2. Akan ku antar (SinHope)

478 60 3
                                    

Jiwoo sudah terlelap, dengan perlahan Eunbi melepas tangan nya dari tangan Jiwoo kemudian Eunbi menarik selimut dan menutupi badan Jiwoo agar hangat. Eunbi tersenyum kemudian mengelus wajah Jiwoo hangat.

Eunbi berjalan ke bawah, sampai di tengah tangga langkahnya berhenti sejenak. Hoseok masih ada di ruang tamu yang dapat dengan jelas di lihat dari tangga tempat Eunbi berdiri. Sejenak Eunbi sangat mengegumi Hoseok, namja (laki-laki) itu begitu tampan. Eunbi mengehembuskan nafasnya perlahan kemudian kembali melanjutkan jalannya. Sampai di anak tangga terakhir pandangan mata Hoseok dan Eunbi bertemu.

Hoseok berdiri dan Eunbi membungkukkan badannya sebentar “Ah...apa dia sudah tidur?” tanya Hoseok pada Eunbi yang berjalan mendekat “Ne, sepertinya dia sangat lelah hari ini.” Jawab Eunbi sopan.
“Ah...gomawo (terimakasih).” Ucap Hoseok dengan tersenyum dan menunjukkan lesung pipinya imutnya. Hati Eunbi dibuat terpesona akan senyuman imut tersebut, namun dengan segera ia tepis “Nde...untuk apa?” Tanya Eunbi bingung. Hoseok tersenyum kembali, “ Kau sudah mau menasihati Jiwoo, dan mengantarnya pulang.” Jawab Hoseok. “Ah..Gwaenchana (ah...itu bukan apa-apa)” Ucap Eunbi sedikit tersipu bahkan pipinya mulai bersemu. “Ehmm... aku sungguh minta maaf karna kau harus menyaksikan pertengkaran kami tadi.” Kata Hoseok sambil sedikit menundukkan kepala dan menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal. “Ah..ne.” Jawab singkat Eunbi karena bingung harus mengatakan apa.

“Kurasa aku harus pulang sekarang, permisi Hoseok-ssi.” Pamit Eunbi. “Jakkaman (tunggu), akan ku antar.” Hoseok menawarkan diri. “Ah, tidak perlu repot, aku bisa pulang sendiri, gomawo (terimakasih).” Tolak halus Eunbi karena tak mau merepotkan Hoseok. “Ah...aniyo (jangan begitu) kau telah mengantar dongsaengku (adikku), lagi pula ini sudah malam...mana mungkin aku membiarkan seorang yeoja (perempuan) pulang sendirian.” Memang benar malam sudah cukup larut karena jarum jam menunjuk angka 20.30 malam. Akhirnya setelah perdebatan kecil tadi Eunbi pun menurut untuk diantar pulang oleh Hoseok.

Di dalam mobil seketika sunyi suasana semakin canggung antara mereka. “Apa kau sudah mengenal Jiwoo lama ?” Tanya Hoseok memecah keheningan. “Eung.. Aniya (oh..tidak) aku baru bertemu dengannya tadi saat dia hampir tertabrak.” Jawab Eunbi menatap Hoseok yang tenga fokus menyetir. Mendengar jawaban Eunbi Hoseok seketika terkejut “Jinjjayo (benarkah)? Hwaahh Daebak (Wow hebat).” Celutuk Hoseok kagum sekaligus tak percaya. Eunbi yang melihat itu menjadi bingung “Wae (kenapa)? Apa ada yang salah?” Tanya Eunbi memastikan “Ah, aniyo...hanya saja aku sangat kagum dan berterima kasih padamu. Jiwoo sangat sulit untuk bergaul dan mempercayai orang, tapi tidak saat ia bersamamu padahal kalian baru saja bertemu. Aku lihat Jiwoo sangat nyaman di dekatmu dia seperti bebas mengekspresikan diri...ah Gomawoyo (terimakasih banyak) Eunbi-ssi. Jujur apa yang dikatakan Jiwoo benar, aku memang sangat sibuk hingga tak memilki waktu untuknya.” Kaliamat terakhir Hoseok terdengar begitu lirih, tanpa sadar Hoseok mulai menitihkan airmata namun, dengan segera ia seka.

Eunbi yang melihat Hoseok mulai menangis dibuat sangat terkejut “Mianhaeo (maaf) Eunbi-ssi, aku tak bermaksud menunjukkan kesedihanku di hadapanmu...” Hoseok menyadari bahwa Eunbi menatapnya sedari tadi. Hoseok mulai tertawa kecil “Kau pasti berpikir bahwa aku adalah namja (laki-laki) yang cengeng.” Ucap Hoseok dengan tetap memandang ke arah jalan. “Aniyo (tidak) Hoseok-ssi, aku tak berpikir seperti itu. Aku mengerti betapa sulitnya keadaan yang kau hadapi. Kau bukan namja cengeng Hoseok, malah sebaliknya kau adalah namja yang sangat tegar dan bertanggung jawab. Percayalah padaku bahwa Jiwoo suatu saat pasti akan mengerti tentang rasa sayangmu.” Ucap Eunbi lembut sambil tersenyum hangat.

Hoseok yang mendengar kemudian melirik ke arah Eunbi mendapati senyuman manis Eunbi membuat hatinya sejuk seketika ia seperti mendapat kekuatan dari sana. “Aku paham mengapa Jiwoo sangat nyaman dan menyukaimu Eunbi-ssi, karena kau adalah orang yang hangat dan berjiwa keibuan yang mungkin selama ini Jiwoo rindukan.” Balas Hoseok dengan senyum ramah yang menampilakan lesung pipinya.

Lagi-lagi Eunbi dibuat tak karuan hatinya ketika memandang namja (laki-laki) dihadapannya tersenyum. Seketika semburat merah mewarnai pipi Eunbi.

Seetttt...Mobil Hoseok sudah berhenti di sebuah panti asuhan, dalam hati Hoseok bertanya-tanya, “Panti asuhan ? berarti dia sama sepertiku.” Batin Hoseok. “Gomawo Hoseok-ssi telah mengantarkanku pulang. Apa kau mau mampir?” Tanya Eunbi ramah, yang seketika membuyarkan lamunan Hoseok.

“Ah...mungkin lain kali Eunbi-ssi...ini sudah terlalu larut. Kalau begitu aku permisi dulu.” Jawab Hoseok. “ehmm..ne (iya). Hati-hatilah di jalan.” Ucap Eunbi sambil tersenyum simpul. Hoseok hanya mengangguk sebagai jawaban iya kemudian melaju meninggalkan tempat tersebut.

***

Seminggu berlalu setelah kejadian itu, baik Hwang Eunbi maupun Hoseok tidak lagi bertemu. Sejujurnya tak jarang Jiwoo merindukan sosok Eunbi yang dirasa bisa mengerti dirinya dan memberinya kasih sayang yang lama ia rindukan dari sosok Eomma (ibu) walaupun usia Eunbi yang masih terbilang muda.

“Ah...Oppa (kakak) aku bodoh sekali lupa meminta nomor ponsel Eonni Eunbi (kak Eunbi).” Rengek Jiwoo pada Hoseok. Melihat kelakuan adiknya Hoseok menahan tawa, sudah lama ia tak melihat ekspresi Jiwoo yang seperti ini.

Setelah kejadian seminggu lalu, kini Hoseok lebih memperhatiakn Eunbi meski tidak selalu tapi, setidaknya ia berusaha mengajak Eunbi untuk berbagi cerita ketika sedang sarapan ataupun ketika jam makan siang kantor Hoseok akan menelepon Jiwoo untuk sekedar menyakan apa yang sedang ia lakukan. Benar saja, meski sederhana, namun Jiwoo sangat menyukai sikap kakanya ini. Perlahan ia mulai kembali ceria dan lebih terbuka kepada Hoseok.

Masih di meja makan, obrolan yang terjalin antara kakak beradik itu tetap membahas seputar Hwang Eunbi, “Oppa (Kakak), apa tak memiliki sedikitpun informasi tentang Eonni (kak) Eunbi?” Tanya Jiwoo dengan aegyo (tingkah lucu)nya. Hoseok berdehem dengan tetap fokus pada sarapannya. “Ehmm.. sebenarnya ada sih...” belum selasai bicara Jiwoo dengan antusias memotong ucapan Hoseok “ Jinjja (Serius)?! Apa itu Oppa, ayolah cepat beri tahu aku...” Rengek Jiwoo sekali lagi.
Hoseok tersenyum geli melihat Jiwoo “ Oppa tau alamat tempat tingganya, kalau kau mau kesana nanti akan Oppa antar kebetulan jadwal Oppa hari ini tidak begitu padat, mungkin Oppa bisa pulang lebih cepat.” Jawab Hoseok... tanpa sadar Jiwoo sudah ada di belakangnya dan memeluknya dari belakan. “Wahhh Daebak (Wah... Hebat) Oppa ku memang yang terbaik, Gomawo Oppa (makasih kakak).” Ucap Jiwoo riang kemudian mencium pipi kakaknya sekilas. “Ah.. Oppa aku akan berangkat sekarang. Bye Oppa.” Lanjut Jiwoo kemudian berlari kecil sambil mengenakan tas nya menuju ke mobil.

Hoseok hanya tersenyum tipis tapi penuh kehangatan. Rasa bersalahnya kini mulai berangsur memudar dan jujur Hoseok sangat berterimakasih kepada Eunbi dalam hatinya.

***

Seperti janji ku guys... Ya walau masih di rasa agak kaku canggung gitu antara Eunbi dan Hoseok.... Tapi kan setidaknya udah ada moment mereka berdua hehehhe.... Next mungkin aku akan buat ada kemajuan....nantikan saja yups....

Makasih yg udah mau baca, jangan lupa vote and comment.

Because Of You [SinHope]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang