2. Tak Menyapa

54K 3.1K 17
                                    

Rumus mencintaimu itu dengan cara bersabar ditambah tulus lalu dikalikan
.
.
.

Menjelang pagi hari, Kalea kembali ke rutinitas biasanya. Hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas itu tandanya tahun ajaran semester ganjil akan segera berakhir. 

"Ayya, nanti liburan ke rumah Eyang Ibu mau?" ujar Kalea sebelum berangkat ke sekolah. Karena mereka masih sarapan, dengan Kalea yang sedang menyuapi Ayya. Eyang Ibu adalah panggilan Nenek untuk Ibunya Kalea.

"Mau Bunda mau!!" sahut Ayya riang membuat Kalea tersenyum.

"Oke, lima hari lagi kita berangkat." beritahu Kalea sambil terus menyuapinya hingga habis tak tersisa.

"Yeay!" seru Ayya lantas membuat Kalea lagi-lagi tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala Ayya.

Namun tiba-tiba air muka Ayya berubah sendu, "Tapi Ayya kangen sama Daddy, Bunda. Ayya mau ketemu sama Daddy."

Pernyataan Ayya membuat Kalea merasa sedih sekaligus bersalah, karena secara terang-terangan ia sudah memisahkan hubungan Anak dan Ayah tersebut. Namun ini bukan kesalahan tapi takdir--jalan hidupnya. Mereka harus berpisah karena suatu hal, mungkin kesalahpahaman.

Kalea menarik napas dalam untuk menghilangkan sesak di dadanya. "Daddy kan lagi sibuk kerja,"

Jawaban yang selalu sama.

"Daddy udah nggak sayang sama Ayya lagi ya, Bunda?" Kalea tak  kuat lagi untuk tidak menangis itu segera memeluk putri semata wayangnya yang kini sudah menangis.

"Daddy selalu sayang sama Ayya, tapi sekarang Daddy lagi sibuk kerja. Ayya terus doain Daddy, ya." tutur Kalea lalu ia pun melepaskan pelukannya. "Nah, sekarang Ayya sekolah dulu, oke!" ujarnya dengan menghapus air mata Ayya.

"Maafin Bunda," tutur Kalea dalam hati. Ia menghapus air matanya lalu menatap Ayya dengan tersenyum.

Lalu mereka pun segera berangkat ke sekolah karena waktu semakin berputar.

°^°

Dua hari kemudian, Kalea sedang mengerjakan raport milik anak didiknya. Agar ketika liburan tiba ia tak memusingkan tugas tersebut, karena pihak sekolah memberikan raport tersebut setelah usai liburan. Jadi, untuk saat ini Kalea akan mengerjakannya terlebih dahulu.

"Bunda!" panggil Ayya yang baru saja bangun dari tidur siangnya. Mendengar suara anaknya itu Kalea segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Ayya yang masih tiduran di atas kasur.

"Kenapa?" tanya Kalea begitu dirinya sudah di kamar. Duduk di samping ranjang sambil menyingkirkan helaian rambut Ayya yang menutupi wajah ayunya.

"Ayya pengen es krim Bunda, tadi Ayya mimpi makan es krim." ujar Ayya.

"Oh ya? Gimana kalo belinya besok?" kata Kalea. Karena baru tiga hari yang lalu Ayya memakan es krim. Kalea tak melarang anaknya melakukan apapun tanpa adanya batasan. Akan tetapi mencegahnya jika itu tidak atau belum boleh dilakukan oleh Ayya. Kalea juga tak memanjakan Ayya, karena ia sangat paham--memanjakan anak tak baik untuk emosionalnya.

Ayya cemberut. "Pengen sekarang, Bunda."

Sejenak Kalea terdiam, mencari cara untuk mengalihkan Ayya dari es krim. "Eum, gimana kalau susu coklat, mau?" tawar Kalea.

"Nggak mau, Ayya pengen es krim Bunda!" suara Ayya sedikit meninggi dengan nada merengek dan siap menangis.

"Bunda teleponin Daddy, gimana?" Kalea terus mencoba mengalihkan Ayya dari es krim. Sebenarnya, ketika Ayya sering memakan es krim akan membuat Ayya flu dan batuk. Itulah kenapa Kalea sedikit memberi jarak waktu.

R E P E A T | TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang