PROLOG

11.4K 730 29
                                    

Mark dan Haechan, pengantin baru yang akan tinggal di sebuah apartemen di kawasan pusat kota.

Sky Garden, adalah nama apartemen yang akan mereka tinggali, memilik 15 lantai, 5 unit di masing masing lantai, dan memiliki konsep bangunan yang mewah, membuat Mark tertarik untuk tinggal bersama pasangan nya di sana.

Hari ini adalah hari di mana mereka akan pindah dari rumah orang tua Mark, selama kurang lebih satu bulan sepasang pengantin baru ini mendiami rumah tersebut, dan mereka memutuskan untuk pindah dengan niat tidak ingin merepotkan pihak mana pun.

"Kalian yakin mau tinggal sendiri? padahal mamih sama sekali gak keberatan loh kalian tinggal di sini, malah karena kalian, mamih jadi gak kesepian di rumah ini," ujar sang Mamih sembari menatap anak semata wayang nya Mark.

"Benar kata mamih mu, lagi pula sebentar lagi papih akan ke luar kota, kasihan mamih mu tidak ada teman nya, kan kalo kalian disini, Haechan bisa menemani mamih," papih Mark kini ikut buka suara.

"Aku dan Haechan hanya ingin mandiri," Mark menatap kedua orang tua nya itu secara bergantian.

"Kalo masalah yang papih bilang, aku akan sering sering main ke sini kok, biar mamih ada teman nya," pria manis itu tersenyum, membuat kedua orang di hadapan nya pun luluh.

"Ya sudah, lagi pula itu kan keputusan kalian berdua. Asalkan, menantu mamih yang satu ini jangan sampai kenapa napa ya," ujar nya menatap Mark.

"Iya mih, aku akan jaga Haechan, dia gak akan kenapa napa kok," balas Mark dengan cepat.

"Bagaimana Mark, untuk masalah pekerjaan mu?" ujar Papih Mark setelah menyeruput kopi panas yang terletak di atas meja makan.

"Besok aku mulai bekerja di perusahaan Multimedia, kebetulan kantor nya dekat dengan apartemen kami nanti," ujar Mark sembari memberikan dua helai roti kepada Haechan.

"Apa jabatan mu di sana?" tanya papih nya dengan nada suara mengintrogasi.

Ini yang Mark tidak suka dari papih nya, selalu merendahkan suatu hal, untung saja ia mendapatkan jabatan yang tinggi di kantor nya nanti.

"Chief Operating Officer," jawab Mark singkat.

"Coba saja kau berkerja di perusahaan milik papih, kau akan mendapatkan jabatan satu tingkat di atas itu," ucapan papih nya kali ini di sambut oleh tatapan tak suka dari sang istri.

"Harusnya kau bangga mempunyai anak yang berusaha mandiri dalam segala hal," ketus mamih Mark.

"Siapa yang bilang aku tak bangga pada nya?" ujar enteng Papih Mark.

Disisi lain Haechan hanya menyibukkan diri nya dengan dua helai roti dan selai untuk Mark, ia hanya tak ingin ikut campur pada urusan keluarga pasangan nya itu.

"Seperti nya aku harus ke apartemen sekarang," ujar Mark.

"Tidak bisa kah menunggu nanti sore atau malam saja?" ujar Mamih nya yang sudah memasang wajah memohon.

"Aku dan Haechan harus menyusun barang-barang terlebih dahulu, belum lagi besok aku sudah mulai berkerja," Mark menolak mamih nya dengan cara halus.

"Mamih ada benar nya Mark, lebih baik nanti sore saja," ujar Haechan sembari memberikan dua helai roti yang sudah di oleskan selai kacang kepada Mark.

"Tidak bisa, kita harus ke sana sekarang, oke?" ucap Mark yang setelah nya mengambil roti tersebut dan memakan nya.

Sarapan pagi di meja makan keluarga pun telah usai, kini Mark sedang mengambil seluruh barang barang yang harus ia bawa ke apartemen baru nya, bagasi mobil Fortuner putih nya itu sudah hampir penuh.

"Masih banyak?" tanya Haechan yang terduduk di dalam mobil, di sebelah kursi pengemudi tepat nya.

"Tinggal satu boks lagi," ujar Mark

"Biar ku bantu," Haechan sudah membuka mobil namun tangan Mark langsung mengahalangi pintu mobil tersebut agar tetap tertutup.

"Tidak usah, ini pekerjaan ku," Mark mengacak rambut Haechan dari lubang jendela mobil dan setelah nya ia berlari masuk ke dalam rumah.

Beberapa saat kemudian, Mark keluar dari rumah membawa sebuah boks, di belakang nya terdapat Mamih dan Papih nya, bersiap untuk sebuah perpisahan, melepaskan anak semata wayangnya hidup sendiri bersama sang pasangan, pasti ini adalah mimpi buruk setiap orang tua muka bumi ini, melihat sang anak meninggalkan rumah.

"Semua sudah siap?, aku mau turun dulu, kita harus berpamitan dengan mereka," ujar Haechan.

Mark hanya mengangguk dan membukakan pintu mobil nya untuk Haechan, dengan cepat Haechan turun dari mobil, menggandeng Mark dan berjalan menuju Mamih dan Papih Mark.

"Kita ingin berpamitan," ujar Mark menatap kedua orang tua nya secara bergantian.

Nampak kesedihan di raut wajah mamih nya, hal itu membuat Mark dan Haechan ikut merasakan kesedihan tersebut.

"Jangan bersedih mamih, aku dan Mark akan sering sering ke sini kok," Haechan memeluk Mamih dari pasangan nya itu sembari tersenyum.

"Kau memang pria yang manis yang baik hati," ujar mamih Mark mengelus rambut Haechan.

"Jaga mamih ya pih, jangan sering-sering di tinggal," kini Mark memeluk papih nya itu.

"Menjadi kepala keluarga sudah menjadi kewajiban papih menjaga mamih mu, kamu juga Mark Lee, sebagai kepala keluarga kau harus menjaga pria manis itu," goda papih nya.

"Itu sudah pasti, aku belajar banyak dari mu," Mark kini melepaskan pelukan nya.

Begitupun dengan Haechan, yang kini sudah terlepas dari pelukan mamih Mark.

"Kita akan pergi sekarang, jaga kesehatan kalian, dan selalu doakan aku," Mark kini memeluk sekilas mamih nya.

"Pasti," tangis di wajah mamih Mark kini berganti senyuman.

Kemudian, Haechan tersenyum bergantian kepada Mamih dan Papih pasangan nya itu sebelum ia berjalan bersama Mark menuju mobil putih nya.

~~~
TO BE CONTINUE
~~~

Sky Garden // MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang