08. Alpheratz

2.8K 402 65
                                    

Taehyung memang tidak bisa ditebak. Maksudnya, terkadang dia selalu penuh dengan kejutan. Lelaki mapan dua puluh lima tahun itu selalu memiliki caranya sendiri untuk bisa membahagiakan orang lain, termasuk juga aku, mungkin.

Pagi ini, saat aku bangun setelah mentari meninggi hingga menelusup di sela gorden yang terbuka, aku mendapati seekor anak anjing sedang bergelung dibalik selimut tepat di sisiku. Seharusnya, Taehyung yang berada di sana, dan aku tidak mengerti bagaimana caranya manusia tampan itu berubah menjadi seekor anak anjing lucu dengan bulu coklatnya yang ikal dan tebal.

Lalu setelah mengerjap berulang kali, aku memfigur benda asing lain di atas nakas. Hadiah kecil lainnya, sebuah sweater knit wool berwarna beige dengan strap hijau-merah berlambang Gucci yang dilipat rapi, bersisian dengan parfum Givenchy yang terbungkus apik di dalam kotaknya. Jika mau dihitung, mungkin harganya bisa mencapai seribu lima ratus dollar hanya untuk sebuah sweater wool dan sekotak parfum saja. Gila, memang. Tapi ya, begitulah tipikal hidup Kim Taehyung yang tak pernah keberatan membuang-buang uang demi sesuatu yang menurutnya cantik. Sialnya, dulu Tuhan sedang berbaik hati saat menciptakannya, sehingga si casanova brengsek ini begitu beruntung ditakdirkan kaya raya.

Kemudian sekilas kucium aroma kopi dan adonan pancake strawberry dari sudut dapur, dan aku yakin Taehyung berencana untuk memporak-porandakan dapur atau membakar mansion jika ia benar-benar sedang memasak. Maka dengan kekhawatiran itu, aku bergegas turun dan keluar kamar untuk segera menghampirinya. Anak anjing tadi kubawa dalam gendongan, karena khawatir ia akan pipis di kasur jika ia sudah bangun nanti.

"Sedang membuat apa, Kim?"

Aku merengkuh punggung tegapnya setelah menyimpan anak anjing baruku di atas sofa. Lucunya, anak anjing itu malah kembali tidur nyenyak dengan posisi meringkuk, persis seperti Taehyung jika sedang kuganggu tidurnya. Aroma musk yang lembut menyapa indera penciuman, membelai halus penghidu dan membuatku semakin nyaman menyandarkan kepala di ceruk lehernya. Sedikit mengernyit saat menyadari surai hitam Taehyung yang basah, ohㅡ dia sudah mandi lebih dulu. Tumben sekali, padahal ini hari Sabtu.

"Americano, tapi gagal," katanya sembari merengut. Membuatku tidak tahan untuk memberikan satu ciuman halus di pelipisnya, membuatnya tersenyum tipis saat menoleh kepadaku.

"Suruh siapa tidak membangunkanku? Mau membiasakan diri untuk tidak merepotkanku apa bagaimana?"

Aku ikut merengut, yang justru malah dihadiahi kecupan jahil tepat di atas bibir. "Ishㅡ siapa yang suruh cium,"

"Masih pagi, sayang. Jangan marah-marah,"

      
Cup.

     
Satu ciuman lagi,

       
Tentunya, sebelum dia memagut bibirku untuk mencuri morning kissnya.

         
Lewat enam puluh detik penuh dengan cumbuan halus yang memabukkan. Kadang Taehyung mengulas senyum jahil ditengah ciumannya tepat ketika tangannya menjamah nakal di atas perutku, lebih kurang ajar lagi saat dia beralih menyentuh titik sensitif di dadaku, membuatku melenguh tertahan saat lidahnya justru membelit milikku.

        
Sial. Kegiatan pagi yang cukup berantakan, ya?

       
"Tae,"

Lirih yang hanya berakhir diabaikan karena Taehyung hanya melepas ciumannya barang sedetik saja, kemudian dengan brengsek malah melanjutkan lagi sesi make out yang sempat terjeda setelah memposisikan tubuhku untuk duduk diatas kitchen set.

"Ngh, sㅡsudah, Taeㅡ aㅡangh, sialan."

Karena ia tak juga menggubris pukulan kecilku di bahunya, maka aku mendorongnya pelan. Membuatnya dengan paksa melepas ciuman kami dengan seutas benang tipis yang jatuh membasahi dagu. Kim Taehyung itu manusia hormonal, asal kalian tahu. Kalau sudah begini dan dibiarkan saja, bisa-bisa pagi ini berakhir dengan sesi bercinta di atas meja makan, atau di salah satu sudut dapur kalau dia sedang ingin menjahiliku hingga mati berdiri karena menahan pegal.

CLICHÉ ㅡ VKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang