Part 20

1.2K 51 3
                                    

"GIN AWAS!!" teriak Abigail dan tidak sampai detik berikutnya, badan truck itu menimpa mobil GIn. Dan semuanya,

Gelap..

******

WARNING! TYPO BERTEBARAN

******

PART 20

Drrtttt.... Drrttt...

Getaran handphone mengalihkan konsentrasi Jasmine dari rapat direksi. Sebagai sekertaris CEO dia cukup berpengaruh. Perlahan Jasmine mengintip di kantong blazernya untuk melihat siapa yang menelefon. Tapi saat di lihat, ternyata hanya nomor, artinya tidak dikenal. Yang biasanya Jasmine akan mengabaikannya, atau malah mereject. Tapi entah dorongan dari mana, Jasmine rasa ini sangatt penting. Jadi dia memberanikan diri untuk mencolek atasanya. Saat atasannya menoleh, Jasmine memberikan kode untuk ijin mengangkat telefon dengan kata urugent. Dan langsung di ijinkan. Jasmine keluar dari ruang rapat untuk mengangkat telefon itu.

"Halo! Disini Jasmine Lady, ada yang bisa saya bantu?" tanya Jasmien formal.

"Halo ibu, kami dari kepolisian ingin bertanya. Apakah ibu mempuyai anak perempuan bernama Abigail?" tanya polisi laki-laki itu sopan dari sebrang.

"Maaf pak, nama Abigail itu banyak. Tolong paparkan ciri-cirinya pak." kata Jasmine dongkol.

"Baiklah, anak ibu memakai kemeja putih lengan panjang yang di gulung sampai siku, celana pendek jeans, dan sepatu convers merah. Punya warna rambut yang hitam dan panjang. Dia pergi bersama mungkin pacaarnya, namanya Ryuuzaki Gin, orang tuan Ryuuzaki sudah di telfon." kata polisi itu panjang lebar.

"I-itu memang anak saya pak." kata Jasmine kaget karena mendengar nama 'Ryuuzaki Gin'. "Ada apa ya pak?" tanya Jasmine was-was.

"Anak ibu kecelakaan lalu lintas bu. Badannya terhimpit badan truck yang lepas dari bautnya." jelas poisi itu.

"B-bagaimana ke-adaan anak saya pak?" tanya Jasmine khawatir, terlihat dari raut wajahnya yang memucat.

"Dia sudah di evakuasi dan di larikan ke rumah sakit *** bersama pacarnya. Keadaan sekarang kritis bu."

"Astaga, Abigail!" tanpa sadar Jasmine terisak. "Dimana lokasi terjadinya pak?" tanya Jasmine lagi.

"Di Tol ***, KM *** , sepertinya mereka sedang jalan pulang menuju Jakarta. Ibu tolong ke rumah sakit secepatnya." seru polisi itu.

"I-iya, tolong kirimkan alamat rumah sakitnya. Secepatnya ya pak." kata Jasmine lalu mematikkan sambungan telefon. Tanpa sadar, dia sudah menitikkan air mata. Tubuhnya luruh dan dia pasti akan mendarat keras jika tidak di topang bosnya yang memang mencarinya karena Jasmine terlalu lama.

"Jasmine, ada apa?" tanya bos khawatir.

"Sir, saya ingin izin pulang." kata Jasmine to the point.

"Berikan alasan yang jelas. Saya tidak mungkin mengijinkan karyawan pulang dengan alasan yang tidak jelas." kata bos itu tegas.

"Anak saya." kata Jasmine terputus karena suaranya bergetar, tidak kuat untuk melanjutkan kalimatnya.

"Anak kamu kenapa? Sakit? Setahu saya dia udah kuliah. Gak usah sekhawatir itu Jasmine! Dia sudah besar!" tegur bos Jasmine.

"Abigail, kecelakaan, dan dia kritis sekarang." timpal Jasmine lirih. Dan bosnya itu syok berat.

"Astaga, kenapa tidak bilang dari tadi? Mau saya antar? Kalau gitu, saya ijinkan kamu langsung, barang-barang kamu nanti saya suruh teman kamu mengambilnya. Pergilah, ini anggap aja permintaan maaf saya sudah marah-marah sama kamu. Hati-hati ya!" Ucap sang bos tulus lalu masuk kembali keruang rapat setelah memberikan Jasmine uang 5 lembar ratusan dan belum sempat juga Jasmine tolak. Dengan segera, Jasmine langsung berlari ke arah jalan, dan beruntung langsung dapat taksi. Jasmine masuk dengan kilat lalu menunjukkan HPnya pada sopir.

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang