Semua duduk dengan gelisah menunggu kabar dari dokter yang memeriksa bundanya di UGD
Satu persatu bergantian untuk melaksanakan kewajiban mereka sebagai seorang muslim dan muslimah.
Dan tak terasa, sudah 8 jam lamanya mereka menunggu tanpa kepastian tentang keadaan Bunda Ema. Dokter yang menangani beliau pun akhirnya keluar dari medan pertempuran dengan wajah yang muram.
"Maaf, salah satu keluarga bisa ikut ke ruangan saya?"
Semua yang terduduk sambil menundukkan kepala guna berdoa, terkejut karena perkataan dari pak dokter. Melvin yang akhirnya tersadar lebih dulu dari keterkejutannya pun langsung mengangguk dan mengikuti dokter tersebut ke ruangannya.
"Bagaimana keadaan bunda saya dok?" Tanya Melvin seketika, saat telah memasuki ruangan dokter. Pak dokter yang ditanyai pun hanya melihat sekilas dengan raut muram dan langsung duduk di singgasana nya.
"Silahkan duduk terlebih dahulu pak, saya akan menjelaskannya"
"Begini pak ...."
"Melvin"
"Baik, begini pak Melvin. Ibu Emi Irawan saat ini mengalami kondisi kritis. Benturan yang di dapatkan Ibu Emi di kepalanya sangat fatal, menyebabkan pendarahan otak. Pendarahan dapat terjadi di ruang sekitar otak ( perdarahan subarachnoid ) atau di jaringan otak (perdarahan intraserebral).
Pendarahan dapat menyebabkan pembengkakan jaringan otak yang mengelilingi pendarahan. Pembengkakan salah satu bagian otak dapat menghalangi aliran darah ke sana. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan kematian sel-sel di otak. Saat ini beliau koma, karena alat penunjang kehidupan menjadi penopang hidupnya. Jika penopang hidupnya dilepas, maka ...."
"Ya Allah"
Melvin menangis, dia meneteskan air mata mendengar keadaan bundanya saat ini, sangat, sangat parah sekali. Bagaimana mungkin bundanya bisa menderita separah itu.
"Dan juga tadi, Bu Emi sempat tersadar dari koma nya, beliau mengatakan untuk memberikan kedua matanya kepada anak kedua beliau..."
'Bunda ....'
'Bunda ....'
"Beliau berpesan pada semua anak dan menantunya, agar selalu berbahagia, tetap menjaga iman, dan selalu berperilaku baik yang bisa berguna bagi kehidupan masyarakat dan sekitarnya"
Melvin menutup wajah nya menggunakan kedua tangan, tidak sanggup lagi untuk mendengarkan pesan terakhir sang ibunda, sungguh, ini adalah hari paling menyedihkan bagi dirinya.
"Untuk anak-anaknya, beliau berpesan agar selalu rukun, saling menjaga, saling menyayangi baik saat susah maupun senang"
"Dan untuk yang terakhir, beliau berpesan, agar semuanya mengikhlaskan dirinya untuk pergi, jangan mempersulit dirinya untuk membuat Revan melihat lagi, biarkan dia tenang untuk hidup di sisi-Nya"
Badan Melvin bergetar, suara tangisnya menyayat hati, dia tidak peduli lagi jika dirinya menangis di ruangan dokter yang menangani ibunda, tangannya mencengkram meja di depannya dengan erat guna menahan sesuatu menyakitkan yang menghimpit dadanya hingga seakan-akan dia tidak bisa bernafas.
'Bunda, kenapa bunda meninggalkan Melvin dan Revan secepat ini bunda, kenapa? Melvin masih butuh bunda.'
'Melvin masih butuh bunda ....'
'Melvin masih butuh bunda ....'
'Bunda ....'
'Bunda ....'
"Bagaimana pak? Apakah bapak tetap mempertahankan ibu Emi dengan alat-alat penunjang kehidupan itu. Ataukah bapak mengikhlaskan Ibu Emi untuk pergi dengan tenang?"
Blank, semuanya kosong, pandangannya memburam.
"Dan untuk surat pendonoran mata, beliau telah menanda tangani surat persetujuan nya, tinggal pihak bapak yang menanda tangani nya"
Dan kegelapan pun akhirnya menenggelamkan Melvin dalam ketenangan.
*****
Assalamu'alaikum gaes, haduhh maaf banget ini, aku baru up lagi wkwkwk. Gak nyangka ya. Udah setahun aja aku gk up :v. Dasar aku.
Btw, gimana part ini? Feel nya nyampe gak?
Menurut kalian, bagaimana reaksinya Revan. Karena diberi mata oleh bunda tercintanya?
Oke gitu aja, makasih banyak buat yang mau nungguin ini cerita absurd dari author absurd juga wkwkwk.
See you next chap gaes
Rabu, 08 September 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lillah Bersamamu
EspiritualTak perduli seperti apapun dirimu, seperti apapun fisikmu. Tapi bagaimana caramu yang akan mengingatkan, menuntun, dan membimbing diriku serta anak-anak kita kelak ke jalan yang telah di ridhoi-Nya. Dan aku berharap kau bisa membawa kita untuk bersa...