PART 30

6.8K 505 36
                                    

Antonio menggerakkan kepalanya ke kiri sambil memperhatikan reaksi Evelyn. Wajah wanita itu tegang dan Antonio menyipitkan matanya saat Eve menelan ludah samar. Wanita itu juga menggeser duduknya ke samping secara pelan, yang malah menimbulkan decak tawa dari mulut Antonio.

"Kau tak perlu menolakku terlalu keras kalau kau tak mau."

Eve mengedipkan bulu matanya bingung.

Antonio mendekatkan wajahnya hingga hanya menyisakan jarak sesenti saat berbisik mengulanginya.

"Aku akan menunggu, kalau itu yang kau inginkan."

Evelyn menatapnya polos dengan kesungguhan disana. "Sung..sungguh? Kau..kau tak akan memaksaku?"

"Aku pernah bilang padamu bahwa aku akan selalu mengikutimu, baik itu kematian atau kehidupan. Kau terlalu berharga bagiku dan aku mau kita bersama sebagai suami istri yang sah. Bukan pasangan kekasih yang hanya melakukan hubungan badan."

"Aku tak tahu apa kau itu kuno, kolot atau konvesional," aku Eve jujur sambil tersenyum sementara Antonio menekankan ujung lidah ke rongga mulutnya sendiri.

"Karna kedua saudaraku yang terlalu modern, aku harus mengimbangi mereka."

Evelyn tampak menahan tawa saat memperhatikan Antonio yang menjauh dan membungkukkan punggungnya saat bersiap kembali membasuh kaki Eve.

Wanita itu menariknya cepat, tapi kali ini gerakan Antonio lebih cepat. Ia memegang pergelangan kaki Eve dengan sebelah tangan saat tangannya yang lain menyiduk air dan mulai menggosok lembut kakinya.

"Antonio, hentikan!" Eve menghalangi tangan lelaki itu dan Antonio menatapnya tajam.

"Sebagai seorang istri yang baik, kau harus membiarkan suamimu menyenangkan hatinya."

"Kau senang mencuci kakiku?" tanya Evelyn takjub saat Antonio menjawabnya mantap.

"Aku senang melakukan apapun asalkan itu denganmu."

***

Terbangun di dalam pelukan Antonio tampaknya menjadi hobi baru bagi Evelyn. Wanita itu sering menekankan ujung kukunya sendiri ke otot lengan lelaki itu dan tersenyum merasakan kekencangan disana.

Pagi ini, Evelyn tak langsung mandi setelah bangun. Ia berguling di kungkungan lengan lelaki itu yang melingkari tubuhnya sementara menahan nafas agar tidak membangunkan Antonio.

Eve menggerakan bulu matanya naik turun saat memandangi wajah Antonio. Kulit lelaki itu coklat, akibat terlalu sering berada diluar. Bulu matanya cukup panjang dan alisnya tebal. Hidungnya mancung dan kokoh sementara dagunya kasar oleh bakal janggut.

Dengan berani namun berdebar, Eve menaikkan tangan dan merasakan tesktur geli-kasar saat jemari wanita itu menggaruk janggutnya. Eve menyeringai sebelum menarik lagi tangannya dan menurunkan pandangan ke leher kokoh lelaki itu.

Eve merasakan dengkur halus Antonio dan tatapannya turun ke dada lelaki itu saat bergerak naik dan turun berirama. Pikiran nakal melintas seketika dan Eve menggembungkan pipinya sebelum meniupkan nafasnya ke arah ujung dada Antonio.

Lelaki itu mengerang sekilas dan Eve pura-pura kembali tertidur.

Ia menunggu lima detik penuh, membuka sedikit kelopak matanya yang sebelah kanan sebelum kembali mengusili lelaki itu.

Eve membuat tiupan berirama dan kali ini, erangan Antonio cukup keras hingga Eve kembali memejamkan matanya.

Saat yakin, Antonio masih tertidur, Eve kembali bersiap-siap menggembungkan pipinya saat tiba-tiba saja lengan bebas lelaki itu memegang kedua pipinya erat dan sebelum Eve berkedip, Antonio menjangkaukan leher dan mencuri ciuman cepat di bibirnya.

EVE, MY LOVE (LARODI SERIES #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang