Bab 7

403 25 3
                                    

" Ayo Nak ".

Ya Allah tegarkan hati hamba untuk mendengar apa pun yang menjadi jawabannya. Hamba ikhlas jikalau jawabannya nanti tidak sesuai dengan apa yang hamba harapkan.

" Assalamu'alaikum "

" Wa'alaikummussalam ". Tanpa kusadari, kami sudah berada di depan rumah calon bidadariku atau hmm... Mungkin Mantan calon bidadariku. Astagfirullah Revan, kamu harus positif thinking, jangan su'udzon sama Allah.

" Subhanallah dek, calonmu cantik sekali dek ", perkataan kakak ipar membuat lamunanku buyar dan seketika jantungku langsung berdebar-debar.

" Apa itu benar kak?," aku bertanya untuk memverifikasinya ke kak Melvan. Bukannya aku tidak percaya sama kakak ipar, tapi aku ingin mendengarnya dari mulut orang yang berbeda.

" Iya dek, calonmu cantik dek, secantik bidadariku ". Masya Allah.....

" Ayo semuanya silakan masuk, ". Suaranya Ya Allah....

Aku di bantu oleh kak Melvan untuk masuk dan duduk di sofa, setelah duduk dengan nyaman, aku langsung tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada kak Melvan.

" Begini, saya sekeluarga kesini lagi itu karena ingin meminta jawaban atas khitbah yang di berikan oleh putra saya 3 hari yang lalu," tanpa basa-basi Bunda langsung memulai percakapan ini .

" Alhamdulillah iya bu, dan seperti yang saya katakan kemarin, saya akan menyerahkan jawabannya kepada putri saya "

Aku mendengar godaan yang di berikan kakaknya Adinda ke Adindanya, dan Adinda sepertinya sedang malu jika di dengar dari suaranya, pasti pipinya sekarang jadi merah haha. Haduhh rasanya pingin cepat-cepat menghalalkannya saja.

" Hmm... Bismillah, setelah saya meminta restu kepada Allah, saya akan menjawab khitbah dari akhy Revan. Dan bismillah saya menerima khitbah yang di berikan oleh akhy. "

Refleks semua orang yang berada di dalam rumah ini dan termasuk aku mengucap kalimat hamdalah.
Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya terbalas dengan indah. Terima kasih Ya Allah... Terima kasih, engkau telah menjawab semua doa-doa ku Ya Allah. Aku bahagia Ya Allah.

" Terima kasih ya nak, kamu mau menerima putra kami. Bunda harap kamu bisa menerima kekurangan yang ada pada diri putra bunda ya nak,"

" Iya bu, Insyaa Allah... Saya akan mencintai suami saya sepenuh hati karena Allah,"

" Masyaa Allah Revan, kamu gak salah pilih nak." Aku merasakan tetesan air mata Bunda di tanganku.

" Terima kasih, kalo boleh saya tau, apa mahar yang kamu inginkan dari saya,"

Aku menanyakan mahar apa yang dia inginkan untuk pernikahan kami kelak. Apa pun maharnya, Insyaa Allah jika aku mampu untuk memenuhi, akan aku penuhi itu.

" Iya akhy sama-sama. Dan untuk mahar. Mahar yang saya inginkan itu mudah kok akhy, apakah akhy sanggup untuk memenuhinya?,"

" Insyaa Allah, jika saya mampu untuk melakukannya, saya akan memenuhinya,"

" Kalo gitu, hmm...saya hanya menginginkan mahar hafalan Surah Ar-Rahman akhy,"

" Insyaa Allah, saya akan memenuhinya ukhty,"

Keheningan melanda setelahnya. Sampai suara calon mertuaku memecahkannya.

" Kalo boleh tau, nak Revan ini sudah hafal berapa juz ya?,"

Masyaa Allah, biasanya mertua menanyakan perkara pekerjaan, tapi ini mereka ingin sekali mengetahui berapa juz yang berhasil ku hafal.

" Alhamdulillah, saya sudah hafal 30 juz Pak, Bu,"

" Subhanallah, Alhamdulillah kalo gitu. Semoga nanti nak Revan ini bisa membantu Adinda untuk menghafalkan 5 juz lagi,"

" Hehe, Insyaa Allah bu, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membawa dia ke jalan Allah,"

" Aamiin... ", sahut semua orang.

" Jadi, sekarang kita tentukan tanggal pernikahan kalian. "

" Maaf, apakah bisa kalo misalnya pernikahan ini di lakukan seminggu lagi?," Tanyaku meminta persetujuan.

" Haduhh ternyata adik ipar sudah tidak sabar untuk menikahi adik saya," Akhirnya calon kakak iparku bersuara juga. Tapi ya gitu sekalinya ada suara, digunakan untuk menggoda. Ck ck ck

" Hehe, bukan begitu. Kalau niat baik itu kan harus di segerakan. Dan juga 10 hari dari sekarang saya akan pergi ke Arab untuk mengatasi masalah pada cabang perusahaan percetakan Al-Qur'an ketik disana. Jadi saya akan membawa istri saya kesana juga, karena saya juga tidak tau akan kembali kapan kalo misalnya pernikahannya tidak dilakukan seminggu lagi, "

" Ohh gitu, bagaimana nduk, apa kamu setuju?," Bismillah Ya Allah, semoga Adinda menyetujui permintaanku.

" Iya Abi, Adinda menyetujui keputusan akhy Revan," Alhamdulillah....

" Alhamdulillah kalo gitu, untuk masalah persiapannya tidak usah khawatir. Saya nanti yang akan mempersiapkan semuanya, Ukhty Dinda datang aja ke butik untuk memilih gamis pengantin yang cocok ya "

" Iya akhy, besok saya akan datang ke butik,"

" Kami percayakan semua ini padamu ya nak Revan, jangan buat kami kecewa,"

" Iya Insyaa Allah, saya akan menjalankan amanah ini dengan baik. Kalo begitu saya beserta keluarga pamit undur diri, Wassalamu'alaikum warromahtullah,"

" Wa'alaikummussalam Warrohmatullahi Wabarokatuh,"

Setelah mendapat jawaban salam dari mereka, kami sekeluarga akhirnya pulang ke rumah untuk mempersiapkan segalanya. Rasanya aku sudah tidak sabar untuk menunggu seminggu ke depan.

»»»»»»»»»»»»«««««««««««

Jangan lupa vote and commentnya

Cinta Lillah BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang