PART 33

4.3K 397 35
                                    

Antonio tak kembali ke rumah setelah seminggu lewat. Lelaki itu juga tak mengirimkan pesan, nomornya tak bisa dihubungi. Ia bahkan tak menelpon anak buahnya.

Dan saat Eve bertanya kepada mereka apa ada yang tahu keberadaan Antonio, seluruh jawaban mereka sama.

"Tuan akan kembali saat tugasnya selesai. Selalu begitu."

Tak ada yang tahu kapan tepatnya Antonio pulang. Mungkin lelaki itu tak ingin pulang karna Eve ada disini. Mungkin ia menyesal menjadi suami Eve.

Hawon yang malah tinggal dirumah lelaki itu untuk menjaga Eve juga tak banyak membantu. Sekarang ia malah sepertinya bersikap bermusuhan.

Namun rumah itu diisi oleh aliran hawa dingin setiap kali Eve melangkah, seakan ia terkutuk tinggal disini.

"Haruskah kau menghukumku seperti ini Hawon?" tanya Eve gerah pada akhirnya.

Ia tak mau didiamkan oleh Hawon. Eve ingin berbaikan.

Tapi tampaknya Hawon tak berpikir hal yang sama, sebaliknya ia malah menatap polos Eve. "Aku tak paham apa maksudmu."

"Aku minta maaf oke? Aku berpikir hanya dari sudutku. Aku bersikap impulsif."

Lelaki itu mengoleskan selai kacang ke rotinya. "Aku tak tahu apa yang kau bicarakan."

Evelyn memejamkan mata menahan kesal. Bagaimanapun juga ini salahnya, jadi wajar kalau Hawon sedang menghukumnya sekarang.

"Soal Santoz, maaf mengecewakanmu."

Hawon menggigit rotinya, tak menunjukkan reaksi apapun.

"Aku tahu kau melakukan itu demi kebaikanku. Tapi maaf Hawon, aku tetap akan bertemu dengannya."

Gerakan mulut lelaki itu terhenti dan ia menatap Eve santai. Kelembutan dalam suaranya tak menipu Eve. "Dan bagaimana caramu bertemu dengannya?"

"Aku tak akan memberitahumu."

"Kau akan membantunya melarikan diri?"

"Aku akan membujuknya menyerahkan diri. Kau benar, Santos ataupun Manuel, lelaki itu harus bertanggung jawab atas kesalahannya."

"Walaupun dia akan mati?"

Evelyn menggeleng keras, menatapnya lekat-lekat. "Dengan menyerahkan diri, hukumannya akan diperingan. Sesuai hukum tentu saja. Dan aku akan meminta bantuan ayahku dalam hal ini."

Hawon menumpukan siku dipinggir meja dan menautkan jemarinya hingga terjalin indah. "Kenapa kau tak bisa tak ikut campur saja dalam urusan ini?"

"Karna aku memulai ini semua. Aku tak akan berhenti ditengah-tengah. Aku sudah melakukan kesalahan, dan aku akan menanggung resikonya."

"Dan apa yang akan Antonio pikirkan kalau ia tahu kau melakukannya?"

Eve tersenyum masyul, "Ia tak disini jadi ia tak tahu."

"Tapi aku tahu. Kau kira aku akan setuju dengan rencana gilamu?"

"Aku akan tetap pada rencanaku. Entah kau setuju atau tidak," balasnya tegas.

Hawon terdiam lama sambil menatap matanya. Eve tak sekalipun merasa ragu atau gentar. Ia juga tak mengalihkan pandangan. Sebaliknya ia malah menautkan jemarinya dan meyakini ia melakukan hal yang benar.

Lelaki itu tersenyum pelan dan menatapnya kecewa. Hawon menggelengkan kepala sebelum beranjak berdiri.

"Kau sudah memutuskan hal itu. Bahkan tanpa bertanya padaku. Lalu untuk apa aku disini?"

EVE, MY LOVE (LARODI SERIES #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang