Hari itu, hari di mana Rifqie dan Arsyfa menyantap makan siang di restoran, ternyata Wulan melihat keduanya dan tak berakhir di situ saja karena Wulan juga mengikuti Rifqie yang mengantar Arsyfa pulang. Lalu, yang melempari kerikil pada Arsyfa adalah Wulan.
Jika kalian bertanya dari mana Wulan mendapat nomor telepon Arsyfa, jawabannya adalah dari kontak ponselnya Rifqie. Sore itu, hari yang sama di mana Wulan melihat Arsyfa dan Rifqie, Wulan bertemu Rifqie dan saat itulah cewek itu melancarkan aksinya mencari nomor Arsyfa dengan melihat profil WA terlebih dahulu.
Itulah yang diberi tahu oleh Rifqie pada Arsyfa.
Pikiran Arsyfa kembali tenang. Ia tak gundah lagi. Ia kembali melakukan kebiasaannya sebelum dosen masuk kelas hari ini. Membaca buku dengan ditemani pisang lah yang menjadi kebiasaannya itu. Hingga pisang di tangannya berpindah ke tangan orang lain.
"Dasar monyet, hobi banget makan pisang." Cibir Rika yang baru saja tiba di kelas.
Arsyfa melihat pisang yang baru sedikit ia makan di tangan Rika dengan tatapan tak rela. "Siniin punya gue!"
"Ini," Rika memberi pisang itu pada sang empunya pisang, "kasian monyet gue kelaparan."
Arsyfa langsung menyambar pisang itu dan melahapnya hingga habis meninggalkan kulitnya saja.
Rika menghempaskan pantatnya di kursi sebelah Arsyfa. Tangan kirinya menopang dagunya mengarah pada Arsyfa.
"Lo tau gak?" Tanya Rika pada Arsyfa.
"Gak tau, soalnya lo belum kasih tau." Jawab Arsyfa santai dengan titik fokus tetap terarah pada bacaannya.
"Cindy kesal sama lo karena lo dekat-dekat sama Athif."
Arsyfa mengalihkan tatapannya pada Rika. Ia terdiam, belum tahu harus menimpali ucapannya Rika dengan apa.
"Susah ya suka cowok yang sama dengan teman sendiri." Sindir Rika pada Arsyfa.
Arsyfa menghela nafas berat. "Iya, suka cowok yang sama dengan teman sendiri itu susah. Seperti diberi pilihan untuk memilih cowok yang kita suka atau mempertahankan pertemanan kita."
"Jadi, lo bakalan milih apa?"
"Kalo bisa, gue bakalan milih keduanya. Gue gak mau ada kerenggangan diantara gue dan Cindy. Gue mau tetap temenan sama dia. Untuk Athif, gue juga susah buat lupain dia karena perasaan gue udah lebih dari suka buat dia. Athif baik, dia udah banyak bantuin gue. Jika harus memilih salah satunya, gue gak tahu harus milih apa. Pilihan yang sulit." Ucap Arsyfa setelah menutup bukunya.
"Kalo ada di posisi gue, lo bakalan milih apa?" Lanjut Arsyfa dengan memberi pertanyaan pada Rika.
"Gue sih bakalan milih pertemanan. Karena gue yakin, kalo cowok yang gue suka itu jodoh gue, pasti suatu hari dia akan dipertemukan lagi dengan gue sebagai takdir gue. Tapi kalo bukan, pasti ada yang lain. Karena jodoh itu sudah diatur Tuhan."
"Kalo begitu, gue harus nyerah gitu?" Tanya Arsyfa tak bersemangat.
"Itu pertanyaan yang harus lo jawab sendiri. Itu perasaan lo, Fa." Jawab Rika.
***
Mata kuliah hari ini baru saja usai. Cindy tidak masuk kuliah hari ini karena ada acara keluarga, jadi hari ini Arsyfa hanya berdua dengan Rika saja.
Baru beberapa langkah Arsyfa dan Rika keluar dari kelas. Suara milik seseorang yang memanggil Arsyfa menghentikan langkah Arsyfa dan tentu saja ikut menghentikan langkah Rika. Keduanya berbalik dan mendapati Billy yang tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (END)✔️
Ficção AdolescenteArsyfa berusaha bertanggung jawab atas kecerobohannya. Namun, pada akhirnya kecerobohan yang ia coba sembunyikan terkuak hingga melebarkan jarak antara dirinya dan Athif, orang yang dicintainya. Ia ingin memangkas jarak itu. Tapi, jika bentangan jar...