Semoga suka! ❤️. Happy Reading yah! {}.
_°_°_‘’Kalo kamu cinta aku, kalo kamu sayang aku. Kamu gak perlu sampe berlebihan kaya gini Li!. Aku juga pengen hidup normal kaya mereka, kaya cewek-cewel di luar sama. Bisa kenalan sama siapa aja tanpa dilarang, makan apa aja yang aku suka, qualitytime sama temen-temen aku, belanja bareng, nongkrong bareng, lakuin apa aja yang aku mau dan aku suka. Bukan kaya gini. Kamu cinta aku kan? Kamu sayang aku kan? Boleh Li tapi ga perlu sampe kaya gini.’’ Prilly mengungkapkan semua kekesalannya terhadap Ali. Lebih tepat nya sikap Ali yang terlalu mengekang dirinya, hingga ia merasa tidak bebas melakukan apapun yang ia mau.
‘’Prill. Aku kaya gini karna aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku gamau liat kamu sakit, aku mau kamu selalu aman saat di samping aku. Oke iya, aku tau cara aku salah, tapi yang aku lakuin ini semuanya demi kamu Prill. Kalo kamu sakit, aku jadi lemah Prill. Aku ikut ngerasain apa yang kamu rasain kalo kamu sakit,’’ balas Ali pelan. Ia hanya ingin Prilly baik-baik saja, apa itu salah?.
‘’Cukup Li! Aku udah cukup sabar ngehadapin kamu selama ini, aku udah cukup sabar dengerin larangan-larangan kamu itu. Sampai aku sadar, kalo kamu cinta aku harus nya kamu percaya ke aku, tapi kamu ga bisa nunjukin itu sama aku. Kamu selalu mikir negatif tentang aku, aku capek li, capek.’’ Ucap Prilly menangis, ia lelah dengan semuanya. Ali terlalu egois, tak mau mengerti perasaan nya bagaimana.
‘’Tapi Prill—‘’
‘’Udah lah Li, aku mau mulai sekarang kamu lupain aku, begitupun sebaliknya, kita jalanin hidup kita masing-masing.’’Setelah mengucapkan kalimat itu, Prilly pergi meninggalkan Ali seorang diri. Meninggalkan luka yang sama-sama mereka ciptakan tanpa mereka sadari. Saling terluka. Saling merasakan sakitnya cinta.
*****
Prilly mengerjapkan matanya, kenapa itu lagi sih yang di inget?!, batinnya kesal.
Tadi saat ia sedang membaca naskah dialog untuk film terbarunya, tiba-tiba ingatan itu terlintas kembali di dalam benaknya. Ingatan tentang kejadian bagaimana hancurnya hubungan Prilly dulu dengan Dia.
‘’Prill kamu kenapa? Capek?’’ tanya Max kepada Prilly, namun Prilly hanya menggelengkan pelan kepalanya, pertanda ia tidak apa-apa.
‘’Bener?,’’ tanya Max sekali lagi,
‘’Iya sayang, emang aku keliatan bohong apa?? Ga kan?,’’ tanya Prilly menatap Max, ‘’Ga sih, aku takut kamu kenapa-napa mangkannya aku tanya’’ jawab Max tersenyum. Ia mengusap pelan pipi chubby Prilly.Cukup lama mereka saling terdiam, hanyut dalam pikiran masing-masing, hingga terdengar suara yang berasal dari perut Prilly, yang menandakan bahwa gadis itu tengah lapar.
‘’Kamu laper?,’’ Max terkekeh menatap gemas gadisnya itu,
‘’Hehe.. Iya nih. Makan yuk,’’ Prilly mengucapkan itu dengan wajah yang sudah bersemu merah.‘’Mau makan apa???,’’ tanya Max menatap Prilly,
‘’Ketoprak, tapi pedes yah, aku lagi pengen makan yang pedes-pedes,’’ Prilly meminta itu sembari mengeluarkan jurus andalannya, puppyeyes.Max yang melihat itu tersenyum dan mengacak pelan rambut Prilly. Prilly menunggu jawaban dari Max, hingga akhirnya Max mengangguk dan mengiyakan permintaan Prilly.