PART 38

2.2K 239 22
                                    

Untuk mengamankan anak buah Santoz dan menghindari adanya perangkap dari musuh, Antonio dan ketua yang lain sepakat memasukkan mereka ke mobil paling depan dan mobil deretan ke empat.

Saat di tikungan dibawah kolong jembatan nanti, ketua lain akan menunggu dengan penjagaan ketat dari pihak setempat. Mereka akan langsung memasukkan anak buah Santoz ke dalam penjara, yang hanya diketahui segelintir orang.

Perjalanan tersebut akan dikawal langsung oleh ketua dari tim gabungan.

Sementara itu, saat mobil yang membawa anak buah Santoz berbelok ke kiri, mobil lain melaju lurus menuju markas pusat. Antonio diobati didalam mobil saat anggota yang lain bersiul.

"Hei coba kalian lihat luka ini! Lukanya dalam sekali!"

Antonio yang tengah bertelanjang dada menatap pria itu jengkel, "Katakan saja kalau kau tak bisa mengobatinya."

"Aku akan menyiramkan alkohol langsung ke lukamu," ancamnya saat yang lain tertawa.

Ketegangan didalam mobil memudar akibat tawa tersebut. Mereka mungkin pasukan khusus, dan harus selalu memasang wajah galak nan serius.

Tapi di balik kacamata hitam, masker pelindung dan rompi, mereka layaknya pria pada umumnya.

Pria tersebut mengeluarkan kapas, menuang alkohol kesana dan menempelkannya ke luka Antonio saat pria itu meringis.

"Well dude, kau yakin datang terlambat?"

Antonio terkekeh, "Amat sangat terlambat. Apakah lukanya serius?"

Lelaki itu mengangguk membenarkan, "Hampir seluruh punggungmu berwarna ungu. Terdapat luka gores dipunggung, bercak darah dan lain sebagainya."

"Aku yakin beberapa tulang mungkin patah."

"Pekerjaan kita memang begitu. Sebagai garis depan pelindung bangsa ini, kita harus merelakan nyawa kita setiap saat," balasnya saat mengoleskan obat ke punggung Antonio.

Antonio terdiam saat merasakan jari pria itu mengoleskan obat dipunggungnya. Pria itu menatap keluar dengan pandangan nanar.

"Aku berencana mengundurkan diri dari kesatuan."

Saat ucapan itu terlontar hampir semua kepala menengok ke arahnya, tak terkecuali sopir mereka.

"Kau akan mengundurkan diri?"

"Tapi kenapa?"

"Kau pasti bercanda Larodi."

"Aku tak akan memiliki teman menembak."

Antonio menggeleng dan menengok ke belakang sejauh yang lehernya bisa, "Aku serius. Aku sudah lama memikirkan ini."

"Apa ini karna kasus adikmu?" tebak temannya saat ia selesai mengoleskan obat dan Antonio memakai kembali kaosnya.

Pria itu terdiam lama sementara ia memainkan jarinya saat menatap mereka semua dengan pandangan menyesal. "Sebagian ya, tapi alasan utamaku karna aku ingin keamanan keluarga. Dengar, umurku sudah tak muda lagi. Aku ingin menikah dengan seseorang."

Salah satu dari mereka kembali bertanya, "Kau sudah menemukan pendampingmu?"

Antonio tersenyum lembut dan tak berkata apa-apa saat memakai lagi bajunya. Pria disampingnya menepuk pundak Antonio dan membuatnya menengok.

"Aku harap wanita itu sebanding dengan ini semua Antonio. Kami akan kehilangan saingan dan teman terbaik."

"Kalian bisa tetap menemuiku," balas lelaki itu saat balas tersenyum.

EVE, MY LOVE (LARODI SERIES #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang