Arsyfa mematung.
Bukankah Athif memintanya untuk menjauh? Lalu kenapa cowok itu tiba-tiba datang dan langsung memeluknya.
Athif melepaskan pelukannya. Matanya menyiratkan ketulusan sekaligus penyesalan. Semalam ia juga tidak bisa tidur dengan tenang karena memikirkan cewek yang ada di hadapannya saat ini.
"Gue pernah marahin lo. Gue udah sangat keterlaluan sama lo. Gue gak ngehargai lo. Soal itu, gue beneran minta maaf," ucap Athif tulus.
Arsyfa tersenyum. Dengan senang hati ia memaafkan Athif. Karena menurutnya, semua perlakuan Athif itu pantas untuknya dengan sesuatu yang disembunyikan olehnya.
"Gue maafin lo kok. Yasudah, masuk dulu!" Arsyfa mempersilakan Athif masuk ke rumahnya. Namun, kakinya Athif masih berpijak di tempat semula.
"Gak mau masuk?" heran Arsyfa.
"Gue laper," jawab Athif.
"Jadi, masakin buat gue ya?" lanjut Athif.
"Ha?"
Hari ini Athif terlihat aneh. Kenapa cowok itu mendadak memintanya untuk memasak?
Apa ini mimpi? Untuk memastikannya, Arsyfa mencubit pipinya sendiri. Dan ternyata sakit. Berarti ini bukan mimpi. Ia senang sekali. Hatinya pun begitu, ada sesuatu yang meletup di sana.
"Bukannya lo punya restoran sendiri? Kenapa gak makan di sana aja?" tanya Arsyfa ragu-ragu.
"Gue pengen rasain masakan lo," jawab Athif santai.
"Lo mau gue masakin apa?" tanya Arsyfa.
Athif terlihat berpikir, "Masakan yang pernah gue buang waktu itu. Soal itu, gue nyesal udah buangnya."
"Oke, kalo begitu, ayo kita ke pasar buat belanja!"
"Pasar tradisional ya?"
"Iya."
***
Karena Athif diantar sopir ke rumahnya Arsyfa, jadilah mereka ke pasar dengan taksi. Lagipula Athif belum boleh menyetir mobil karena tangannya.
Arsyfa akan memasak tumis brokoli dengan daging ayam, jadi ia berjalan ke arah penjual sayuran. Sedangkan Athif, ia berjalan ke arah penjual daging untuk membeli ayam yang sudah dipotong-potong.
Arsyfa membeli brokoli, setelah itu membeli bahan dan bumbu lainnya. Ketika hendak membayar belanjaannya, Athif sudah berdiri di sebelahnya. Arsyfa memang meminta Athif untuk menemuinya di bagian penjual sayur.
"Kalian pasti suami istri yang baru nikah, kan? Wah, kalian keliatan serasi. Suaminya juga ganteng banget," ucap ibu penjual sembari menghitung jumlah belanjaan Arsyfa.
Arsyfa dan Athif saling tukar pandang. Lalu kembali menatap ke arah ibu penjual.
"Kami bukan suami istri!" ucap keduanya kompak.
"Kalau bukan, berarti kalian masih pacaran?" tebak ibu penjual itu.
"Bukan!" kompak lagi keduanya menyerukan kata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (END)✔️
Novela JuvenilArsyfa berusaha bertanggung jawab atas kecerobohannya. Namun, pada akhirnya kecerobohan yang ia coba sembunyikan terkuak hingga melebarkan jarak antara dirinya dan Athif, orang yang dicintainya. Ia ingin memangkas jarak itu. Tapi, jika bentangan jar...