PART 29

6.5K 550 18
                                    

Kedamaian akhirnya kembali menghampiri keluarga Larodi. Setelah Antonio memutuskan untuk memaafkan dan berjuang di sisi Evelyn, wanita itu seakan bisa melakukan apapun di dunia ini. Ia bahkan merasa bisa menyelamatkan dunia.

Evelyn kembali terbangun di lengan Antonio keesokan paginya. Ia ingat diam-diam kemarin Antonio masuk dan lelaki itu langsung memeluknya erat dari belakang sebelum jatuh tertidur.

Eve sangat bahagia, namun juga sangat takut. Karna kebahagiaan ini bagaikan mimpi di siang bolong, apalagi Hawon terus menerus menelponnya guna menggoyahkan pilihan Eve.

Akhirnya, Eve setuju bertemu dengan Hawon di apartement wanita itu dengan Antonio yang mengantarnya langsung. Antonio bahkan menatap Evelyn lama saat membukakannya pintu.

"Kau yakin tak ingin mengijinkanku ke atas bersamamu?"

Eve menggeleng, ia tak bisa membiarkan lelaki itu mendengar rencananya. Ia tahu Hawon akan marah saat mendengar apa yang Eve rencanakan, dan Antonio jelas akan bekerja sama dengan Hawon untuk melarangnya.

"Hawon tak akan melukaiku," ujar Eve menenangkan saat memeluk lelaki itu sewaktu ia menginjak tanah. "Kau tahu itu juga kan?"

"Aku tetap tak bisa mempercayainya."

"Tapi kau percaya padaku kan?"

"Tentu, tapi yang aku tak paham adalah, kenapa kau tak mengijinkanku menjemputmu? Apa yang akan kau bicarakan dengan Hawon?"

Evelyn menepuk-nepuk dada bidang lelaki itu, "Hanya obrolan biasa. Pulanglah, aku akan langsung masuk."

Antonio mengangguk cemberut. Ia tahu tak bisa menahan Eve, lagipula, ia juga harus membicarakan sesuatu dengan Kit. Jadi lelaki itu menunggu sampai Evelyn masuk dengan aman sebelum melajukan mobilnya pergi.

Evelyn  sendiri tahu Hawon sudah tiba lebih dahulu, lelaki itu sudah mengirimkannya pesan dan Eve juga sudah memberikan ia kunci apartementnya.

Dengan gugup, Evelyn masuk ke dalam untuk bertemu Hawon.  Apa yang ia rencanakan sangat gila, benar-benar berbahaya dan pasti membuat kedua pria tersebut meledak. Namun ia tahu hal ini harus dilakukan.

Ia akan membujuk Hawon terlebih dahulu, karna ia tahu akan sia-sia membujuk Antonio. Evelyn yakin Hawon akan bisa diajak bekerja sama.

Karna itu, saat akhirnya mereka bertemu dan Eve menjelaskan rencananya, ia kaget sewaktu Hawon mengumpat dan menatapnya tajam.

Lelaki itu tak bisa mempercayai pilihan Eve sebagai umpan. Dan ia lebih tak percaya dengan apa yang Eve rencanakan. Mereka berdebat hebat di apartement Evelyn.

"Yang benar saja?!" bentak lelaki itu saat mengangkat kedua tangannya ke udara sebagai bentuk pelampiasan emosi.

"Tapi Hawon..hanya kau yang aku percaya," bujuk Evelyn saat duduk di sofa dengan jemarinya yang saling teremas.

Bukan ini yang ia duga, well, mungkin ia memiliki rasa percaya diri yang terlalu tinggi. Kalau Hawon saja bersikap sepanik ini, ia bisa bayangkan reaksi Antonio.

Lelaki itu berdecak sebal dan melotot marah kepadanya. "Kau memintaku menembakmu Eve! Apa sih yang ada di pikiranmu?!"

"Hanya pura-pura Hawon, pura-pura. Seperti yang ada di film, aku akan memakai darah binatang dan kau akan menembak perutku."

Hawon mengumpat cepat. Kesabaran lelaki itu diuji akhir-akhir ini dan penyebabnya adalah Evelyn. Gadis itu terlalu munafik untuk percaya semua adegan di dalam film. Terkutuklah para produser dan aktor yang membuat adegan tembak menembak terlihat mudah.

EVE, MY LOVE (LARODI SERIES #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang