14. Pasangan

327 41 1
                                    

Samapi di rumah tidak seperti biasa. Kini Jiwoo disambut dengan senyuman hangat yang sudah menunggunya dan sudah mempersiapkan makanan untuk Jiwoo.
" Woahhhh, Eonni (kakak) kau memasak semua ini?" Tanya Jiwoo pada Eunbi. Eunbi hanya tersenyum kemudian mulai bersuara "Aku tidak sendirian, Bibik Choi juga membantu." Jawab Eunbi, kemudian Bibik Choy datang.
"Aniyo (tidak) nona Jiwoo, Bibik hanya membantu sedikit sedangkan nona Eunbi melakukan banyak hal untuk memasak." Celetuk Bibik Choi. Eunbi setelah mendengar hal itu kemudian mengampiri Eunbi kemudian memeluknya.
"Gomawo Eonni (makasih kakak.)" Eunbi hanya tersenyum simpul kemudian mengangguk. Tanpa ada yang tau ternyata satu senyuman lagi terukur di wajah sesorang yang tengah memperhatikan mereka dari kejahuan.

Deg...Deg...Deg.... Lagi dan lagi detak jantung Hoseok mulai tak terkendali. Dirinya sangat bahagia melihat bahwa adiknya sangat bahagia dan tersenyum lepas di dekat Sinb. Dan entahlah rasanya kini Hoseok tak hanya kagum pada kehangatan dan ketulusan Sinb tapi ada suatu perasaan yang cukup membingungkan dan tak dapat dilukiskan, tapi apa itu? Hoseok masih berusa keras untuk menemukan jawabannya.

"Ohhh, Oppa (Kakak)." Teriak Jiwoo ketika melihat kedatangan Hoseok. Hoseok kemudian tersenyum "Aigoo...tumben sekali kau mau menyambut Oppa mu ini." Goda Hoseok. Jiwoo mempoutkan bibirnya. "Yaak, Oppa. Aishhh...aku jadi menyesal telah menyambutmu." Gerutu Jiwoo. Dan semua orang yang mendengarnya tertawa.

***

Tak terasa sudah hampir satu minggu Eunbi bekerja di rumah Hoseok. Perasaan yang dulu sangat canggung kini perlahan mulai terkikis, bahkan kini Eunbi sudah terbiasa sarapan bersama dengan Hoseok dan Jiwoo. Sedangkan Hoseok masih sama yaitu terus menerus bertanya pada hati nuraninya dan otak cerdasnya. Apa yang ia rasakan sekarang? Kenapa perasaan itu selalu muncul ketika ia berada di dekat Eunbi.

Lain dengan Hoseok, Jiwoo kini juga mulai memilki kebiasaan baru yaitu selalu mampir kemini market tempat Minhyun bekerja, meski hanya sekedar membeli minuman atau cemilan tapi Jiwoo sangat menikmati bisa menatap wajah Minhyun sebentar jika sedang menjaga kasir dan kadang bila tak terlalu ramai Jiwoo pasti menyempatkan untuk sekedar berbincang atau menggoda dan merecoki Minhyun. Minhyun sendiri sudah mulai terbiasa dengan tingkah konyol dan menjengkelkan Jiwoo.

***

Hoseok sedang berdiri termenung di balkon kamarnya sampil terus menatap undangan dengan warna gold yang sangat elegan.

Sesekali Hoseok terus menghela nafas gusarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesekali Hoseok terus menghela nafas gusarnya.

"Oppa..." Panggil Jiwoo yang kini sudah berada di samping Hoseok sambil menepuk bahu Hoseok pelan. Hoseok segara tersadar dari lamunannya "Ohh, Jiwoo-ya sajak kapan kau disini? Kenapa kau tak mengetuk pintu?" Tanya Hoseok. Bukannya langsung menjawakanb Jiwoo malah menatap Hoseok dengan tatapan yang sulit diartikan " Kau kenapa Oppa? Aku tadi sudah mengetok berulang kali, tapi Oppa tak membukakan pintu. Ya aku putuskan untuk masuk." Jelas Jiwoo, Hoseok masih diam. Kemudian pandangan Jiwoo teralih ke arah undangan yang sedang di pegang Hoseok. " Oppa, apa kau belum bisa move on?" Tanya Jiwoo tiba-tiba, dan tentu langsung membuat Hoseok kelagapan. "Aniyo (tidak), aku sudah move on Jiwoo-ya." Jawab Hoseok cepat. "Lalu kenapa Oppa gelisah dengan undangan itu?" Tanya Jiwoo mengintrogasi. Hoseok membelalakkan matanya kemudian menghembuskan nafas berat. " Aku... Hufffff.... Hanya bingung harus pergi dengan siapa dan entah bagaimana aku nanti ketika kembali bertatap muka dengan dia." Ucap Hoseok pasrah. Jiwoo merubah tatapannya " cuman karena itu? Aishhh... Oppa kau ini CEO perusahaan terbesar di Korea kenapa kau harus bingung mencari pasangan? Kau bisa mengajak siapapun yang kau mau Oppa." Jawab Jiwoo enteng. Hoseok kemudian memijat keningnya. " kau tau Jiwoo-ya aku bukan orang yang seperti itu." Sanggah Hoseok. Jiwoo mengangguk bingung. "Ahhh majja, kau ajak saja Sinb Eonni." Celetuk Jiwoo. Hoseok kemudian menggeleng. " Wae (kenapa)? Wae Oppa? Sinb Eonni orang yang baik, lalu apa lagi dan bukanakah kalian selama ini sudah cukup saling mengenal. Ayolah Oppa, pikirkan hal itu." Usul Jiwoo. "Kau sangat mudah untuk berbicara Jiwoo-ya, tapi bagaimana dengan Sinb sendiri? Apa dia mau?" Tanya Hoseok. "Aishh... untuk masalah itu serahkan apadaku Oppa. Sudahlah besok kau tenang saja. Kau cukup hanya bersiap untuk pergi saja." Belum sempat Hoseok untuk meladeni ucapan Jiwoo, Jiwoo malah sudah meluncur pergi kemudian berteriak dari kamar tengah Hoseok. "Oppa aku pinjam leptopmu, punyaku mati. Gomawo (makasih)." Eunbi segera mengambil leptop Hoseok tanpa menunggu jawaban Hoseok dan segera keluar untuk kembali ke kamarnya.

***

Because Of You [SinHope]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang