2 cup ramen dan 2 cup soda, Minhyun berdiri di sana. Jiwoo menaruh belanjaanya, Minhyun kemudian menghitung harganya dengan mesin. "Ehmm... jadi kau kerja part time juga di sini?" Tanya Jiwoo ragu-ragu. Minyun hanya berdehem singkat sebagai jawaban. "Semuanya xxx. Terimakasih telah berbelanja di sini, selamat menikmati." Ucap Minhyun formal. Mendengar itu Jiwoo mendengus, "Yaak, kau ini apa-apaan, di sini Cuma ada kau dan aku jangan berbicara formal padaku, lagi pula kau itu sunbae (kakak kelasku)." Keadaan mini market memang sudah sepi hanya tinggal Jiwoo yang masih di sana, Jiwoo memang sengaja lama memilih dan menunggu mini market sepi agar bisa leluasa berbicara dengan Minhyun. "Arasoyo (baiklah), lalu apa yang kau mau sekarang?" Tanya Minhyun sambil memutar bola matanya malas. " Aishh... kau ini tidak peka sekali, menurutmu untuk apa aku beli 2 cup ramen dan soda ini? Bisakah kita duduk sambil makan kemudian berbicara santai?" Tanya Jiwoo yang lebih seperti membujuk dengan mata yang berbinar. "Tidak bisa, aku sedang kerja." Jawab singkat dan dingin Minhyun. Mendengar itu Jiwoo langsung mengerucutkan bibirnya. "ayolah, tidak akan lama, lagi pula ini kan sepi, kau bisa istirahat, jebalyo ( ku mohon)." Rengek Jiwoo. Akhirnya Minhyun pun pasrah dan mengikuti keininan Jiwoo.
Minhyun dan Jiwoo sudah duduk di bangku mini market yang telah di siapkan sembari makan ramen. " Kau mau bicara apa?" Tanya Minhyun acuh tak acuh. Jiwoo sebenarnya bingun ingin mulai bicara dari mana. "Ehmmm...aish, kau ini. Aku sedang makan tidak bisakah tunggu sampai aku semenyelesaikan makanku dulu." Jawab Jiwoo mengulur waktu. Mendengar jawaban tak memuaskan tersebut Minhyun kembali memutar bola matanya malas.
Jiwoo kini sedang menatap Minhyun secara diam-diam. Melihat namja (laki-laki) yang kini tengah makan di hadapannya entah kenapa membuat hatinya tenang. Apalagi dengan wajah seperti itu, tentu Jiwoo tak ingin menyia-nyiakan pemandangan indah di depannya.
" Wae (Kenapa)?" Ucap Minhyun dengan ekspresi datarnya dengan tetap fokus ke ramennya. Jiwoo yang mendengarnya gelagapan, dia sangat malu karena sudah menatap Minhyun terus. "A...a...Ani (tidak)...bukan apa-apa." Jawab Jiwoo sekenanya. Minhyun berdehem kemudian kembali bicara "Aku sudah selesai, kau mau bicara apa? Pekerjaanku masih banyak." Ucap Minhyun dengan ekspresi super dingin. Jiwoo mengambil nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan "Ehmm...Ak... Aku..." Ucap Jiwoo menggantung. Kembali ia berusaha menenangkan detak jantungnya, jari jarinya yang lentik terus berputar-putar di atas meja membuat goresan lingkaran kecil tak beratutan di sana, "Aku...huhffff....Gomawo (terimakasih)." Finaly, akhirnya Jiwoo sukses mengucapkannya. Hembusan helaan nafas lega terdengar dari mulut Jiwoo.
Berbeda dengan Minhyun dia masih datar kemudian berkata "Untuk?" Tanyanya singkat. Jiwoo menatap Minhyun tajam, sungguh kini ia sedang mengupat dalam hati karena namja yang ada di hadapannya sungkuh tak peka.
Jiwoo kembali menghela nafas gusar. " Aishh.. untuk kau yang sudah menyelamatkanku tempo hari saat aku pingsan di gudang." Sarkas Jiwoo. Minhyun hanya mengangguk saja "Ohhh, sudahkan bicaranya? Aku mau kembali kerja." Ucap Minhyun acuh tak acuh kemudian hendak berdiri namun, lengannya di tahan Jiwoo. "Ehh, tunggu masih ada yang ingin ku tanyakan padamu."Minhyun kembali mendudukkan bokongnya di kursi "Hmmm... sebaiknya kali ini lebih cepat, aku tak punya banya waktu lagi." Ketus Minhyun. Jiwoo memanyunkan bibinya kemudian mulai bertanya " Kau.. waktu itu sedang apa? Kau belum memberitahuku dan mianhae (maaf) karena sudah menuduhmu dan mengataimu." Kali ini tak terduga tanggapan yang diberikan oleh Minhyun yaitu sebuah senyuman kecil hampir tak terlihat tapi, Jiwoo masih bisa membaca perubahan ekspresi Minhyun. Sejenak Jiwoo merasa tenang "Aku menjatukhkan barangku di sana, waktu itu aku sedang mencarinya dan kau muncul membuat masalah denganku." Jelas Minhyun. "Barang seperti apa?" Tanya Jiwoo lagi. "Kepo." Ucap Minhyun yang sukses kembali membuat Jiwoo mempoutkan bibirnya. Kemudian Jiwoo merogoh isi tasnya dan mengelurakan sebuah gelang. "Apa ini?" Tanya Jiwoo sambil menunjukkan gelang tersebut. Mata Minhyun membuat sempurna "Ya... Di mana kau menemukannya." Itu di bawah rak bola." Jawab Jiwoo. Minhyun kemudian mengambil gelng itu. "Ahhh, syukurlah ketemu." Ekspresi lega tergambar jelas di wajah Minhyun, "Apakah sebegitu pentinya gelang itu?" Tanya Jiwoo kembali penasaran. Minhyun mengangguk "Ini satu-satunya kenanganku bersama mendiang Eomma (ibu) ku." Jawab Minhyun." Mendengar itu terbesit rasa bersalah kerena telah menanyakan hal tersebut dan juga tentu Jiwoo tahu betul rasa sakitnya seperti apa. "Ahhh...Mianhae (maaf)." Ucap Jiwoo, Minhyun menggeleng "Aniyo (tidak) bukan masalah, aku seharusnya berterima kasih kau sudah membantu menemukannya kembali." Mendengar pujian Minhyun Jiwoo sertenyum hangat.
Sayangnya di moment-moment indah itu datanglah pembeli dan alhasil Minhyun harus bangkit dari duduknya dan kembali bekerja. "Ahh, ku rasa waktu istirahatku sudah selesai. Apa kau masih ingin di sini?" Tanya Minhyun. Jiwoo sedikit kaget dan bingung harus bicara apa "A..Aniyo (tidak) ini sudah sore, aku akan pulang. Annyeong." Ucap Jiwoo buru-buru keluar dari mini market karena pasti wajahnya sudah merah padam akibat perasaan aneh yang mengelut di benaknya. Minhyun hanya menatap aneh kepada Jiwoo. "Hmm... dia memang Yeoja (gadis) aneh." Gumam Minhyun.
***
Jangan lupa vote and comment please 🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [SinHope]
RomansKebahagiaan dan perasaan hangat ini semua Karena kamu ~ Jung Hoseok Karna kamu, Aku bisa merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya ~ Hwang Eunbi Semua ini karena aku bertemu dengan gadis aneh tak tau terimakasih itu ~ Hwang Minhyun Jadi, karena...