Part 1

7.1K 114 9
                                    

Beep... Beep.... Beep...

            “HOAM!!” aku menguap, dan mematikan alaramku. Dengan malas aku melihat jam pada alaramku. Jam 5.15 AM. Sadar sudah pagi, aku langsung cepat-cepat mandi dan berpakaian. Saat setelah sarapan, Bunda baru bangun dan tersenyum melihatku. Aku mencium pipinya dan berpamitan. Tak lupa aku menyambar bungkusan pink di meja belajarku. Dan melindunginya dalam perjalanan ke sekolah.

            Seperti biasa, aku datang ke seklah masih sepi. Paling hanya Jang Joon Ha, temanku yang dari korea dan hoby menggambar graffity. Lalu Thomas, tipe kutu buku, walau tidak bisa di bilang sahabat, dia selalu membantuku dalam belajar, khususnya ujian. Lovely,  menggangu Joon Ha saat menggambar. Dan yang terakhir adalah pria tertampan nomor 1 di sekolah dengan sikap misterius, dingin dan menjauh dari keramaian. Ryuuzaki Gin, dari Jepang.

            Saat aku duduk di bangkuku yang di samping Luana, letaknya di tengah kelas. Aku langsung membuka bungkusan yang aku bawa dengan hati-hati itu. Isinya coklat. Bertepatan karena hari ini adalah Valentine. Ini adalah coklat buatan tangan pertamaku, sengaja aku buat untuk di bagi-bagikan ke teman-teman, berhubung aku juga tidak punya pacar. Tapi bukan teman satu kelas, tapi teman-teman dekatku saja.

            Aku membagi-bagikan coklat tersebut ke teman-temanku. Joon Ha, Lovely, dan Thomas, lalu untukku sendiri. Aku baru sadar, aku membuat terlalu banyak coklat, dan sekarang sisa untuk 1 orang. Lalu aku menimbang-nimbang ini untuk siapa.

            “Coklatnya enak, tapi kurang manis Gil. Tapi untuk percobaan pertama, lebih dari bagus kok.” Puji Thomas setelah makan coklat buatanku.

            “Iih! Coklatnya enak, terus bentuknya lucu banget! Gambar hello kitty, coba kamu warnain pink, lebih unyu lagi. Makasih ya!” Kata Lovely sambil memelukku.

            “APA-APAAN NIH?! Coklatnya emang enak, tapi BENTUKNYA?! HELLO KITTY, NGELEDEK LO YA?!?!” protes Joon Ha, walau begitu, dia tetap menghabiskannya. Aku senang dengan pendapat mereka. Dan akhirnya, coklat terakhir aku berikan ke Ryuuzaki. Pria pendiam dan misterius itu. Walau aku tidak terlalu tertarik dengan gossip-gossip tentangnya dan wanita-wanita yang mengelilinginya, tapi rumor tentang wajahnya benar. Bisa membuat orang yang didekatnya –wanita- menggila.

           Dengan ragu aku mendekatinya. Bahkan Chateline, perempuan yang memang sudah di akui ter-sexy saja di acuhkan. Walau dia pendiam dan sikapnya dingin, tidak bisa di pungkiri dia sangat tampan. Dengan mata sipit, bola mata warna hitam yang dingin dan tajam, hidung agak mancung, dan bibir tipis menghiasi wajahnya. Tubuhnya juga tergolong atletis, dan dia tinggi. Membayangkannya saja sudah membuat para wanita nosebleed (mimisan).

            “R-ryuuzaki. A-aku mau kasih kamu coklat. Tapi-tapi karena aku bawanya kebanyakan, bukan niat. K-karena sayang kalau di buang, jadi aku kasih kamu. Tapi kalau gak mau, jangan di buang. Kasih yang lain aja.” Kata ku terbata-bata sambil menaruh coklat itu di atas mejanya. Karena banyak wanita yang membawa makanan ke Ryuuzaki tapi semuanya di tolak. Biasanya kalau tidak di bentak, dia langsung jatuhin ke lantai. Makanya itu, aku agak ngeri ngasih dia. Aku buru-buru duduk ke mejaku. Terbesit keinginan untuk melihat nasib coklat pertamaku itu. Dan diluar dugaan, Ryuuzaki memakannya.

            “Buatan tangan ya Gil?” tanya Ryuuzaki sambil mengemut ibu jarinya yang terkena coklat. Mungkin itu biasa bagi Ryuuzaki, tapi itu terlihat sangat sensual di mata ku.

            “I-iya. Gak enak ya? Sorry, buatan pertamaku sih. Hehe” kataku memaksakan tertawa.

            “Hmm... Kalau di bilang gak enak sih engak juga. Tapi jujur, ini kurang manis. Thanks ya!” Kata Ryuuzaki ramah. Keramahannya itu sekejap membuatku memungkiri bahwa dia itu mengerikan dan sangat dingin. Dia sebenarnya sangat baik, mungkin karena terlalu sering di kejar-kejar oleh cewe yang menyukainya, jadi dia membuat kepribadian dingin supaya mereka menjauh. Tapi nyatanya mereka malah bertambah banyak.

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang