"Maaf, kamu siapa?" tanya Kai bingung.
______________________
Abigail Pov.
Eh? Dia tidak mengenaliku? Eh, bener juga sih, dia kan udah gak ketemu aku sejak umur 3 tahun.
"Sebelum saya memperkenalkan diri, boleh saya duduk? Cape nih." rajukku dengan nada masih formal.
"Ah silahkan." kata Kai gelagapan sendiri.
"Sebenarnya kedatangan saya tidak terlalu penting, malahan sama sekali tidak ada hubungannya dengan perusahaan." kata ku sengaja menggantukan kalimat.
"Lalu?" raut wajah Kai sudah menunjukkan bahwa dia ingin aku segera penrgi karena ini sangat tidak menarik.
"Tapi ini berhubungan dengan karma di masa lalu. Pembalasan apa yang telah anda lakukan pada perempuan satu-satunya harta berharga saya." kataku merubah pola permainan dengan suara yang di buat misterius.
"Maksud anda?" Kai mulai mencoba membangun benteng pertahanan dengan memikirkan alasan atau apapun yang membuat nyaliku ciut. Walau aku manja tapi sebenarnya aku rubah yang sangat licik.
"Jasmine. Masih kenal dengan nama itu?" tanyaku santai, merubah pola permainan lagi untuk membuatnya bingung.
Kai cukup berfikir keras. Banyak juga wanita yang dia tiduri sampai tidak ingat bunda. Ejekku dalam hati.
Sekitar 1 menit aku membiarkan dia befikir sampai dia frustasi sendiri. Terlihat dari matanya yabg bingung dan menatapku penuh antisipasi.
"Tenang, saya tidak akan mengigit anda." kataku tersenyum menenangkan dengan sorot mata geli.
Kai menyipitkan matanya bingung. Dia bingung dengan pola fikirku. Dan bingung dengan permainan ini. Dia memutar-mutar handphone-nya dengan berfikir keras.
"Apa saya sebegitu mengerikannya sampai anda membuat atmosfer yang meneganggkan? Santai saja." kataku mencoba mencairkan suasana.
"Langsung to the point saja. Saya sibuk." kata Kai tegas, dari matanya dia sudah penasaran dan frustasi.
"Haha, saya tadi sempat membaca jadwal anda. Memang benar, semakin besar usia seseorang membuat egonya makin besar." sindir ku halus dan aku tau dia mengerti. "Okey. Aku ke sini ingin minta penjelasan sebelum aku menuntut balas." kataku mulai serius.
Sempat kaget dengan perubahan suasana dan rautku dengan cepat dan Kai langsung mengendalikan wajahnya jadi businessman.
"Penjelasan seperti apa? Dan siapa wanita itu?" tanya Kai meremehkan supaya untuk mengembalikan harga dirinya yang terinjak-injak oleh sikapku.
Sempat naik amarahku saat mendengar nadanya menyamakan bunda tercintaku dengan wanita murahan milikknya. Tapi melihat sorot mata kemenangan yang aku lihat dari Kai menyadarkanku tentang permainannya. Main-main dia dengan anak tirinya ya, boleh juga. Pikirku sinis.
"Wanita yang penrah menikah dengan anda dan melahirkan anak perempuan dan anda ketahuan bercinta saat ulang tahun ananknya yang ke 3. Jasmine Lady. Ingat? Aku harap iya." kataku sinis. Dan matanya melotot hebat karena kaget.
"Melihat dari ekspresi anda, saya simpulkan anda ingat." kataku masih sinis.
"Dan anda selalu mengirimkan uang untuk menebus dosa padahal itu membuat Jasmine terpuruk karena mengira dirinya di anggap pelacur oleh bajingan seperti anda." aku bersedekap dada lalu menyender dan menatap Kai yang merasa sangat bersalah mengingat kejadian itu.
"Cukup! Apa yang anda inginkan? Uang? Sebutkan nominalnya!!" teriak Kai frustasi.
"Dasar orang kaya. Uang terus yang difikirkan. Uang bisa di cari, obat sakit hati dan penderitaan? Di jual di mana? Kalau dia masih membuka hati, kalau dia rapuh? Makanya jangan menggampangkan orang, tuan Kai Hitsugaya yang terhormat." sindirku tajam.
"Lalu, maumu apa?!" tanya Kai gusar.
"Penjelasan." ucapku santai.
"Penjelasan? Untuk apa? Anda sudah mengetahui semuanya!" kata Kai kesal karena di permainkan olehku.
"Jika aku tahu semua, tidak mungkin aku repot-repot bolos sekolah dan kesini?" ujarku polos.
Kai mengusap wajahnya dengan kasar. "Baiklah, apa yang ingin kamu ketahui?" tanya Kai berusaha mengendalikan amarahnya yang naik karena mengingat tentang Jasmine.
"Semuanya, tentang hubungan kalian. Saya ingin melihat dari sudut pandangmu. Saya harap sih jujur."
"What?? No way!!" katanya keras.
"Yaah! Padahal sudah repot-repot kemari lho." kataku sebal.
"Tidak akan! Never." ucapnya final.
Aku terdiam. "Ah, berarti anda tinggal menunggu pembalasan." kataku tenang tapi mataku memancarkan sorot bengis.
"Saya tidak takut." kata Kai tegas.
"Saya tidak menakuti anda. Tapi apa yang anda perbuat, harus di balas setimpal." aku masih mencoba memojokkannya.
Dia mulai ragu, tapi doa tetap keras kepala. "Silahkan."
"Aku ada berita, ini pembukaan. Jika anda tidak menjelaskannya dengan detail, maka, saya sendiri yang akan menyentuh, bahkan menyiksa nona Jasmine Lady, untuk mendapatkan infomasi." kataku tegas lalu beranjak dari sana. "Permisi." kataku pamit, walau sebenarnya aku sudah pusing.
"Hah?! Apa?!" kata Kai gelagapan. "Baik-baik. Akan aku ceritakan. Jangan sentuh dia!" kata Kai serius.
Sekilas, tercetak evil smirk di wajah cantik Abigail.
___________________________________________________________
Yo para silent reader! Tolong tunjukan jejak kalian. Vo+Ment Please!
Eh, part ini sengaja di buat pendek karena part selanjutnya itu full flash back. Paling disertai percakapan kecil. maaf ya.dan terima kasih sebanyak mungkin karena kalian udah mau nyempetin baca cerita absrud ini.
WARNING. TYPO BERTEBARAN. HARAP MAKLUM. :)
Echa_VOLT
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love
Teen FictionAbigail sesungguhnya punya hati yang baik dan sangat ceria. Dia di kelilingi oleh kakak-kakak laki-lakinya yang sangat amat menyayanginya. Tapi semuanya itu tidak akan dia tunjukkan lagi semenjak Ayahnya (Kai Hitsugaya) melukai hati sang Ibunda terc...