BAB 7 : Salah (?)

1.1K 103 4
                                    

Note : Vote sebelum baca, comment sesudah baca! Thank you! 🖤

_______

Waktu memang sudah berubah, tapi aku ingin kamu tau satu hal. Perasaanku tetap sama, walaupun perasaan kamu terhadapku tidaklah lagi sama-anonym

______

Play a music :

Luka Semesta - Ummay Shahab

______

''Dek. Lo ngapain sih dari tadi, bolak-balik buka WA, gaada kerjain lain apa? Mau ngapain sih?,'' Alya langsung bertanya kepada Ali, pasalnya sedari tadi adiknya itu terlihat sangat gelisah, ntah apa yang ada dipikirannya.

Ali menatap Alya dengan pandangan yang sulit diartikan, ''Lo keganggu?,'' balasnya balik bertanya.

''Ya iyalah keganggu, lo tuh kaya ikan yang ga ditaruh diair tau ga sih, kaya mau mati, gelisah.''

''Dih, lo doain gue mati?,''
''Bukan gitu,''
''Ck lo mah. Gue tuh mau nge-chat Prilly, gue mau ngajak ketemuan, tapi gue takut ga direspon.''

Alya langsung menolehkan kepalanya, menghadap Ali, menatap adiknya itu lekat-lekat.

''Mau ngapain lo ngajakin dia ketemuan?,'' tanyanya sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Alasan pertama kenapa gue mau ajak dia ketemuan, gue kangen dia Al. Alasan kedua kenapa gue mau ajak dia ketemuan, lo tau kan, diluar sana banyak yang bilang kalo hubungan gue sama Prilly gak baik-baik aja. Gue mau ngelurusin itu semua, dan sebagai mantan yang ga dianggep, gue gamau lagi kalo ketemu dia ntar, kita kaya musuhan, kaya ga kenal, kalo pun nyapa, asing banget,'' Ali menjelaskan secara detail alasannya kepada kakak nya itu.

"Lo yakin???" tanya Alya. Ia sedikit ragu dengan tindakan yang akan diambil oleh adiknya itu.

"Iyalah gue yakin Ya. Lagian gue gamau hubungan gue sama Prilly kaya gini mulu, kaya yang gue bilang tadi, asing, padahal dulu gue sama dia pernah sedekat nadi, lah sekarang sejauh mata memandang''. Okey, asal kalian tau Ali terkekeh sendiri setelah mengucapkannya.

"Li masalahnya ini beda, posisi kalian beda sekarang" Alya berusaha membujuk adiknya itu untuk tidak melakukan niatnya, ia takut adiknya sakit sendiri karna hal yang bisa dibilang tidak mungkin dapat adiknya itu terima begitu saja.

"Beda apanya??. Gue sama dia masih sama-sama makan nasi, masih bernafas di udara yang sama, masih memandang langit yang sama, walaupun hati dia yang gue yakin gaakan mungkin lagi sama" ceplos Ali begitu saja.

"Bukan itu masalahnya dek,''
''Kalo bukan itu terus apa?,''

Alya menghela nafas panjang, agak susah memang membujuk adiknya itu, apalagi kalau keinginan itu memang berasal dari hatinya sendiri, ''Lo sama Prilly posisinya sekarang udah beda. Prilly udah punya Max, lo ga bisa nentuin gitu aja''.

"Belum bisa di bilang punya, kalo statusnya aja cuma pacar Alya,'' jawab Ali spontan,

"Yaudah serah lu dah".

Percuma saja Alya membujuknya, Ali tetaplah Ali, keras kepala. Alya berdiri, lalu melangkah meninggalkan Ali sendiri.

''Chat ga yah?!,'' ucap Ali ragu sendiri.

****

Dilain tempat, Prilly saat ini sedang menghabiskan waktu bersama kekasihnya, Max. Mereka memasuki salah satu tempat makan cepat saji yang berada di Jakarta.

Terhalang Ego! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang