CHAP. 2

33.3K 2.4K 41
                                    

Eve terbangun dengan perasaan kacau dan mata tak fokus paginya. Otaknya mengingat kejadian kemarin dan Eve menggaruk kepalanya. Ia mendesah, menyadari ia masih memakai baju yang sama kemarin.

Eve ingat setelah Pilania membawanya pulang ke kediaman Lacrox, ia hanya menangis terus dan melepaskan diri dari pelukan kakaknya, sebelum beranjak ke kamar lamanya.

Sudah beberapa tahun berlalu sejak Nath dan Eve memutuskan keluar dan mencari apartement untuk diri mereka. Nath sendiri memilih tinggal di apartement karna lebih dekat dari kantornya, dan karna ia belum memiliki Ione, saat itu.

Sementara Eve, tak ada alasan spesifik apapun. Ia hanya ingin keluar dari rumah orangtuanya. Tapi kini, ia kembali kemari. Dan tak ada yang berubah sedikitpun.

Seprainya masih berwarna jingga, wallpapernya masih berwarna coklat madu. Lemari bajunya masih ada disana, lengkap dengan tumpukan boneka di atasnya.

Pintu terbuka secara mengejutkan dan Ione masuk menyerbu. "Tante sudah bangun? Aku baru mau membangunkanmu."

Eve merasakan sedikit dorongan untuk tersenyum. "Haruskah aku tidur lagi?"

Ione mengangguk, membuat kunciran duanya ikut bergoyang. Eve kembali membaringkan tubuhnya, dan tak lama sebuah tepukan mengenai pipinya.

Ia membuka mata, menatap Ione. "Pagi."

"Pagi juga. Nenek bilang kalau tante sudah bangun kau harus makan."

Eve tak berniat untuk makan, ia tak ingin turun dari ranjangnya. Sudah setahun berlalu, Eve yakin ia bisa mengatasi kepedihannya, tapi rasa sakitnya ternyata tetap ada.

Thanks to Antonio! Ternyata lelaki itu masih sama brengseknya! Tidak, jauh lebih brengsek malah! Lelaki itu membuat Eve mengingat semua hal yang tak ingin ia ingat hanya dengan jentikkan jarinya.

"Aku tak lapar Ione," tolaknya halus. Tapi Ione ternyata jauh lebih keras kepala. Ia menarik selimut Eve, merangkak naik sementara kakinya menggantung di bawah sebelum akhirnya Eve membantunya.

Ione dengan cepat berdiri di atas kasur, menatapnya galak. "Ayo tante! Bangun!"

Eve menggeleng geli. "Kau sama galaknya seperti mamamu."

"Aku tahu," ucapnya geli lalu melompat-lompat di atas kasur, membuat ranjang itu bergoyang. "Bangun tante, bangun!"

Eve memutar mata sebal dan melempar selimut lalu berdiri. "Sudah."

Tapi Ione malah merentangkan tangan dan memamerkan senyumnya, meminta di gendong. Eve mendekat, menaruh kedua tangan di badan Ione saat berjalan keluar.

Mendapati kakaknya ternyata masih ada di bawah, membuat Eve mengerutkan dahinya. Ia pikir setelah Nath mengantarnya pulang, kakaknya akan kembali ke apartement Michael.

Ia menaruh Ione di sofa saat mendekati kakaknya. "Kenapa kau masih disini?"

"Kenapa kau masih memakai gaunmu?" tanya Nath kaget.

"Kalau-kalau kau lupa, baju yang ada di sini terlalu gemuk untukku. Aku tak punya baju lain."

Pilania keluar dari dapur sambil membawa sebuah mangkok besar berisi bubur. "Kau bisa pakai baju Nath. Akan ku ambilkan."

Eve menatap kakaknya lembut. "Why you still here Nath?"

"Cause you here Eve. Im worried about you."

"Dont. Nath, kemarin kau sudah menikah dan resmi menjadi Nathalie Larodi, bukan Lacrox."

Nath mendengus tajam sambil melipat tangannya, tapi matanya tampak menerawang ke depan. "Kau benar, tapi aku tak bisa meninggalkanmu."

Eve meremas pelan tangan kakaknya, tersenyum lembut. Ia terenyuh karna Nath sangat memikirkannya.
"Yes you can. Aku di rumah, dengan Pap dan Mom. Kau harus kembali, bawa Ione juga."

Mereka menatap Ione yang kini duduk di lantai, memainkan mainan baloknya, bukan boneka layaknya anak perempuan.

"Dan dia berumur 5 tahun. Kau harus mempersiapkannya masuk TK. Nath, aku mencintaimu, kau kakakku tapi kau adalah Nathalie Larodi."

Nath menatap Ione dan Eve bergantian lalu mengangguk pasrah. "Oke, tapi hanya setelah Mich menjemputku, dan setelah Pap selesai mengintrogasinya."

Eve mengerutkan kening bingung, dan Nath mengendikkan bahunya. "Kau tak melihat Pap kan? Dia sedang ke rumah Larodi, untuk mengintrogasi Mich dan memberi peringatan pada Antonio."

"Peringatan?" ulang Eve.

"Agar menjauhimu."

Eve tak tahu bagaimana perasaannya saat itu. Ia hanya berdiam disana sampai Pilenia kembali dan membawakannya baju ganti. Tapi ia pun tak tahu harus bersikap apa, setelah ayahnya pulang.

***

Michael berdiri di depan pintu kediaman Lacrox dengan senyum mengembang di wajahnya. Nath menatapnya galak tapi Eve, yang melihatnya dari samping, tahu bahawa ada percikan gairah di mata kakaknya juga.

"Aku akan mengemas barangku. Tunggu disini," perintahnya dan berlalu pergi. Eve ingin menyusulnya, tapi Michael menahannya.

Tak ada senyum di wajah Michael, hanya ada rasa sesal. "Aku minta maaf soal Antonio, dia bisa sangat brengsek. Tapi dia tak sungguh-sungguh dengan ucapannya."

Eve menggeleng lemah, memeluk dirinya sendiri. "Aku memaafkannya, tapi aku tak ingin bertemu dengannya lagi."

"Aku tahu," ucapnya pelan. Lalu Michael mendesah dan menatap lembut. "Aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini, tapi tak biasanya Antonio bersikap kurang ajar. Apa kalian ada masalah?"

"Masalah?"

"Kau dan Antonio sangat dekat bukan? Bahkan ia membawamu jalan-jalan ke London saat mengunjungi Livia. Tapi lalu hubungan kalian merenggang."

Eve mengangguk, paham arti pertanyaan Mich dan menjawabnya santai. Ia mengingat ucapan Antonio, yang tak bisa ia lupakan dan mengulanginya seakan kejadian itu baru kemarin.

' "Aku tak tertarik pada Evelyn. Dia bukan tipeku. Evelyn terlalu gemuk dan aku hanya menganggapnya sebagai teman. Dia hanya anak-anak yang mengikuti kemanapun." '
Eve tersenyum kecut melihat mimik wajah Mich berubah pias. "Aku menyukainya dulu, tapi saat aku mendengar percakapannya dan Livia, aku mundur. Itulah alasannya aku pergi Mich."

"Kau..kau mendengarnya?" tanya lelaki itu tak percaya.

"Nath juga. Kau pikir kenapa kami pulang malam itu juga? Tapi itu masa lalu, aku kurus sekarang. Dan katakan pada Antonio, tepat seperti ini. Aku tak membencinya, dan aku bukan lagi anak kecil seperti yang ia tuduhkan."

Dan dengan itu Eve berjalan ke dalam meninggalkan Michael.

____________________________________

Eve labil banget ternyata haha aku baru tahu xD

Eniwei, minta vote dan comment ya luv 💕💕 hehehe thanks

EVE, MY LOVE (LARODI SERIES #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang