Bab 5

407 24 0
                                    

Aku sedang duduk di atas kursi kerjaku, ditemani dengan secangkir kopi yang di buatkan oleh sekretarisku tadi. Bacaan ayat suci dengan Suara yang merdu menyapa gendang telingaku, membuatku merasa tenang dan nyaman. Surah Ar-Rahman, betapa hebat dan romantisnya Surah ini. Seakan-akan surah tersebut mampu untuk mengajakku mengelilingi semesta.

Sudah 2 jam aku menunggu hasil dari data-data perempuan itu tapi, sampai saat ini belum ada perkembangannya. Ya, mungkin saja dia masih mencari data itu di dalam tumpukan data yang berjumlah ribuan.

' Tok, tok, tok '

" Assalamu'alaikum pak, boleh saya masuk? " Alhamdulillah... Akhirnya sampai juga datanya.

" Wa'alaikummussalam warromatullah... Iya silahkan".

Aku mendengar suara pintu yang sedang terbuka lalu selang beberapa detik pintu itu tertutup lagi. Dan setelah pintu itu tertutup, aku mendengar suara langkah sepatu yang sedang berjalan ke arahku. Suara sepatu itu terhenti digantikan oleh suara kursi yang berderit dan mungkin dia sedang duduk. Selang beberapa menit akhirnya dia membuka suaranya.

" Maaf pak, saya di sini untuk menyampaikan hasil dari data yang bapak minta tadi "

" Hmm... Oke, sekarang jelaskan apa yang telah kau dapat "

" Mengenai gadis itu, dia bernama Winny Adinda Wijaya, dia dari keluarga wijaya yang mempunyai perusahaan kecil yang baru di bangun. Perusahaan itu adalah perusahaan Aditya Wijaya Export. Dia tinggal di komplek perumahan, tapi tidak begitu elit. Bisa di bilang dia itu dari keluarga yang di atas sederhana tapi bukan orang kaya. Gadis itu menjadi mahasiswi Dokter Ahli Gizi semester 4 dan menggunakan beasiswa untuk masuk ke universitas Abdi Jaya, milik ayah bapak."

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku mendengar semua penjelasan yang di berikan. Oh tapi, aku belum tau bagaimana dia yang sebenarnya.

" Hmm.. Gitu ya, tapi bagaimanakah dia sebenarnya? "

" Maaf, maksud bapak? ". Sepertinya dia kurang mengerti dengan perkataanku tadi.

" Maksud saya itu, misalnya seperti kepribadiannya bagaimana?, terus sifatnya bagaimana?, apakah dia sudah berkeluarga atau belum?, terus penampilannya bagaimana?, apakah dia menutup aurat atau tidak? "

" Oh soal itu ya pak. Kata teman-temannya, dia itu orang yang baik, ceria, kekanakan tetapi juga dewasa. Dia belum berkeluarga, dan dia juga berpegang teguh pada ajaran agama. Jadi dia tidak membiarkan orang lain untuk melihat auratnya, kecuali keluarga dan suaminya kelak, dan juga dia tidak pernah pacaran. Baginya pacaran itu hanya buang-buang waktu, serta menimbulkan zina. "

" Masya Allah "

" Apa ada pertanyaan lain pak? "

" Tidak usah, sudah cukup.  Makasih "

" iya sama-sama pak, kalo gitu saya pamit dulu "

"Iya silahkan. Wa'alaikummussalam warromatullah ".

Mendengar penjelasan tadi, sepertinya aku siap untuk melamar gadis itu, tapi apakah tak terlalu cepat. Aku dan dia kan baru bertemu kemarin dan itupun hanya pertemuan singkat, mungkin dia memang jodohku, eh tapi.... Hah~ sepertinya aku akan menayakannya kepada Allah atas kebimbangan hatiku ini, lewat sholat istikharah.
Ya Allah mantapkanlah hati hamba untuk menentukan pilihan Ya Allah. Aamiin..

'°'°'°'°'°'°'°'°'°'°'°'

Jangan lupa vote and comment yak...

Cinta Lillah BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang