Bab 3

448 31 0
                                    

Tiba-tiba ada yang mendorongku dengan kuat.
"Astagfirullah"
~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~

"Woi bro lihat, ada orang buta lagi ngampus Hahaha" orang itu tertawa dan disusul dengan tawa temannya yang lain, entah siapa mereka, tapi memang apa salahnya orang buta untuk menginjakkan kakinya ke kampus.

"He, seharusnya tempat lu itu bukan disini, tapi........ Di jalanan sambil minta-minta Bwahahahaha". Aku hanya bisa beristighfar dalam hati dan menenangkan diri, jangan sampai aku terbawa amarah karena kata-kata yang tidak pantas itu.

"He!!, nape lu diem. Ohh gua tau, jangan-jangan selain lu buta, lu juga bisu Hah".

"Eh iya tu bos, dia buta dan juga... Bisu hahaha, ya kan geng" sekarang temannya yang berada di sebelahku yang ganti berbicara, dan yang lain hanya mengiyakan saja dan ikut tertawa. Hhh~ Dasar gak punya pendirian. Eh Astagfirullah..

"ni orang benerang bisu ternyata, mungkin dulu mak lu ngejual mata sama pita suara lu ya". Tanganku mengepal mendengar bunda di sangkut pautkan dengan kata-kata tidak pantas yang keluar dari mulut kotor mereka.

Asal kalian tau ya, dari dulu aku paling gak suka, kalau ada yang menghina keluarga atau orang-orang yang aku sayang, terutama bunda. Sebenarnya saat ini ingin sekali ku lampiaskan semua amarahku ke orang itu, tapi karena aku ingat bahwa amarah akan mengundang setan untuk mengendalikan dan menguasai tubuhku. Maka aku tahan itu, jangan sampai tubuhku melakukan hal-hal aneh diluar akal pikiran.. Naudzubillahmindzalik

"Maaf, atas dasar apa anda bicara seperti itu, memangnya anda punya buktinya. Tolong jaga bicara anda!" ucapku tegas, untuk memperingatkan mereka. Tapi mereka sepertinya tidak mengerti.

"Wo wo wo, astaga geng dia gak bisu geng, ternyata lu berani juga ya. Jangan sok deh lu haha" sepertinya orang itu sedang meremehkanku.

"Saya. Tidak. Main-main. Dengan. Ucapan. Saya!" sengaja aku menekankan setiap kata dari kalimat yang ku ucap.

"Beneran berani ya lu sama gua"

"Udah bos, habisi saja orang buta yang belagu ini. Halah~ paling cuma senggol dikit, dah koit dia hahaha" Rupanya mereka tidak akan berhenti sebelum aku bertindak.

Dan tiba-tiba saja hening...kupikir mereka berhenti berbicara omong kosong, dan pergi meninggalkanku. Tapi ternyata mereka malah mendorongku lagi, dengan dorongan yang lebih kuat dari sebelumnya. Aku hanya pasrah dan terus melafalkan asma Allah, bersiap-siap untuk menerima sakitnya.
Tapi, setelah punggungku menempel dengan.... Ah entah aku pun juga tidak tau, karena rasanya bukan sakit. Dan setauku lantai itu keras, gak mungkin kalo gak sakit saat jatuh. Setelah lama hening, akhirnya suara perempuan yang berhasil memecahkannya.

"Kamu itu apa-apan sih Bayu" Ohh jadi nama lelaki kurang ajar itu Bayu, hhh~ nama sama perilaku beda jauh.

"Apa sih sayang, udah deh kamu gak usah ikut campur. Ini itu masalah lelaki. Oke".

"Gak ikut campur bagaimana, gini ya, pertama kamu udah keseringan buat masalah. Kedua kamu itu gak mikir-mikir kalo mau bully orang. Lihat, dia itu seharusnya di bantu bukan di bully".

"Udah deh yang, kamu pergi aja. Gak baik kalo perempuan kayak kamu itu marah-marah"

"Mau kamu itu apa sih bay?"


ADINDA POV

"Mau kamu itu apa sih bay?". Aku bertanya seperti itu ke dia, karena mungkin saja saat permintaannya terpenuhi, dia bisa berubah.

"Kamu tanya mau aku itu apa?"

"Iya, emang kamu gak dengar ya tadi" ucapku mengejek, lama-lama jengkel juga ya, menghadapi anak ini.

"Mau aku itu, kamu memberikan hati kamu untukku"

"Lho?, ya gak bisa dong". Kalo misal hati aku diberikan ke dia, terus aku hidupnya gimana. Gak punya hati dong. Batinku meronta-ronta.

"Kenapa gak bisa sih Din?, padahal aku udah berikan hatiku ke kamu". Lha?, berarti hatiku sekarang ada dua dong. Eh gimana sih kok aku jadi bingung.

"Kalo misal hatimu diberikan ke aku, berarti kamu udah gak punya hati dong?, terus sistem metabolisme tubuh kamu terganggu dong?".

"Astaga Dinda.... Maksud aku itu, cinta. Aku udah berikan cintaku untuk kamu, masa kamu gak bisa balas cintaku" ohh jadi itu yang di maksud.

"Hmm.. Kalo itu.... Maaf, aku gak bisa berikan cintaku secara cuma-cuma dan sembarangan, karena bagiku yang layak untuk menerimanya adalah jodohku kelak." Aku menjelaskannya dengan perlahan, memohon pengertian dari Bayu

Tapi ternyata bayu tidak menjawab apa-apa, dia terdiam cukup lama. Sampai akhirnya dia tersenyum, semyum tulus yang pertama kali aku lihat darinya. Dan setelah dia memberikan senyuman itu dia pergi meninggalkan aku bersama seseorang yang berada di sebelahku.

"Terima kasih ya mbak" Ucapan orang yang berada di sebelahku ini membuatku tersadar dari keterkejutanku karena ulah tiba-tiba dari Bayu.

"Oh iya sama-sama pak. Kalo boleh tau, bapaknya ini mau kemana ya?"

"Saya tadi mau keluar mbak, tapi tiba-tiba di dorong sama orang itu", aku yang mendengar penjelasannya merasa iba.

"Astagfirullah.. Ya sudah pak, mari saya bantu"

"Tidak mbak tidak usah, saya bisa sendiri kok"

"Ohh gitu pak, iya hati-hati ya pak kalo begitu"

"Iya mbak, sekali lagi makasih ya mbak" pandanganku terus kuajukan pada orang itu, memastikan bahwa ia tak akan kenapa-napa.

"Adinda!!". Aku menoleh ke asal suara teriakan itu, ternyata yang memanggilku adalah Alfi. Hmm... Kebiasaan anak ini, kalo gak teriak-teriak ya mengagetkan. Setelah mengetahui itu Alfi, aku langsung menolehkan kepalaku lagi ke orang itu, tapi orang itu sudah jauh. Masya Allah meskipun dia mempunyai kekurangan fisik, tapi dia tidak mau selalu bergantung pada orang lain. Dan ya~ sepertinya dia orang baik dan sholeh. Astagfirullah.. Ampuni hambamu ini yang terlalu mengagumi makhluk ciptaanmu Ya Allah.

»»»»»»»»»»»»»»»»««««««««««««


Jangan lupa vote and comment nya

Cinta Lillah BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang