CHAP 12

20.4K 2.1K 309
                                    

Buat yg minta cerita Eve Antonio ampe ada yang maksa di DM ini ya, aku kasih 😎😎

Kalo antusias kalian ternyata cuma khayalan semu aku ngambek beneran 😶😶

Aku catet lho siapa aja yang MAKSA aku UP ampe aku sakit 😤😤😤

Iya, ini anceman karna kalian juga MAKSA, kalo ternyata kalian malah no response...hmm hmmm liatin aja 👿👿

Iya aku KEJAM. bodo amat 👿👿
_____________________________________________

Evelyn menatap layar HPnya yang masih berwarna hitam saat ia selesai mengepang rambutnya. Matanya bersinar kecewa karna tak ada satu pun panggilan masuk.

Entah dari kakaknya, Livia atau bahkan Antonio. Ia tahu bahwa ia plin-plan, tapi ia berharap Antonio akan melakukan hal yang sama seperti dulu. Saat Eve mengganti nomornya...

"Kenapa kau mengganti nomormu tanpa seijinku?" tanya Antonio kesal saat mendatangi rumah Eve. Saat itu masih sangat pagi, sekitar jam 5 dan Antonio menggedor pintu rumah mereka.

Evelyn, yang saat itu masih memiliki berat badan berlebih, tersenyum super lebar sehingga bibirnya saling tertarik ke sisi lain. Ia sangat senang karna Antonio mengkhawatirkannya sampai sedemikian rupa.

"Maaf. Aku lupa mengisi pulsanya dan tahu-tahu saja nomornya sudah tak aktif."

"Lalu, bukannya memberitahuku kau malah mengganti nomormu secara diam-diam?" selidik Antonio.

Evelyn terpecah diantara rasa bahagia dan rasa takut. Ia ngeri menghadapi kemarahan Antonio tapi ia senang karna lelaki itu begitu kacau, sehingga ia salah memakai sandal.

"Aku lupa," kilah Eve yang malah menambah kekesalan di dalam hati Antonio.

Lelaki itu melipat kedua lengannya di depan dada, menundukkan punggungnya saat menatap Eve tajam sementara Eve malah mengerjapkan bulu matanya kaget. Tak menyangka Antonio akan bertindak seperti itu.

"Lain kali, kalau kau mengganti nomormu tanpa sepengetahuanku, aku akan menempatkan penyadap di dalam lemari bajumu. Paham?"

Ancam Antonio malah membuat Eve semakin tersenyum dan lelaki itu terlihat jengkel.

"Kau tertawa?" tanyanya tak percaya.

"Tidak kok," jawab Eve sambil menggelengkan kepala kuat.

Lelaki itu menunjuk wajah Eve dengan telunjuk kanannya. "Lihat? Kau tersenyum. Kau pikir ini lucu ya?"

Evelyn kembali menggeleng dan menutup mulut dengan kedua tangannya. Tapi ia tak mampu menyembunyikan binar kebahagiaan di matanya. Jadi ia menundukkan kepala dan Antonio pun mengikutinya.

Lalu lelaki itu melihatnya, ia menyadari kenapa Eve tertawa. Antonio mengenakan sandal pink dengan hiasan bulu-bulu di atasnya. Sandal Livia.

Berdehem, lelaki itu mencoba mencopot sandalnya saat tawa Eve pecah. Gadis itu terbahak keras dan wajahnya bersinar sangat cerah sementara wajah Antonio gelap dan masam.

"Kau pikir aku tak berani menghukummu ya?" tanya Antonio dengan mata penuh perhitungan.

Eve menolak menjawabnya. Sebagai gantinya, Antonio meluruskan punggungnya dan menggelitiki pinggang Eve, membuat wanita itu menjerit dan berlari.

Antonio mengikutinya sampai ke bagian belakang rumah sementara Eve terengah-engah dan meminta ampun, Antonio tetap mengejarnya.

PRANG..!!

EVE, MY LOVE (LARODI SERIES #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang