CHAP 7

22.2K 1.9K 158
                                    

"Kau..apa?" tanya Livia kesekian kalinya saat ia duduk di ruang keluarga rumah mereka.

Saat ini, Livia tengah berlibur ke Indonesia dan mereka memutuskan untuk tinggal di rumah orangtuanya. Selain karna ingin memperkenalkan Katya akan rumah kakek neneknya, ia ingin tinggal  bersama kakaknya sebelum ia kembali ke London.

Tapi siapa sangka, Michael malah membeli rumah lain, bukannya menempati rumah lama mereka. Dan Antonio, pekerjaannya menuntut ia harus selalu siaga dalam 24 jam jadi ia selalu tinggal di tempat kerjanya.

"Aku..menuduh Eve dan melarang dia menemuimu."

"Tapi kenapa? Aku yang salah kak!" protes Livia.

"Aku tahu. Tapi sudah terlambat menyesalinya."

Livia mengangguk cepat saat memegang keningnya. "Baiklah. Tapi setidaknya kau sudah mencoba meminta maafkan pada Eve?"

Tak ada respon atau jawaban dari Antonio, dan itu membuat mata Livia melebar kaget.
"Kau belum melakukannya?"

"Aku menemuimu lebih dulu."

"Antonio Larodi!" jerit Livia tak percaya.

Raphael, yang tengah berbaring di kasur bersama Katya di lantai 2 saat menidur siangkan anaknya, terlonjak mendengar teriakan istrinya dan bergegas keluar.

Ia melompati beberapa anak tangga dan mencapai Livia cepat sambil duduk di sampingnya.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanyanya panik.

Livia memberenggut kesal ke suaminya. "Apa kau tahu betapa bodohnya kakakku?"

"Kedua kakakmu memang selalu bodoh sayang," jawab Raphael lembut yang mendapat lirikan mematikan Antonio.

"Bukan itu. Kalian semua sama-sama bodoh di mataku. Maksudku, Antonio baru saja membuatku kehilangan teman."

Raphael menarik sebelah alisnya saat menatap Antonio. "Apa temannya wanita atau lelaki?"

"Memang kenapa kalau dia lelaki?" tanya Livia penasaran.

"Aku akan menggilasnya lebih dulu," jawabnya mantap.

"Dan kalau perempuan?" tanya Antonio.

"Asal dia tak meminjam istriku sepanjang waktu aku terima."

"Ya Tuhan," gerutu Livia.

Akhirnya ia menceritakan semuanya pada Raphael tentang akun Eve yang di hack, kebodohan kakaknya dan terakhir, alasan dia menjerit.

"Bayangkan. Antonio tidak meminta maaf pada Eve."

"Seperti yang ku katakan Sayang, kakakmu memang bodoh. Itu tak akan berubah."

Antonio menatap tajam. "Diamlah Standford."

"Dan apa? Melewatkan ini? Apa kau gila?" tanya Raphael dengan senyum lebar di wajahnya.

"Sepertinya kau belum puas atas sambutanku."

"Dan aku juga belum membalas kebaikanmu."

Livia memutar matanya sebal, tak percaya mereka masih bertengkar meski ini sudah 5 tahun silam.

"Kalau kalian ingat, di atas ada Katya yang mana setengah Larodi dan setengah Standord."

Antonio mendengus cuek. "Aku hanya menganggap Katya keluargaku."

"Dan hanya Livia dan Katya lah Larodi yang ku anggap keluarga."

"Astaga! Tak bisakah kalian berhenti bertengkar sehari saja?" tanya Livia tak percaya.

EVE, MY LOVE (LARODI SERIES #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang