"Rain.."ujar Nesa dengan suara parau nya.
"Kenapa Nes?"Tanya Rain mengelus kepala Renesa.
"Aku takut.."lirih gadis itu.
"Kamu nggak perlu takut ada aku di sini ,aku akan temenin kamu sampe kamu selesai cuci darah..".
"Promise?"Renesa mengacungkan jari kelingking kanan nya.
Rain tersenyum. "Promise"Rain mengaitkan jari kelingking kanan nya pada kelingking kanan Renesa.
"Halo Renesa sudah siap untuk cuci darah hari ini?"sapa dan tanya seorang dokter wanita yang tak lain adalah Ghisel.
"Halo juga dokter Ghisel ,aku siap untuk cuci darah kali ini soalnya aku ada yang nemenin.."ujar gadis ini dengan riang nya.
"Tante Ghisel!".
"Rain!".
Ujar Rain dan Ghisel hampir berbarengan ,mereka sama -sama terkejut karena berada di ruangan yang sama.
"Kalian udah saling kenal?"Tanya Renesa.
"Ini tenta Ghisel ,Mommy nya laki-laki yang paling berarti dalam hidup aku"kata Rain dengan senyum yang mereka indah di bibir nya.
Ghisel terkekeh."kamu kenapa bisa sampe sini sayang ,dan kenapa kamu bisa kenal sama pasyen mommy?".
"Rain lagi buat sejarah baru di SMA.Alanzo karena ada mantan ketua kedisiplinan bolos ,dan nesa ini temen aku tan aku sengaja nemenin dia buat cuci darah jadi boleh ya tan please.."mohon Rain dengan menunjukan puppy eyes.
"Kamu ini ada-ada aja Rain"Ghisel memberi jeda. "Kamu mau nemenin Nesa? ,boleh dong kasian Nesa nggak ada temen nya".
"Asyikkkkk...asyikkkkk makasih tante!".
"Kita mulai ya ,kamu relax aja ya tarik nafas yang dalam dan hembuskan perlahan jangan tegang"intruksi Ghisel.
Renesa mengangguk dan melakukan apa yang Ghisel perintahkan ,sementara Ghisel melakukan tugas nya selama cuci darah berlangsung Renesa kelihatan biasa saja namun Ghisel dan Rain tahu gadis itu sedang merasakan sakit yang luar biasa.
Bahkan Rain menitihkan air mata ikut merasakan betapa sakit nya yang Renesa rasakan ,gadis itu menghapus air matanya ia tidak boleh menangis.
'Nggak Rain kamu jangan nagis ,Nesa aja kuat seharus nya kamu yang memberi dia kekuatan' batin gadis itu.
Rain menggengam tangan Renesa yang tidak di tancapkan jarum infus dan alat pencuci darah ,Renesa melirik Rain dari ekor matanya ia tahu bahwa Rain sedang memberi nya semangat lewat genggaman itu.
Renesa tersenyum. 'Terimakasih tuhan engaku kirim kan aku malaikat tanpa sayap seperti Rain..' batin Renesa penuh syukur.
Ghisel yang memang memperhatikan gerak gerik calon mantu dan pasyen nya tersenyum ,ia bersyukur karena masih ada orang yang perduli dengan Renesa.
***
"Makasih ya My sun lu mau nemenin cewe gua cuci darah..."ujar Reno disaat Rain dan Ghisel keluar dari kamar rawat Renesa.
"Iya ,kamu nggak usah bilang makasih gitu aku seneng kok bisa temenin Nesa.."monolog Rain ,gadis itu mengusap bahu Reno.
"Aku tahu Reno ,aku tahu apa yang kamu rasain. Mendampingi orang yang kita sayang dalam berjuang melawan kematian itu sulit ,tapi kamu nggak boleh kelihatan lemah kamu harus tegar untuk memberi kekuatan pada Nesa"ujar Rain lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paris love story 2
Teen FictionKisa cinta Alviero dan Rain yang awalnya indah dan tenang bagai air terjun yang mengalir ,harus mengalami masalah. Akan kah mereka bisa menghadapi nya?. PARIS Love STORY 2