Part 13

896 48 1
                                    

Jujur, aku mencintainya. Sangat.

_________________________

Author pov.

"Bun?" tegur Abigail dan mengembalikan Bunda ke dunia.

"Kenapa sayang?" tanya Bunda lembut.

"Bunda gak usah maksain kalau belum siap." kata Abigail lirih.

"Biar kamu tahu." kata Bunda sambil mengelus kepala Abigail sayang.

"Baiklah." kata Abigail membetulkan posisi meringkuk di dekapan Bunda.

Cerita itupun berlanjut.

____________________________________________________

Jasmine Pov. (Flashback)

Tapi aku lupa akan satu hal. Dia itu Playboy. Aku kira bahkan aku sudah melupakan sifatnya itu. Ternyata itu masih melekat erat pada dirinya.

Saat aku hamil 3 bulan, aku mengetahui hal yang paling menyakitiku. Dia telah menikah, jauh sebelum bertemu denganku. Dia telah memiliki anak, anak kembar yang tampan, sudah kira-kira berumur 10 tahun. Tampan, mirip seperti Ayahnya.

Aku bertahan, hanya karena untuk anak ini. Anakku tercinta. Biarkan hatiku dingin, jika anak ini bisa berbahagia, tanpa merasakan broken home dan hangatnya rumah.

Aku mengelus-elus perutku dengan lembut dan sayang. Tak sadar aku menitikkan air mata sedih. Kenapa takdirku harus seperti ini? Anak ini?

Awalnya, aku sangat membenci Kaname dan Kiriyuu. Sangat, tapi saat mereka datang, karena Ayah dan Ibunya pergi keluar Negri.

Mereka sangat manis dan tampan. Pertama kalinya aku tersenyum tulus pada keluarga Kai. Mereka sangat menghormatiku, aku jadi ingin segera punya anak.

Aku harap jika mereka sudah mengerti posisi anak ku ini, mereka tetap menyayangi dia.

Dan akhirnya aku melahirkan anak perempuan yang manis dan cantik. Aku menamainya Abigail. Dan sedihnya, Kai bahkan tidak ada saat aku melahirkan. Sakit.

Tapi anehnya, saat mengetahui aku melahirkan, dia berubah. 180 derajat. Menjadi ayah yang baik, suami idaman. Yah kalian pasti tau seperti apa, bayangkan saja sendiri.

Terbesit kebahagiaan padaku, walau masih ragu pada sikap playboynya. Tapi seiring berjalannya waktu. Anak manisku sudah tumbuh dan berumur 2 tahun.

Dan, aku memergokinya bercinta di kantor. Dengan sekertarisnya yang sexy dan montok. Hancur duniaku saat itu juga. Bukan karena sekertarisnya cantik dan sexy, tapi dia menghianatiku untuk yang ke 2 kalinya, tapi dengan bodohnya aku masih bersabar.

Aku bodoh kan? Aku tahu, tapi demi anak ku Abigail, supaya dia tidak merasakan broken home aku bertahan. Sekalipun harus menjalani rumah tangga yang tanpa cinta pun aku rela. Tapi orang punya batasnya, dan kelakuan Kai membuatku di batas jenuh. Saat itu ulang tahun ke 4 Abigail.

I'm give up. I'm sorry my beloved daughter. Your mom tired.

______________________

Author pov.

"Kenapa gak saat aku lahir atau umurku 2 tahun aja Bunda pergi?! Bunda menempatkan ku pada posisi yang paling salah." kata Abigail sesegukkan.

"Maaf, tapi bagaimana bisa Bunda merasakan kamu broken home." balas Bunda menyesal.

"Ah. Tapi kenapa baru saat umurku 4 tahun Bunda menyerah?" tanya Abigail penasaran.

"Ah, waktu itu."

Flashback Jasmine pov.

"Mama.. Mama.." seru Abigail kecil dengan bahagia dan berlari. Aku jongkok dan menangkap tubuhnya yang sedang belajar berjalan itu.

"Ada apa sayangku?" tanyaku gemas sambil mencubiti pipinya.

"Papa.. Papa.." ucap Abigail kecil dengan terbata.

"Kamu mau ulang tahunmu di rayakan dengan papa?" tanya ku pelan. Berharap dalam hati bahwa Abigailku menggeleng.

Tapi, dia mengangguk. Aku ragu untuk meng'iya'kan kemauannya, firasatku buruk. Tapi melihat mata hitam bulatnya menatapku penuh harap, aku tak kuasa untuk menolaknya. Dan dengan senyum pahit, aku meng'iya'kan kemauannya.

Aku menjalankan aplikasi BBM dan mencari kontak suami yang jarang menganggapku istrinya, Kai Hitsugaya.

Aku : PING! Aku ke kantormu sekarang, anakku pengen merayakan ultahnya brg kamu.

Tanpa lama, aku berangkat setelah mengganti baju princess ku dengan baju yang manis karena ini ulang tahunnya.

Aku langsung melesat ke kantornya langsung menuju ruangannya. Terdengar suara Abigail yang sangat ceria menunggu untuk melihat Ayahnya tercinta.

Aku menyeritkan dahi bingung saat melewati meja sekertarisnya yang kosong. Firasatku benar-benar buruk.

Aku membuka pintu kayu itu dengan perlahan. Suara desahan yang pertama kali aku dengar. Dan putri kecikku menerobos masuk membuat aku melihat aktivitas terhina itu semakin jelas.

Kai kaget karena ada tangan kecil yang mengoyang-goyangkan sambil dengan cerianya memanggilnya 'papa'

Sang sekertaris pun kaget bukan main. Mereka langsung menghentikan permainan panas dan saat berbalik, wajahnya pucat pasi. Aku mendekati putriku lalu menganggkatnya. Dengan mata berlinang, aku mengangkat putri kecilku dan tersenyum manis.

"Sayang, sepertinya ayah sedang sibuk. Lain kali saja ya?" pintaku dengan suara bergrtar.

Abigail menatapku sekilas lalu ikut denganku tanpa pikir panjang.

"Jas... Mine." panggil Kai masih kaget.

"Jika kamu sebenarna ingin menceraikanku, lakukanlah dengan penuh kehormatan, bukan membuatku jadi orang paling tolol sedunia." desisku geram.

"Maaf." katanya sangat lirih sambil berusaha menenangkan Abigail yang kebingunga.

"Jauhkan tangan kotormu dari ku maupun anakku. Jangan dekati keluargaku lagi!" kataku tajam lalu keluar dari ruangan itu. "Satu lagi, aku akan tanda tangani surat perceraianmu. Atau aku yang membuatny?" tanyaku lalu pergi meninggalkan Kai sendirian.

Flashback end.

______________________

Author pov.

"Maaf bun." kata Abigail lirih.

"Tak apa sayang. Semuanya sudah berlalu." kata Bunda sambil merengkuh Abigail.

Dan aku benar-benar tidak habis pikir, ada orang se bajingan ayah. Geram Abigail dalam hati.

______________________

Hai hai... Maaf kalau cerota ini makin absrud. (Entah tulisannya bener). Terus Author minta vo+ment nya ya? Sip! Reader yg baik harus meninggalkan jejak. Vote gak bayar kok

Makasih udah baca.
echa_volt

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang