PART 28

6.3K 636 38
                                    

Antonio mengutak-ngatik pistolnya sendiri saat lelaki itu menunggu Evelyn di ruang depan. Ia tak menyalakan lampu dan mencoba merakit kembali pistolnya. Ia harus mempersiapkan dirinya untuk segala kemungkinan yang ada demi menghadapi Santoz.

Dalam kegelapan, tatapan lelaki itu sepenuhnya tak terbaca, begitu pula ekspresinya. Antonio tampak nyaman dengan kegelapan sementara jemarinya mengelus mulut senjata tersebut, merasakan tekstur dan dinginnya besi tersebut.

Sambil meraba, ia memasukkan beberapa peluru dan dengan terampil mulai menyelesaikannya saat ia mendengar suara pintu terbuka dan ruangan yang tiba-tiba menyala terang.

Secara refleks, Antonio mengarahkan senjatanya ke luar dan mata lelaki itu membulat lebar melihat arah mocong senjatanya. Sosok Eve sedang memenuhi ambang pintu dan gadis itu langsung menghentikan gerakannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Antonio saat menurunkan tangan dan menaruh pistolnya.

Evelyn menelan ludah dan kembali bergerak. Ia melepas sepatunya secara asal saat berjalan masuk. "Aku tahu kau sangat membenciku, tapi tolong jangan mengarahkan senjata itu."

"Aku sedang merakit pistolnya," sergah Antonio saat lelaki itu menatapnya tajam. "Darimana saja kau? Aku tak bisa menghubungimu."

"Aku baru saja kembali dari makam orangtuamu. Meminta maaf dan memohon pengampunan," jawab Evelyn saat dia mematung sementara Antonio menelan ludahnya.

Sewaktu Evelyn tak mengangkat panggilannya, Antonio sudah mempersiapkan segala macam ancaman dan kemarahan yang akan dilampiaskannya saat Eve pulang. Dan semua jawaban Eve akan ia tepis saat itu juga.

Tapi Antonio tak menyangka sama sekali soal ini. Gadis itu menemui orangtuanya, hal yang bahkan meluluhkan Antonio.

Evelyn disisi lain, tidak sepenuhnya berbohong. Setelah ia sibuk berbicara dengan Hawon, Evelyn meminta diantarkan ke makam keluarga Larodi.

Hawon menjauh sebentar untuk memberikan privasi, sementara Evelyn melakukan penghormatan yang layak sebelum berlutut meminta maaf, tepat didepan makam Lionel dan Anne Larodi.

"Atas dosa yang kuperbuat pada Livia, aku meminta maaf. Tak ada kesengajaan disana kecuali perasaan egoisku yang ingin melindungi Antonio. Aku tahu aku melakukan hal yang sangat mengerikan, tercela dan tak termaafkan. Tapi aku janji, aku akan melindungi Antonio dan Livia, juga Michael. Kali ini...aku akan menebus semua dosaku dan akan menerima hukumanku. Di neraka nanti."

Saat Evelyn mengatakannya, gadis itu menekuk kedua lututnya, menempelkan kepalanya ditanah cukup lama sebagai bentuk ketulusannya.

Dan Evelyn memang akan melakukan yang terbaik yang bisa ia lakukan. Ia tahu bahwa saat ini Antonio masih jijik kepadanya. Pria itu menyadarkannya bahwa apa yang selama ini Eve kira benar adalah kesalahan dari jalan neraka.

Jadi tadi saat Antonio mengarahkan pistol kepadanya, Eve tak terlalu terkejut. Ia bahkan tak akan mempermasalahkan kalau lelaki itu memang ingin membunuhnya.

Tapi saat Antonio mengajaknya bicara, itu berbeda. Ada perasaan senang yang berdebar penuh antisipasi saat pria itu terlihat mulai mengajaknya bicara.

Atau tidak.

Karna Antonio hanya mengerjapkan mata disana sebelum mengangguk kaku saat kembali duduk. Lelaki itu kembali mengacuhkannya dan sibuk dengan pistol.

"Kalau kau sudah lelah tidurlah."

Dan sementara Eve tidur di kamar utama, pria itu akan tidur di ruang perpustakaan atau kamar lamanya. Tapi Evelyn akan menunggu, menunggu Antonio kembali mengajaknya bicara.

EVE, MY LOVE (LARODI SERIES #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang