Author Prov.
"Kalo lo butuh pelampiasan, tuh ada pereknya kelas dan fans fanatik lo. CHATELINE!! Jadi jangan sama gua!!" kata Abigail kasar.
"So? Setiap cewe sama di mata gua." kata Gin enteng.
*PLAK* tamparan keras mendarat ke pipi mulus Gin.
"Aaahh. sakit.." ringis Gin sambil mengusap-usap bekas tamparan Abigail yang memerah. "APA-APAN SIH LO?!" bentak Gin.
"Persetan dengan orang jepang! Kalian semua BRENGSEK!" kata Abigail kesal lalu pindah tempat duduk di samping Lovely. Tapi sebelum itu, dia menahan bahuku.
"Kan elo sendiri yang bilang orang tampan punya 'hadiah', jadi gua hanya memanfaatkan hadiah yang gua punya." hardik Gin sambil menahan bahuku.
"Gua memang pendek di bandingkan tubuh jangkung kalian, gua gak persolek karena memang gua gak suka bahan kimia, gak seperti Chateline yang mukanya penuh bahan kimia. Gua gak sesexy Chateline karena memang inilah gua. NATURAL! Gua tahu apa yang ada di dalam diri gua tanpa kalian bawain 'cermin'." kata Abigail berapi-api. "Kenapa harus gua? Kenapa gak Chateline yang dapat hadiahnya? Kenapa? Gua cukup sakit hati melihat Toushiro menghina gua terus! Gua gak perduli tanggapan kalian sama gua. CUKUP GUA YANG TAHU!! Jadi tanpa kalian kasih tau atau hina, GUA SADAR DIRI BRENGSEK!" kata Abigail menahan tangis, tapi beberapa butir kristal jatuh dari pelupuk matanya. Abigail melepas paksa cekalan Gin -yang mengendur- lalu pergi ke samping Lovely.
Chateline langsung memanfaatkan situasi, dia langsung mendaratkan pantatnya di bangku Abigail yang kosong.
"Aduduh, kasihan deh. Jadi rendah diri deh." kata Chateline dengan nada di buat imut. Dan terdengar menjijikkan di telinga Ryuuzaki.
"Tanpa elo bilang juga nenek-nenek buta tau! Gua gak butuh saran atau apapun dari mulut menjijikkan lo itu! Mending elo minggat! Ini bangku Abigail!" kata Ryuuzaki pedas.
"Eh, tapi kan Abigail udah minggat. So, this chair empty now! (Jadi bangku ini kosong sekarang). kata Chateline yang pantang menyerah menggoda Ryuuzaki.
"But, this chair not for you! BITCH!" (Tapi bangku ini bukan untuk elo.) kata Ryuuzaki kasar.
"Yea, i'm bitch just for you." (YA, gua ****** cuman buat lo). timpal Chateline. Ryuuzaki muak mendengarnya, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Di samping Kuchiki fans beratnya Chateline, pasti mudah memintanya bertukar tempat duduk. pikir Ryuuzaki. Aku beranjak untuk memaksanya bertukar tempat duduk. Dan belum selesai aku berbicara, dia langsung setuju. Jadilah kedua pangeran sekolah duduk sebangku.
Chateline langsung naik pitan saat yang kembali bukan Ryuuzaki malahan bocah ingusan. Dan saat ingin kembali, ternyata tempat duduknya sudah di tempati oleh sebangkunya Lovely yang pindah karena Abigail duduk di sana. Dan saat ingin memaksa untuk pindah, guru masuk. Terpaksa lah aku duduk di samping bocah omes ini. pulang-pulang harus mandi kembang nih gue. pikir Chateline jijik.
Saat jam pelajaran ke-2 Abigail jatuh pingsan. Dan dengan cekatan mendahului Lovely, Toushiro langsung membopong tubuh kecil Abigail ke UKS. 15 menit kemudian, Ryuuzaki menyusul dengan alasan sakit perut. Dan dengan pesonanya, tanpa banyak berbohong, dia langsung di ijinkan.
Dia masuk ke UKS dan melihat Toushiro sedang berkutat dengan handphonenya. Dia masuk dan meletakkan roti yang tadi dia beli -mampir ke kantin dulu-.
"Ekhem." Ryuuzaki melancarkan Tenggorokannya.
"Ada keperluan apa ya?" tanya Kuchiki enteng. (di percakapan ini Toushiro memakai nama keluarganya. 'Kuchiki')
"Sebenarnya apa sih yang terjadi dengan TTS?" kata Ryuuzaki langsung to the point.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love
Teen FictionAbigail sesungguhnya punya hati yang baik dan sangat ceria. Dia di kelilingi oleh kakak-kakak laki-lakinya yang sangat amat menyayanginya. Tapi semuanya itu tidak akan dia tunjukkan lagi semenjak Ayahnya (Kai Hitsugaya) melukai hati sang Ibunda terc...